MY Dream Come True To Become an MC and when I realized about the Brand Image

MY Dream Come True To Become an MC and when I realized about the Brand Image

Hai…saya Emma,
Saya merasa beruntung bisa bergabung mengikuti kelas MC-TV Presenter di TALKINC, rasanya seperti “My dream came true” banget! Sebetulnya sudah lama, saya kepingin belajar ilmu komunikasi, tapi ga mau ambil kuliah lagi, karena pasti perlu waktu yang cukup lama. Nah, saya merasa berjodoh bisa nemu TALKINC dan langsung saya daftar untuk ikut kelas ini. Selain para fasilitatornya sangat berkualitas, TALKINC juga mempunyai silabus yang menurut saya sangat efektif dan efisien. Kita bisa sangat tepat memilih kelas mana yang kita butuhkan.

Sejujurnya, punya impian menjadi MC – Presenter itu adalah salah satu kenekatan saya, karena pada dasarnya saya bukan orang yang pandai berbicara, jangankan jadi MC, kadang ngobrol sama temen aja sering krik krik (baca : garing hehe) sering juga saya bicara gak nyambung dan membosankan. Lalu kenapa saya nekat pingin jadi MC, dan keluarin uang buat belajar ilmu ini?? Hei….inilah yang namanya MIMPI, dan saya sangat tertantang untuk bisa menjadi apa yang saya mau, yaitu MC dan presenter.

Memang sih, impian jadi MC ini sangat out of the box buat saya, sebagai lulusan S1 Akuntansi, ga ada hubungan sama sekali dengan pelajaran atau impian menjadi MC, than I called…this is my PASSION!
Yes, sudah setahun belakangan ini saya resign dari kantor, saya benar-benar focus menjalani passion saya di bidang acting, dan Alhamdulillah dalam waktu setahun ini saya bisa membuktikan bahwa saya mampu mejalani dan mencapai passion saya sebagai entertainer.

Dalam satu tahun, banyak pengalaman berharga yang saya sendiri belum pernah memimpikan hal tersebut, contohnya…saya sudah pernah beradu akting dengan Chelsea Islan dan Pevita Pearce dalam film SEBELUM IBLIS MENJEMPUT, lalu menjadi bintang video klip D’Masiv dalam lagunya yang berjudul INGIN LEKAS MEMELUKMU LAGI, menjadi guru pembina pramuka dalam video opening Asean Games 2018, dimana Presiden RI bapak Jokowi menjadi bintang utamanya, dan beberapa iklan tv dan digital lainnya. Dan saya yakin saya juga mampu menjadi MC dan Presnter yang baik, aamiin.

Saya dari dulu sangat tertantang untuk melakukan hal yang menurut saya justru itulah kekurangan saya, saya dulu selalu kurang percaya diri, suka grogi kalo didepan kamera, dan saya sering gak jelas kalau berbicara, sampai kadang orang saja gak ngerti apa sih yang saya sedang jelaskan, oleh karena itu saya sangat mantap untuk belajar di TALKINC. Dan hasilnya, sangat memuaskan! Melebihi ekspetasi saya.

Dari delapan kali pertemuan, jujur saya selalu mendapat materi yang sangat berguna untuk mencapai impian saya, dan kesan dari para fasilitator juga sangat menyenangkan dan friendly banget, setiap di kelas pasti saya dan teman-teman selalu tertawa riang, bahagia banget karna para fasilitator yang ngajar selalu serius tapi nyantai dan teman-teman di kelas juga pada gokil dan seru banget deh pokoknya, huhuhu saya pun sedih sebenernya mesti berpisah dengan kalian batch 102.

Btw, kalau bicara paling gokil ya pastinya kelasnya Dave Hendrik mengenai Total Look. OMG, beliau sangat expert banget dibidang ini dan parah sih gokil banget orangnya, sangat seru!
Tapi tetap sih, ada salah satu materi yang buat saya pribadi sangat sangat LUAR BIASA.

Saya dapet “deep impression” dari materi Brand Image dengan fasilitator kak Fernando Edo. Dari beliau lah saya mulai menyadari betapa penting mengetahui dan mengakui apa saja kelebihan kita, mau jadi MC seperti apakah kita, dan yang akan selalu saya ingat adalah jargon “JUST BE EMMA” Kak Edo sangat membantu kami untuk selalu percaya dengan kemampuan kami, dan belajar membentuk BRAND Image seperti apa yang kita inginkan sebagai MC Professional. That’s why I really love brand image. Dan dari materi tersebut juga banyak yang saya pelajari, seperti teknik vocal, artikulasi, intonasi, senyum dan semangat, itu semua sangat penting untuk menambah skill komunikasi saya. Kak Edo juga dengan sangat humble memperlihatkan contoh Cue Card yang beliau buat sendiri, oh yaa…beliau juga satu-satunya fasilitator yang menanyakan dan meminta akun instagram kami dan memfollow kami, he is a very humble facilitator, thanks kak EDO! Dia layak lho dapat gelar Favorite coach hehe.

