Pertama kali saya mengetahui TALKINC dari Instagram. Walau sebelumnya TALKINC pernah ke kantor saya untuk memberikan pelatihan public speaking kepada salah satu departemen, namun saya tidak ikut serta pelatihan tersebut karena berbeda departemen. Saat itu yang memfasilitasi adalah Mas Erwin Parengkuan. Didorong untuk kebutuhan peningkatan kapasitas, karena di tahun 2023, saya diminta organisasi tempat saya bekerja untuk lanjut kuliah namun saya memilih short course mengingat padatnya pekerjaan kantor. Setelah berdiskusi dengan supervisor saya, bagian penting yang perlu saya asah adalah kemampuan berkomunikasi yang baik dan sistematis. Dari sinilah saya kemudian mencari informasi lebih lanjut dan akhirnya bergabung di kelas TALKINC.

Pada kelas pertama yang saya ikuti yakni Overview dan Profile Mapping oleh Kak Edo, ini sudah membuat saya sangat tertarik untuk mengasah kemampuan berkomunikasi saya. Setelah belajar tentang beragam public speaking dan pentingnya memahami siapa audiens, lanjut ke kelas Opening. Dikelas ini kami belajar bagaimana menghidupi opening sebuah public speaking dengan metode GISI. Dan kemudian masuk ke dalam inti yakni flow of mind. Kelas ini difasilitasi dengan energic dan analytical thinking yang baik oleh Mba Irina Dewi. Kami belajar mengenai bagaimana menyampaikan isi presentasi secara terarah, terstruktur dan tuntas. Metode yang sangat pas untuk digunakan yaitu WSN (what – so – now). Ternyata dalam flow of mind ini atau inti presentasi, ada beberapa alur berpikir yang baru saya pahami, yaitu: Problem solving, cause effect, chronological dan lain – lain. Ini sangat menarik memiliki variasi teknis alur berpikir. Dan terakhir adalah closing. Materi ini penting untuk menutup acara dengan menarik, meninggalkan kesan mendalam dan menggerakan orang. Dibagian ini ada 3 metode: summary, recap dan punchline.

Tidak hanya berbicara mengenai teknik presentasi, tapi kami juga belajar pentingnya memiliki body language. In fact, body language sangat besar presentasinya dalam memengaruhi audiens. Pentingnya kita memiliki smiling voice, karena akan berbeda bila bersuara datar. Kami juga diasah kembali oleh Kak Edo bagaimana melakukan praktek setelah diperkaya dengan beberapa sesi belajar terkait public speaking termasuk membuat presentasi yang baik. Sesi ini juga menarik karena menolong saya bagaimana meng-kurasi power point saya menjadi materi presentasi yang baik dan menarik. Ketika melakukan public speaking tentunya akan ada tantangan, pada bagian ini kami belajar how to handle audiences. Pada materi ini memperlajari bagian risk mitigation to reduce negative things when we deliver the presentation whether in internal or external place. dan yang terakhir oleh Mas Wahyu kami belajar bagaimana mengembangkan materi presentasi dan cara presentasi secara lengkap.

Saya sangat bersyukur dapat belajar dan dibimbing untuk menjadi seorang fasilitator yang baik dalam public speaking. Sebelumn mengikuti kursus ini, saya memberikan nilai pada diri saya adalah tiga, dan setelah mengikuti delapan sesi, saya berani memberikan nilai sembilan menurut ukuran saya. Tentunya saya harus belajar mempraktikan ilmu ini dan membagikannya serta perlu mendapat input dari peer atau supervisor untuk terus mengasah diri saya. Terima kasih kepada TALKINC, kepada para fasilitator yang sangat berpengalaman dan baik hati dalam membimbing saya selama belajar 2 bulan ini.

Ditulis oleh Atjie Kaya
Kelas: TALKINC Professional Public Speaking Batch 94