Oleh Erwin Parengkuan

3 istilah dari bahasa Yunani ini secara langsung dan tidak, pernah/sering kali kita gunakan dalam berinteraksi sehari-hari bahkan sampai dalam konteks bisnis/penjualan.

Mari kita bahas artinya masing-masing:
Ethos adalah sebuah kredibilitas yang dimiliki seseorang/organisasi dalam menjalankan perannya, termasuk dalam menciptakan brand awareness, brand loyalty, brand credibility dan social validation. Seseorang yang memiliki Ethos yang kuat, dapat dengan mudah menyampaikan pesan mereka dengan percaya diri sehingga akan sangat meyakinkan dengan apa yang mereka ketahui dari berbagai informasi/keahlian yang dimilikinya dan mudah dengan cepat memperoleh “trust” dari lawan bicara seiring dengan hasil kerja yang sudah terbukti dan diakui oleh lingkungan.
Logos adalah cara penyampaikan yang dilakukan dengan logis/rasional, diterima dengan struktur yang selaras dengan tujuan komunikasi, tidak membingungkan dalam penyampaikan pesannya, tuntas tidak menimbulkan tanda tanya oleh lawan bicara. Termasuk dapat menampilkan data pendukung yang akurat dengan pendekatan yang sesuai, entah itu mulai dari memberikan perbandingan, melakukan analogi agar hal teknis yang disampaikan dapat diserap dengan baik termasuk menggembangkannya dengan menggunakan pendekatan metafora.

Pathos adalah melakukan penjelasan dengan alur bercerita yang dapat menggerakkan emosi lawan bicara, menampilkan kutipan dari figur ternama (misalnya) dengan pemilihan kata yang jelas dan menampilkan nilai-nilai penting yang berlaku secara umum.

Ketiga aspek ini menjadi fundamental dalam seseorang berbicara, berinteraksi dan mempengaruhi lawan bicara dan mengajak lawan bicara untuk dapat memahami apa yang akan disampaikan agar jelas diterima dengan baik dengan alasan yang dapat diterima. Walaupun istilah ini sudah ada sejak zaman Romawi kuno yang diciptakan oleh seorang filsuf terkenal Aristoteles dengan pengetahuan, keahlian dan sudut pandangnya yang luas mulai dari logika, fisika, metafika, komunikasi, biologi, politik dll dengan kemampuannya yang sangat mumpuni dalam 3 aspek tersebut (tetap) masih powerful hingga saat ini karena melibatkan logika, rasa dan kemahiran dalam berkomunikasi.

Dalam keseharian kita, ketika kita berbicara apakah anda masih sering kesulitan mengartikulasikan pikiran kedalam kata-kata? Sering kali saya melihat seseorang berbicara banyak sekali pemilihan kata yang tidak tepat digunakan. Seperti penggunaan kata yang ambigu (kalau tidak salah, mungkin, ee..ee, kayaknya dll) atau informasi yang diberikan sangat umum. belum lagi alur yang tidak runut dan terarah. Dalam tujuan mempengaruhi lawan bicara, pengetahuan, bobot materi yang disampaikan harus yang terbaru termasuk kekayaan dalam memiliki kosa kata yang beragam.

Ketiga istilah ini bila dimiliki oleh seseorang, ia akan mampu dengan mudah melakukan persuasi dan membuat lawan bicara bertindak atau memiliki perspektif yang baru. Tidak hanya dalam berkomunikasi aspek ini diperlukan tapi juga dalam setiap bentuk persuasi seperti iklan yang beredar dengan menggunakan 3 pendekatan ini.

Coba mulai sekarang buatlah target hal apa yang ingin diaktifkan dari 3 aspek tersebut, bila kurang data tentu anda harus lakukan riset, bila kurang lentur berbicara harus mempersiapkan alur/blue print akan tujuan bicara dan kenapa hal ini penting untuk anda sampaikan. Bila kurang pengalaman, cepat kejar dan perkaya dengan menggunakan riset yang memukau. Jangan lupa untuk menggunakan pendekatan emosi agar pesan mudah diserap dengan baik oleh lawan bicara.