The last but not least, I’d like to say thank you for all my facilitators (Roland L, Irina Dewi, Syahnaz, Lia Halim, Wahyu Wiwoho, Fernando Edo, Kamidia R, Dave Hendrik) dan buat mba Nicky yang selalu sigap dan sabar ketika ada beberapa teman saya yang jarang bawa modul hehe, thanks buat Visca juga yang selalu pasrah kalau saya becandain hehe sabar yaaah ;p dan pastinya mas Taufik yang bantuin saya pertama kalinya bisa foto bersama News Anchor idola saya, mas Wahyu Wiwoho (oh anyway, saya ambil kelas di TALKINC juga salah satunya karna fasilitator nya beliau ini hehehe). Dan terima kasih juga buat para valey Talkinc yang sigap membantu saya parkirin kendaraan.

Banyak kesan bahagia dari TALKINC, dan saya pasti akan ambil kelas lainnya, karena belajar di Talkinc bikin nagih loh ternyata, percaya deh! Selain dapat ilmu yang mumpuni, kita juga bisa bertemu dengan para fasilitator hebat yang sudah sangat professional dibidang ini, thanks a bunch TALKINC, doakan saya supaya jadi MC – Presenter yang membanggakan untuk Talkinc, aamiin.

I really LOVE you, TALKINC! See you in another class!

Emma Mikhael (Professional MC – TV Presenter batch 102)

Hobi MC dan Presenter yang akhirnya terwujud menjadi pekerjaan

Pertama kali bekerja di sebuah perusahaan reasuransi di tahun 2010 dan langsung mendapat tugas untuk MC sebuah acara RUPS dan Cocktail Party. Saat itu audience Coktail Party sebagian orang asing. Waduh, saat itu saya masih fresh graduate dan belum memiliki pengalaman, saya harus bagaimana nih? Langsung bingung dan gugup seketika. Saya masih belum ada bayangan sama sekali. Akhirnya saya tanya dengan orang kantor yang dulunya sudah pernah menjadi MC acara kantor bagaimana tips & trick nya. Saya ingat sekali saya bikin draft, menggunting karton untuk que card, memilih baju yang cocok untuk acara dan membuat event schedule. Alhamdulillahnya, acaranya berjalan lancar. Selain itu, saya juga pernah dipercayakan kembali sebagai MC di kantor sekarang. Namun, saya masih merasa kurang kemampuan saya sebagai MC yang professional.

Seiring jalannya waktu, saya ingin tahu bagaimana cara menjadi seorang MC/Presenter yang profesional. Karena terpikir bisa gak ya saya suatu hari nanti nyari duit dengan menjadi MC? Saya senang menjadi pusat perhatian tapi jika disuruh maju ke depan terkadang masih malu untuk berbicara.

Akhirnya di awal tahun 2019 ini saya memberanikan diri berdiskusi dengan suami untuk mengajukan pinjaman dari uang tabungan bersama untuk mengikuti program MC-TV Presenter. Saya melihat ini menjadi peluang untuk mengasah kemampuan untuk menghasilkan uang selain dari pekerjaan sehari-hari sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan yang menurut saya pekerjaan yang membosankan (maaf jadi curcol hehe). Yang saya tanamkan pada diri saya bahwa saya harus berhasil dan kejadian pada diri saya untuk menjadi seorang MC suatu hari nanti. Uang dari hasil MC harus bisa membeli rumah untuk keluarga dan mencukupi kebutuhan nya. Tanpa pikir panjang lebar, saya datang langsung dan mendaftarkan program MC-TV Presenter yang dibantu oleh Mas Taufik dan Mbak Nicky.

