sama dengan orang lain. Keberanian menjadi modal utama seseorang dalam mengeksplorasi dirinya (Self-Exploration dan Self-Discovery) dalam menemukan sisi keunikannya. Menjadi berbeda selain menuntut keberanian, juga menuntut konsistensi dalam membangun citra diri/Personal Branding. Keberanian/Courage serta rasa penasaran yang tinggi (Curiosity) adalah “Energi” yang akan membuat kita terus berproses dan menjadi mahir. Banyak faktor yang membuat seseorang sulit mengeluarkan sisi keasliannya. Takut dibilang jelek, atau keluar dari pakem jabatan, tidak nyaman dengan dirinya, trauma masa lalu, dan masih banyak ketakutan-ketakutan lainnya. Berdamai dengan diri adalah hal terpenting karena tidak ada satupun manusia yang sempurna, maka Self-Acceptance menjadi mandatori untuk dapat membuka diri, sehingga kita terus maju dan menjadi apa adanya (Actual-Self). Be Authentic and be Real!

Terakhir, modal berikut ini esensial bagi seorang Public Speaker yaitu memiliki Ketulusan Hati yang akan membuat seseorang mudah diterima dan dapat dengan jujur menyampaikan apa yang dirasakan dan dimilikinya. Ingat, semua yang datang dari hati akan sampai ke hati, asalkan keaslian yang kita tampilkan tidak menabrak norma dan aturan yang berlaku. Dan kalau kita bicara tentang komunikasi, kita tidak hanya bicara tentang bobot dan keunikan, tetapi kita juga bicara tentang behavior/perilaku seseorang untuk dapat membangun hubungan yang bermakna (Meaningful Engagement). Seseorang bisa saja sangat mahir dibidangnya, tetapi kalau tidak memiliki kemampuan untuk menghargai orang lain, memiliki empati, tentu tidak ada yang ingin bekerjasama dengannya. Dunia yang semakin bising dan panas ini membuat kita hanya mau berdekatan dengan mereka-mereka yang menyenangkan dan tulus, yang membuat kita merasa bahagia dan nyaman didekatnya. Banyak orang yang tidak sadar tentang merawat keberlangsungan dalam memaknai sebuah relasi jangka panjang. Negara kita memerlukan sangat banyak Public Speaker yang dapat menjadi corong motivasi di negeri ini, tidak hanya memiliki Bobot tetapi juga harus otentik untuk membangun negeri menyongsong Indonesia Emas 2045.