Outbound Training sangat efektif meningkatkan kerekatan team kerja organisasi

Sudah dari tahun lalu kami menggiatkan divisi outbound training untuk organisasi perusahaan yang ingin membuat suasana kerja antara team member menjadi lebih solid, paham masing-masing kepribadian sehingga suasana kerja menjadi lebih kondusif dan meningkatkan kinerja perusahaan secara internal maupun eksternal.

Untuk kami selaku perusahaan jasa training yang sudah berkiprah selama 16 tahun dalam membantu banyak organisasi dari berbagai bidang untuk mahir berbicara dan meningkatkan rasa percaya diri dll selalu melakukan banyak modul-modul baru termasuk divisi outbound. Bulan lalu kami mendapat kepercayaan melakukan outbound training 1 hari kepada UNDP di Indonesia. Seperti kita tahu, organisasi dari PBB ini berisikan banyak kultur dari dalam dan luar negeri sehingga keragaman budaya dan kepribadian menjadi sangat dinamis.

Berlangsung di Cirebon, sisi pertama dimulai dengan saya memberikan sesi tentang pentingnya pemahaman tentang 4 tipe kepribadian manusia yang dijabarkan oleh Hipocrates di jaman Romawi Kuno, penjabaran yang terdiri dari sanguine, choleric, melancholy, phlegmatic dimana ini tertuang dalam buku yang pernah saya tulis dengan judul “understanding people-strategi taktis dalam berkomunikasi dengan berbagai kepribadian” Buku yang saya tulis 3 tahun lalu menjadi National Best Seller hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan. Dibuku ini yang merupakan hasil obeservasi saya dilapangan selama 18 tahun menyimpulkan bahwa kepribadian manusia sangat erat kaitannya dengan cara mereka berkomunikasi. Saya kemudian mengganti istilah tersebut menjadi si Kuat, Gesit, Rinci dan Damai, untuk memudahkan masyarakat Indonesia lebih paham akan makna sesungguhnya. Kesimpulan saya kegagalan kita dalam berkomunikasi karena punya kecenderungan untuk berbicara berdasarkan apa yang ingin kita sampaikan tanpa mempertimbangkan kepribadian lawan bicara.

Sesi dimulai yang terdiri dari hampir 100 orang, ini merupakan 1 kantor UNDP Representative Indonesia yang terbagi atas 2 divisi, Project dan Support. Mereka kami minta untuk mengisi form post test identifikasi kepribadian. Ada 26 soal multiple choice yang harus diisi terlebih dahulu. Kemudian setelah terbagi atas 4 kategori besar, masing-masing kelompok ini saya minta untuk maju dan kelompok lain diminat untuk memberikan komentar tentang mereka, begitu seterusnya.. Kelas menjadi meriah karena masing-masing peserta mulai paham bahwa ada tendesi komunikasi dengan cara kepribadian seseorang. Misalnya pribadi yang “damai/phlegmatic “ akan berbicara dari hati, tenang, cenderung monoton dan penampilan yang bersahaja. Dst. Sesi berjalan semakin meriah dengan banyak insight yang mencerminkan 4 tipe tersebut. Termasuk group discussion dari masing-masing kelompok, presentasi dari tugas yang diberikan dikelas hingga cara “menaklukkan” mereka. Sesi berlangsung selama hampir 3 jam.

Selanjutnya peserta di bagi lagi menjadi 10 kelompok untuk melakukan sesi outdoor dan outbound dengan 5 tahapan permainan yang meminta untuk kerjasama team dan kekompakkan dalam 1 organisasi. Sesi ini menjadi lebih meriah karena terlihat kompetisi dari masing-masing kelompok untuk menjadikan team mereka sebagai pemenang dari 5 games yang kami berikan berikut atribut yang harus dikenakan.

Menyaksikan banyak leader dari berbagai negara dan suku di indonesia memberikan warna tersendiri dalam dinamika outbound kali ini, sangat jelas terlihat keinginan yang besar dari masing-masing peserta untuk berbicara atas nama organisasi, dengan kekompakan yang ada, karena dalam sesi outbound di games yang terakhir 10 kelompok ini melebur menjadi satu untuk menyalakan obor dan membentangkan logo UNDP di tiang yang sudah kami siapkan , melalui rintangan yang tentunya sudah kami siapkan.