Setiap harinya saya tidak sabar menunggu hari Sabtu untuk hadir di kelas MC karena saya ingin tahu kira-kira pelajarannya akan seperti apa dan penasaran bagaimana dengan pengajarnya. Ternyata sejak saya mengikuti kelas dari awal hingga akhir, saya dapat berbagai macam pengetahuan yang seru seperti apa yang harus dimiliki seorang MC, teknik wawancara hingga Total Look seorang MC yang baik. Semua Encounter menarik dan sangat bermanfaat tapi yang paling favorit sih Encounter mengenai Building the Atmosphere dan When Things Gone Bad. Para murid diajarkan bagaimana sih membangun atmosfer sesuai tema acara. Misalnya nih, kita diberi kepercayaan untuk menjadi MC acara musik festival. Pertama kali kita harus tahu audiencenya anak muda/ gak, band pendukungnya siapa saja, sponsorship nya siapa saja, band yang paling ditunggu-tunggu siapa, dan yang terpenting adalah kita harus bisa membangun semangat audience agar tetap semangat dan enjoy nonton performance band favoritnya.

Di kelas ini juga diajarkan bagaimana kita dihadapkan situasi yang diluar kontrol kita saat sedang menjadi MC di sebuah acara. Karena menjadi MC itu, everything could be happened. Yang tidak disangka-sangka justru kejadian padahal sudah semaksimal mungkin dipersiapkan dengan baik. Entah itu tiba-tiba, mati lampu saat di panggung, audiencenya terlihat seperti tidak semangat dengan acaranya, atau perubahan jadwal MC secara mendadak. Serunya lagi nih, setiap muridnya disuruh maju ke depan kelas untuk simulasi menjadi MC sebuah acara dengan kondisi di luar control seperti yang disebutkan sebelumnya. Jadi secara langsung kita sebagai murid benar-benar disituasikan dengan keadaan nyata yang biasa terjadi di dunia MC.

Di akhir kelas, pengajar mereview setiap murid dan sharing bagaimana solusinya yang bisa dilakukan seorang MC untuk menghadapi hal – hal tersebut. Karena sebenarnya masih banyak lagi kejadian-kejadian di luar dugaan yang bisa mungkin saja terjadi, kita sebagai MC harus inisiatif dan kreatif. Ini yang paling saya ingat di Encounter tersebut. Menurut saya hal seperti ini belum tentu bisa didapat di tempat lain karena setiap praktisi selalu sharing pengalaman-pengalamannya sehingga kami yang terbilang masih awam pun terbayang dan berempati jika kita di posisi mereka akan seperti apa.

Sebenarnya saya sedih karena sudah berada di Encounter terakhir dan masih pengen mengikuti kelas TALKINC lagi. Hal yang membuat saya sedih dan bakalan kangen adalah sama pengajarnya yang luar biasa antusias mengajarkan murid-murid. Mereka asik diajak diskusi maupun sharing untuk menjadi MC yang professional. Mereka punya spirit dan energi yang positif sehingga kami sebagai murid terpacu untuk menjadi seorang MC kece. Selain itu setiap menginjakkan kaki di TALKINC, satpam dan penjaga Talk-Incnya ramah-ramah bangget. Apalagi Mas Taufik dan Mbak Nicky sangat helpful jika ditanyakan melalui Whatsapp yang berhubungan dengan kelas.

Sebentar lagi ujian, berarti ini tandanya saya harus bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah diajarkan oleh praktisi TALKINC di dunia nyata. Alhamdulillah, sudah ada job MC memanggil di bulan depan. Berkat TALKINC.Saya berharap one day bisa dikenang sebagai MC/Presenter lulusan TALKINC yang profesional, memiliki ciri khas dan berkualitas. Saya sama sekali puas dengan cara pengajaran praktisi TALKINC dan mungkin akan mengambil kelas lain untuk mempertajam kemampuan saya untuk tampil di depan publik. Terima kasih saya ucapkan untuk keluarga TALKINC terutama Pak Erwin dan Ibu Becky yang sudah mendirikan Talk Inc sehingga kami-kami ini yang masih junior dapat menggali ilmu How to be a Great MC/TV –Presenter yang tidak bisa kami dapat di luar sana.

Nia Deviana
MC-TV Presenter
Batch 101

Total Look For MC-TV Presenter

Pada artikel kali ini saya mau membahas di Encounter 8 pada modul 13 mengenai Total Look for MC-TV Presenter. Untuk menjadi MC-TV Presenter penting sekali penampilan karna dari penampilan bisa terlihat pembawaan masing-masing orang terlihat bagus, menarik, nyaman, enak dipandang ataupun sebaliknya. Penggunaan pakaian memang bisa menunjang penampilan seseorang, dari penampilan terutama dari berpakaian bisa terlihat juga karakteristik ataupun memiliki pengaruh terhadap suasana hati atau mood dari masing-masing orang tersebut, sebagai MC-TV Presenter sangat penting sekali untuk me-mix and match pakaian untuk terlihat menarik dan enak dilihat apalagi dalam membawakan suatu acara off-air maupun on-air.

