Mari kita bicara soal kolaborasi. Sebuah kata yang mengandung banyak pekerjaan di sana. Bila kata ini dikaitkan dengan apa yang kami lakukan dalam setiap training, terutama outbound program activity di mana makin banyaknya permintaan organisasi untuk “merapihkan” setiap individu yang bernaung dibawahnya.

Kita tentu tahu beberapa organisasi besar, baik di dalam maupun di luar negeri yang dulu nama mereka sangat besar kemudian sekarang hilang tanpa bekas, sebut saja, perusahaan jamu raksasa Nyonya Meneer, Asuransi Jiwasraya, Nokia, Kodak, dan masih banyak lagi, dan nama-nama lain yang tidak saya sebutkan, satu persatu bila tidak dapat menyatukan semua individu didalamnya akan bernasib sama.

Dari apa yang kami amati beberapa tahun ke belakang berhubungan dengan perusahaan besar, swasta, pemerintah maupun asing, bahwa banyaknya generasi yang berbeda dan kontras memberikan tantangan tersendiri bagi para pemimpin untuk dapat menyatukan semua orang dalam satu tujuan yang sama. Sayangnya perbedaan itu makin hari membuat “jurang” yang makin besar. Sikap yang apatis, individualistis dengan pengaruh besar dari gadget, kemudian mereka mudah baper, atasan cenderung memaksakan pendapat, generasi Millenials bahkan Z yang acuh dan mudah menyerah membuat gap yang semakin besar dan tentunya mempengaruhi jalannya “roda” perusahaan.

Dalam sebuah outbound di mana waktu itu saya bertugas sebagai facilitator selama 3 hari untuk membantu sebuah divisi dari perusahaan jasa keuangan agar dapat mendekatkan “jurang” yang terasa semakin lama semakin jauh, yang pada akhirnya semua orang sadar pentingnya kolaborasi. Dari sekian banyak pelatihan yang kami lakukan, contoh pada tahun lalu ratusan pelatihan dari lebih 20 program yang kami miliki, ada sekitar 20 persen permintaan akan program outbound bermunculan, sedangkan tahun sebelumnya (2018) belum ada permintaan tentang program ini. Sebuah pertanda bahwa jurang yang makin besar memerlukan usaha yang besar dari organisasi untuk segera membereskan PR ini.

Berbeda dengan program inhouse training yang selalu kami lakukan, dampak akan perubahan dalam setiap orang bisa di sebut tidak banyak, hanya di bawah 10%, sedangkan bila program ini digabungkan dengan outbound activity, dari pengalaman selama ini, sekitar 30% dampak positif yang di terima dan membuka kesadaran tiap peserta bahwa kita tidak bisa sukses sendirian apalagi dalam karir. Artinya ini sudah dapat mendekatkan pribadi yang tadinya saling tidak peduli, berjauhan, untuk lebih mengenal satu sama lain dan tidak mempunyai mental Silo. Jujur kesuksesan dari sebuah kolaborasi tentunya mengikuti garis vertikal maupun horizontal,  antara atasan dan bawahan maupun dengan setiap divisi yang ada.

Bahwa zaman telah berubah, di mana jiwa gotong royong yang semakin memudar dan self centered yang makin besar terlihat dalam setiap roda kehidupan ini. Dan apabila pemimpin tidak peka, maka cepat atau lambat “kapal” yang dikemudikannya akan segera “tenggelam.” Perlu segera dilakukan banyak program yang dapat membuat semua individu berani dan terbuka. Berani bicara, terbuka pikirannya dan membuang jauh rasa EGO yang selama ini ada. Karena ketika semua urusan ini dapat segera dilakukan, maka semua orang akan mempunyai kemampuan membawakan diri yang lebih baik, positif dan tentunya berkomunikasi dengan asertif. Nah, bagaimana dengan perusahaan anda?

“Erwin Parengkuan – TALKINC Founder”