Ketertarikan saya untuk mengikuti Public Speaking di TALKINC bermula sejak tahun lalu dan atas rekomendasi beberapa sahabat saya yang juga seorang MC. Saya tertarik mengembangkan kemampuan berbicara di depan public dengan audience dengan terstruktur. Saya mencoba mencari informasi kelas Public Speaking di TALKINC dan akhirnya terealisasikan di Batch 87 yakni Public Speaking Professional dengan pertemuan tatap muka (offline).

Teknik pengajaran di TALKINC mengharuskan peserta untuk praktik setiap minggu dan membuat kami menjadi lebih terarah dari minggu ke minggu. Semua materi yang disampaikan dalam setiap encounter sangat menarik dan bermanfaat, Secara pribadi materi yag saya butuhkan untuk ditingkatkan adalah The Opening Speech dan Creating Impressive Presentation Slides.

Jika dihitung dalam komponen persen (%) maka the opening speech bernilai 10% akan tetapi dalam sebuah public speaking pentingnya opening speech tidak hanya sekedar memberikan ucapan “Selamat pagi” atau “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”. Dalam opening speech memuat komponen Greetings, Introduction, Story Telling dan Interaction. Bagaimana menyisipkan bercerita mengenai sejarah, pengalaman pribadi ataupun cerita orang lain yang pernah kita dengar dan menjadi latar belakang materi presentasi yang akan kita sampaikan. Hal ini menjadi penarik agar audience tertarik mendengarkan materi yang disampaikan sampai selesai.

Selain itu, secara pribadi saya perlu untuk membuat materi presentasi menjadi tools yang menarik dan terstruktur. Dalam encounter 8 yang disampaikan oleh Mas Aurellio Kaunang menjelaskan bahwa presenter, tools dan audience harus menjadi satu synergy yang utuh. Dimana tools yakni materi presentasi menjadi perfect asistant dari seorang presenter. Seperti yang disampaikan Mas Aurellio: “pada akhirnya public speaking merupakan seni berkomunikasi yang disampaikan secara terstruktur dan materi presentasi harus dibuat secara ringkas, bermakna dan dengan visual yang berkesan bagi audience”.

Ditulis ole Deny Suhendi