Kalau kita sebagai MC-TV Presenter harus bisa me-mix and match pakaian sesuai dengan tema acara contohnya acara formal maupun non-formal. Harus pula bereksperimen dengan memadukan warna warna sesuai dengan tema acara dan suasana atau kondisi/keadaan cuaca. Pilihan warna pun juga menjadi hal yang utama untuk menentukan pilihan disetiap acara dan menyesuaikan dengan bentuk tubuh masing-masing orang-orang, dan yang menjadi warna andalan atau favorite saya adalah hitam karna saya sadar bahwa bentuk tubuh saya yang gak langsing ini loh jadi saya memilih warna yang aman dan terlihat kurus heheheh.

Tidak hanya warna, bahan pakaian pun juga mempengaruhi dengan pembawaan kita untuk tampil didepan umum, karna akan terlihat pakaian tersebut enak dilihat, dipakai ataupun tidak dan orang-orang yang hadir disebuah acara tersebut juga akan menilai baik atau buruknya kita dalam berpenampilan. Saya lebih suka memilih model pakaian yang mengikuti bentuk/lengkuk body saya yang menurut kebanyakan orang atau teman-teman dekat saya, cocok sekali kalau saya memakai baju model tersebut karna terlihat sexy dan sesuai dengan karakter pribadi saya. Model pakaian itu biasanya kebanyakan yang saya pakai adalah dress feminine/sexy dress. Sebenarnya menurut teman-teman bilang kalau bentuk tubuh saya itu tidak kurus dan tidak gemuk juga, jadi cocok sekali saya memakai model pakaian yang disebut dengan Glamour look seperti yang disampaikan facilitator Mba Arie. Mudah-mudahan melalui Talkinc ini saya bisa menjadi MC-TV Presenter yang professional dan handal dengan tidak hanya membawakan acara saja tetapi bisa konsisten dengan penampilan yang menarik dari cara berpakaian saya.

-Rani Rahmat, Professional MC – TV Presenter batch 101

Step yang terkadang terlupakan untuk menjadi Seorang MC – Presenter

Selama saya mengikuti Training Mc – TV Presenter ini yang paling berkesan adalah pada saat encounter 1 leading by Mas Wahyu Wiwoho.

Step 1 :
First Impression ini sangat penting bagi saya pribadi karena menentukan seberapa excited saya untuk meneruskan kelas ini (haha – kegalauan seorang anak didik baru)
Kesan dihari pertama training saja sudah sangat luar biasa, jauh dari kesan monoton, dan materi materi nya pun disampaikan secara fun tapi berisi.

Step 2 :
Menjadi seorang MC Profesional harus memahami betul Do’s & Don’ts serta kode etik yang berlaku di dunia per MC an ataupun Presenter, di Encounter 1 ini semua detail yang dibutuhkan ada, kalau selama ini saya pribadi hanya membawakan sebuah acara berdasarkan rundown dan inti materi saja, dengan mengikuti kelas ini saya sangat terbantu bahwa seorang MC tidak hanya mengandalkan Product Knowledge serta berani berbicara di depan public saja melainkan ada step step yang harus dilakukan dan dipahami salah satunya :

Mengedukasi, Tidak hanya serta merta menyampaikan apa yang tertulis di rundown saja melainkan harus mengambil kesimpulan positif yang bisa di share kepada audience.

Memiliki Sense of Humor, Penyampaian materi atau pada saat membawakan acara tidak terkesan membosankan, sehingga audience bisa mengikuti step by step acara tersebut dengan fun namun tetap serius pada inti acara (tergantung jenis acara).

Inti dari materi yang disampaikan adalah, Seorang MC / Presenter tidak hanya harus berpenampilan menarik melainkan harus menjadi seorang yang professional yang bisa menyampaikan materi sesuai dengan kebutuhan dengan kalimat yang baik, mengedukasi dan bisa membawa Image Postive bagi dirinya sendiri maupun Brand yang sudah menggunakan jasa kita.

Regards,
Feranica Prilly – MC TV Presenter Batch 96

Write The Way You Talk As MC TV Presenter

Menulis.
Hmm… Bagi sebagian orang, ini ‘pekerjaan’ berat. Begitu juga bagi banyak siswa reguler class PROFESSIONAL MC TV PRSENTER TALKINC.

