Dunia modern yang sangat bising, apalagi di media sosial, mengakibatkan semua orang dengan mudah menumpahkan uneg-unegnya tentang kerasnya kehidupan atau jenjang karir yang semakin sempit. PHK, kegelisahan, dan kemarahan semua tumpah dimana-mana.
Kebebasan bersuara adalah hak setiap orang yang tak dapat dibatasi, siapapun dapat menumpahkan apa saja yang mereka pikirkan dan rasakan. Sayangnya, kebebasan bersuara menjadi tidak terdengar, karena kita tidak menggunakan cara dan strategi yang tepat dalam menyampaikan sebuah pesan. Alih-alih mau didengar, malah tertimbun kebisingan dari suara-suara lainnya yang sama dan kita menjadi frustasi akan hal ini.
Di LPK TALKINC, kami mengajarkan setiap orang untuk mengenali dulu dirinya dari semua potensi yang ada, baik yang sudah dimiliki maupun yang masih tersembunyi. Kemampuan seseorang dalam mengenal siapa dirinya menjadi hal utama dalam pembelajaran di sekolah kami. Dimulai dari menuliskan semua kekuatan diri, kekurangan diri dalam catatan, dan menggali kebutuhan, serta tujuan utama untuk menjadi seorang komunikator yang piawai. Sayangnya, dalam setiap kelas yang kami bawakan, banyak peserta/murid yang tidak tahu tujuan hidupnya. Mungkin terlalu banyak melihat keluar, kemudian mereka menjadi insecure dan bingung dengan tujuan hidup yang ingin dicapai. Karena kalau jawabannya hanya untuk sebuah kata sukses, itu tidak cukup buat saya.
Kita harus tahu betul apa yang kita inginkan, seberapa penting hal itu harus kita capai dan miliki, sehingga ada dorongan yang kuat untuk bertumbuh dan menjadi manusia yang unggul. Beberapa peserta di kelas tahu tujuannya sehingga kami para pengajar dapat dengan mudah menuntun dan memberikan arahan/pandangan yang tepat.
Memiliki waktu sendiri tanpa ada gangguan gawai adalah kunci utama seseorang untuk kembali menemukan siapa dirinya dan tujuan hidupnya. Menyendiri dan hening di pagi hari adalah cara terbaik yang dapat dilakukan. Ketika kita hening dan tenang, tentu akan muncul kejelasan yang kita cari dan inginkan. Sukses dalam kehidupan dan karir selalu membutuhkan keahlian dalam berkomunikasi.
Selama 21 tahun di kelas dengan rupa-rupa jenis manusia dan jabatan, dapat saya simpulkan bahwa komunikasi memiliki 2 bobot yang sama pentingnya. Yang pertama adalah Understanding. Understanding, seperti yang sudah dibahas di awal tulisan ini, adalah memahami diri terlebih dahulu, baru kita dapat memahami orang lain, atau lawan bicara kita. Ketika pemahaman ini sudah dimiliki, kita tidak akan sembarangan berkata-kata, baik secara verbal/non verbal. Kita akan memiliki “rem” untuk tidak asal bunyi, apalagi mengumpat di media sosial.
Media sosial adalah wajah dari karakter kita sesungguhnya. Dengan rekam jejak yang telah kita torehkan, akan dengan mudah orang lain mengidentifikasi/melabel kita. Perlu jiwa yang besar untuk setiap orang dapat menerima dirinya, tidak denial, tidak menyalahkan faktor eksternal. Para komunikator yang ulung adalah mereka yang sudah selesai dengan dirinya. Maka, kata Understanding menjadi modal terpenting seseorang untuk dapat diterima dimanapun ia berada.
Yang kedua, adalah Positivity. Kata-kata negatif yang sering kita ucapkan akan membuat tidak ada satu orangpun yang akan suka dengan kita. Ini adalah tantangan besar berikutnya. Kita tahu pikiran negatif merusak hubungan dan mental seseorang. Layaknya air yang terus diberikan kata-kata negatif, dengan air yang diberikan kata-kata positif, kita akan melihat perbedaannya. Air dengan kata negatif, akan kusam dan hitam, sebaliknya, air dengan kata positif, akan tetap bening. Air adalah senyawa yang hidup, sama halnya dengan kita manusia. Bayangkan contoh ini akan memberikan dampak yang besar kepada seseorang tentang cara mereka berkomunikasi.
Dua bobot ini akan menjadi landasan utama kita dalam menjadi seorang komunikator yang baik, sehingga kalau kita ingin menjadi berbobot, tinggal Anda pikirkan, manfaat apa yang akan diberikan kepada audiens? Bahwa keseharian kita adalah latihan terbaik untuk dapat mengasah kemampuan melatih alur bicara. Mulai dari mengetahui konteks dan menyusun sebuah konten.
Tulislah dan praktikkanlah sebelum berbicara. Rekamlah dan evaluasi hasilnya. Jujurlah dengan dirimu ketika melihat hasilnya. Kemudian, ulangi lagi sehingga ada penguasaan materi yang lebih baik dengan cara menyampaikan yang tepat. Kemudian setelah itu, Anda akan menemukan pola baru yang akan menjadi landasan dalam berkomunikasi. Seorang public speaker yang berbobot tidak akan pernah lelah untuk mengeksplorasi diri dan menemukan berbagai macam pola komunikasi dari setiap audiens yang berbeda-beda.
Jadi, siapkah Anda untuk mengasah keterampilan berbicara dan menjadi public speaker yang berpengaruh? Mulailah sekarang!
Oleh: Erwin Parengkuan