Belajar lagi, re-fresh lagi, keluar dari aktivitas rutin, berada di tempat yang jauh dan berbeda adalah salah satu tujuan outbound yang sering kami lakukan. Kesuksesan dalam penyelenggaraan acara ini yang sangat ditentukan oleh keterbukaan masing-masing perusahaan untuk menyampaikan terlebih dahulu tentang tujuan diadakan, pemetaan dari gaya leadership masing-masing divisi untuk diselaraskan dengan sesi training indoor maupun outdoor.

Erwin Parengkuan ” Public Speaker, MC TV Presenter & Founder TALKINC”

Manfaat Outbound Training bagi Kemampuan Komunikasi Peserta Training Part 1

Manfaat Outbound Training ?

Dewasa ini, dunia tengah memasuki suatu era yang disebut sebagai era digital. Dengan meningkatnya pembahasan dan diskusi mengenai Industri 4.0 yang mengedepankan unsur Artificial Intelligence dan Internet of Things, peran manusia sebagai aplikator dan operator dari sistim terdigitalisasi ini menjadi sangatlah penting. Berdasarkan artikel-artikel yang saya baca di LinkedIn dan Brigdr Insights, era digitalisasi ini dapat menyebabkan kecenderungan bagi manusia untuk merasa terancam dengan kehadiran teknologi, sehingga manusia menjadi lebih pesimis dalam dunia pekerjaan. Pesimisme ini kemudian dapat mempengaruhi atmosfir tempat kerja dan pada akhirnya, kerjasama antar manusia sendiri. Oleh karena itu, saya beranggapan menjadi penting untuk meningkatkan solidaritas antar manusia untuk menghadapi transformasi yang dibawa dengan wacana Industri 4.0.

Outbound Training merupakan salah satu bentuk pembelajaran pendidikan yang menarik untuk meningkatkan solidaritas antar manusia yang saya canangkan sebelumnya. Menurut Ancok (2002: 41), Outbound Training adalah suatu program pelatihan di alam terbuka yang mendasakan pada prinsip belajar melalui pengalaman langsung yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk games, simulasi, diskusi, dan petualangan. Lantas, apa korelasi antara program outbound dengan solidaritas antar manusia?
Afiatin (2003) dalam disertasinya mengutip Johnson dan Johnson bahwa kegiatan dalam outbound training dapat meningkatkan hidup bermasyarakat (sense of community) diantara para peserta pelatihan tersebut, sehingga program outbound ini dapat menjadi salah satu solusi yang tepat-guna dalam situasi ini.

Telah ada beberapa riset yang dilakukan, baik di Indonesia maupun di kancah global, mengenai pengaruh outbound training terhadap pesertanya. Di Indonesia, saya mengutip hasil penelitian dari Totong Umar (2011) bahwa outbound training membawa pengaruh pada empat poin, yaitu:

1. Ada pengaruh hasil outbound training terhadap karakter rasa percaya diri
2. Ada pengaruh hasil outbound training pada peningkatan karakter kepemimpinan
3. Ada pengaruh hasil outbound training terhadap peningkatan kerjasama tim
4. Outbound training tidak memberikan sumbangan yang merata antara rasa percaya diri, kepemimpinan, dan kerjasama tim.

Sumbangan terbesar (adalah) rasa percaya diri, yaitu sebesar 7.25%. Sementara di kancah global, terdapat penelitian dari Karunawardhana (2016) yang mengidentifikasi efektivitas dari outbound training dalam mengubah perilaku karyawan di Parliamen Sri Lanka. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa metode outbound secara positif berkorelasi dengan perilaku pegawai, secara spesifik di dua dimensi perilaku, yaitu keterampilan dan attitude.
Dalam bagian selanjutnya, saya akan menjelaskan benang merah antara temuan-temuan dalam penelitian terhadap outbound training yang telah disebutkan dan kemampuan berkomunikasi para peserta yang secara tidak langsung turut dipengaruhi oleh outbound training itu sendiri.

Irnasya Shafira – Research and Development TALKINC”