 

Mau jadi MC, kok malah disuruh nulis?”
“Liat rundown, langsung ngomong aja bisa, kok…”
“Aku sih mending disuruh ngomong berjam-jam deh, daripada disuruh nulis satu paragraf.”
“Helooooww… kerjaan dua kali kaleee kalo mau ngemsi harus bikin naskah dulu…”
“Nulis naskah? Uh lalaaa… gubraxxx!!! “

Kalemmm Mas Brooo, Mbak Sis…. Tarik nafas, buang nafas…. Sudah tenang?
Ok… Jadi begini…

 

Kemampuan berbicara, memang sudah Tuhan kasih lebih dulu sejak usia kita masih bulanan; sedangkan kemampuan menulis, baru bisa kita miliki setelah sekolah. Wajar, kalau kita lebih pandai ngomong dari pada nulis. Tapiii… Ngomong dalam kaitannya dengan public speaking, enggak gampang juga. Itulah sebabnya kenapa Talkinc juga menyelenggarakan kelas Public Speaking. Jadi intinya, untuk menjadi MC atau host atau presenter, atau pembicara, harus memiliki keahlian berbicara yang tidak hanya mengandalkan talenta. Karena “berbicara”nya seorang pembawa acara, bukan sekedar berbicara layaknya ngobrol dengan teman.

“Berbicara”nya MC adalah “berbicara” yang berkaidah, harus memperhatikan berbagai aspek: Materi pesan yang akan disampaikan, khalayak yang dituju, gaya bahasa penyampaian, pilihan kata, intonasi, durasi , speed, dan penampilan.

Nah, dengan batasan kaidah yang banyak itu, bisakah kita bicara tanpa naskah?
Jawabannya, bisa. Tapiii.. rasanya hanya orang-orang pilihan yang diberkahi ‘gift’ dari Tuhan yang akan mampu, ataaaauu… mereka yang sudah lama malang melintang (memiliki jam terbang yang banyak) di bidang per-MC-an. Kalau kita bukan dari dua kelompok di atas dan tetap mau ngemsi tanpa naskah, ya monggo… Silakan bandingkan hasilnya dengan mereka yang menyiapkan pekerjaan MC-nya dengan membuat naskah terlebih dahulu.

Pertanyaan selanjutnya adalah: Memangnya pihak stasiun televisi atau event organizer penyelenggara acara tidak menyediakan naskah untuk MC? Jawabnya: Tidak semua.

Oke, jadi, harus belajar membuat naskah, ya? Iya. Sekali lagi, iya. Percayalah, belajar membuat naskah di kelas HOW TO CREATE YOUR SCRIPT, tidak sehoror yang dibayangkan (kalau tidak percaya, boleh tanya tetangga sebelah, hahaa….). Materi utamanya adalah membuka kotak pandora tempat ide-ide berkeliaran; membuka simpul kusut saat mau memulai kata pertama; dan selanjutnya adalah merangkai kalimat-kalimat ujaran sesuai prinsip “Write The Way You Talk”.

InsyaAllah, meski agak senam otak, di akhir pembelajaran, siswa pasti bisa membuat naskah kata per kata. Hah??? Naskahnya harus kata per kata? Iya. Tapi, meski dibuat kata per kata, pada saat bertugas nanti, naskah di cue card tidak dibaca word by word . Fungsi naskah hanya sebagai primary supporting tool, yaitu sebagai alat pendukung utama, membantu kita saat ada bagian yang kita lupa. Lalu, kalau tidak dibaca, apakah harus dihapal? Tidak juga, karena ketika kita menyusun kata-kata sendiri di naskah, lalu membacanya, merevisinya, membacanya lagi, merevisinya lagi, secara tidak sengaja, kita sudah ‘menanam benih’ dalam memori. Ingat, menulis adalah menguatkan ingatan.

Dengan menyiapkan naskah terlebih dahulu, kita bisa membuat pemetaan di bagian mana (segmen berapa, slot ke berapa) pesan utama harus ditekankan, jokes harus dilontarkan, suasana khidmat harus dibangun, atmosfir ceria harus dibangkitkan. Dengan membuat naskah terlebih dahulu, kita bisa mencari pilihan kata yang lebih tepat, bridging sentence yang lebih nyambung, dan yang paling penting dari itu semua adalah kita bisa membuat acara yang kita bawakan memiliki jiwa (soul) dan penuh dengan nilai (value).

Jadilah MC yang mampu memberi “isi” pada acara, bukan hanya sekedar MC yang cuma bisa ngomong: “Demikian tadi…. Selanjutnya adalah….”.

Regards,
Lia Halim – Fasilitator TALKINC