Oleh Erwin Parengkuan
Dulu kita mengenal istilah Conference Call atau Video Call, sebuah istilah yang populer di awal tahun 2000an. Tidak semua orang di dunia ini yang memaksimalkan Teknologi ini dalam kehidupan kita, khususnya mereka yang menjalankan bisnis atau sebagai seorang profesional. Banyak orang dalam kehidupan dan berbisnis masih memilih ritual komunikasi gaya klasik yaitu dengan bertemu langsung, memang secara hakiki menunjukkan kita adalah mahluk sosial. Sedangkan dalam perkembangan tehnologi yang semakin mumpungi, terlebih saat pandemi Covid-19 ini melanda seluruh dunia, kita kemudian menjadi lebih melek teknologi, beradaptasi terhadap perubahan yang super cepat . Sejalan dengan tuntutan tersebut, para pelaksana aplikasipun mulai menyuguhkan fitur-fitur yang bisa mengirimkan slides, video seperti kita bertemu langsung. Batasan-batasan itu kini menipis sejalan dengan makin berkembangnya Teknologi.
Apa yang terjadi sekarang terhadap banyaknya permintaan klien akan training yang tadinya harus diadakan, tapi dengan adanya peraturan pemerintah tentang Social Distancing sebagian besar dari kitapun sekarang melakukan semua perkerjaan kantor di rumah saja. Banyaknya permintaan training sekarang perlahan-lahan mulai mengalami pergeseran yaitu dengan virtual learning atau online learning. Di awal ketika pandemi ini terjadi, kami menerima informasi bahwa semua training ditangguhkan sampai kondisi membaik. Tetapi perusahan harus tetap mempunyai kewajiban untuk tetap memberikan pelatihan kepada semua pekerjanya tanpa terkecuali, sehingga mulailah perusahaan yang tadinya memangguhkan jadwal pelatihan perlahan mulai membeli program online learning kami.
Sebagai facilitator yang biasa menjalankan kegiatan di kelas dan sekarang harus berpindah ke Digital tentu harus merubah metode pembelajaran lebih interaktif dengan alur materi yang kami sesuaikan sehubungan dengan limitasi perhatian dari setiap peserta yang berbeda-beda. Strategi ini yang menjadi penting sejalan dengan perubahan yang ada.
Buat saya sesi Online lebih menantang karena kami harus memperhatikan para peserta lebih jeli lagi. Dari proses Online Learning yang kami lakukan entah untuk jumlah peserta dibawah 30 orang atau sampai 400 orang lebih yang sudah kami jalani selama ini, tantangan lainnya juga muncul dari sisi para peserta untuk fokus 100% di dalam setiap sesi. Agar dapat menyerap semua masukan dan materi yang di diberikan, justru menurut saya tantangan untuk tetap fokus dan melupakan kegalauan hidup yang harus dikesampingkan terlebih dahulu oleh para peserta Online, seperti mengutip salah satu komentar dari seorang Head Of Human Resources kepada saya waktu itu” mau yang ngajar jagoan atau tidak tapi kalau kita masih sulit fokus, percuma saja ikut online learning “. Bagaimana dengan anda?