Dosa Terbesar Bagi Public Speaker By Valentino Simanjuntak

By Valentino Simanjuntak

Everyone communicates, few connect, ini adalah kutipan dari seorang Pembicara Publik yang sangat terkenal “John C Maxwel” mengungkapkan pengalamannya selama puluhan tahun menjadi pembicara di berbagai negara. Ungkapan ini ia sampaikan melihat kenyataan bahwa pada dasarnya semua manusia berkomunikasi baik 4 mata maupun dengan publik namun hanya hanya sedikit yang benar-benar ‘nyambung’ antara pembicara dengan pendengarnya.

Hal ini langsung diaminkan oleh saya yang sejak bergabung di TALKinc semakin menyukai  dunia public speaking, baik sebagai murid maupun sebagai pengajar. Dari pengalaman tersebut saya menyimpulkan ada 1 DOSA BESAR yang menyebabkan pembicara tidak nyambung dengan pendengarnya yakni:

M E M B O S A N K A N

Salah satu mentor saya yang juga seorang pembicara publik terfavorit di Indonesia James Gwee pernah berkata kepada saya: “Valent, jika pendengar sampai bosan, bukan materinya yang salah, tapi pasti ada yang salah dengan pembawa materinya.”

Setelah saya flashback, pernyataan tersebut ternyata sangat benar, karena  saya sering mendengar suatu topik yang sama, namun dibawakan oleh pembicara yang berbeda,ternyata menimbulkan atmosfer atau perasaan yang berbeda.

Hal yang paling mudah untuk pembaca dapat konfirmasi tentang hal ini adalah: silahkan ingat guru sejarah anda dahulu di bangku sekolah, apa yang anda ingat? Apakah membosankan atau justru menggairahkan? Ya apapun jawabannya ternyata bukan materi pelajaran sejarahnya yang salah, tapi pasti ada yang berbeda dengan penyampaian guru sejarah kita, sehingga jawaban anda bisa beragam.

Anda boleh saja berkata bahwa dosa ini tidak mungkin anda lakukan, karena anda begitu yakin bahwa saat anda berbicara semua pendengar akan terpana. Itu hanya benar-benar terjadi jika tanda-tanda ini tidak pernah diperlihatkan oleh pendengar anda:

  • Mengantuk;
  • melihat jam;
  • memainkan pulpen;
  • kaki gerakan menjahit;
  • main Gadget;
  • banyak yang keluar masuk ruangan

Ini menjadi DOSA bagi kita sebagai pembicara karena pendengar sudah merelakan waktunya, tenaganya, pikirannya bahkan mungkin uangnya hanya untuk mendengar kita, tapi yang ia dapatkan hanya KEBOSANAN. Apakah ada diantara pembaca yang mau melakukan pengorbanan hanya untuk sesuatu yang membosankan? Ya, tidak ada yang mau kaaan?

Bagaimana pembaca? Apakah anda diantara yang sudah berbuat dosa atau yang belum? Bagi anda yang berkata sudah, silahkan kembali ke jalan yang benar, dan bagi yang belum tetaplah di jalan yang benar (hahahaha). Nah berikut ini adalah beberapa hal yang dapat anda lakukan sebagai pembicara agar anda tidak lagi berbuat dosa:

1. ANTUSIAS

    Wooooooy pembicara, ayo lebih antusias dong, itu adalah kata kata yang sering tersimpan dalam hati saya kalau melihat seorang pembicara yang lemas, letih, lesu. Antusiasme adalah bukti bahwa anda memang “ the special one” yang terpilih untuk membawakan materi, dan BUKAN ORANG LAIN. Sudah selayaknya saat mindset tersebut ada dalam pikiran anda, antusiasme muncul dari diri anda membuktikan bahwa memang andalah the special one. Carmine Gallo seorang communication coach mengatakan dalam salah satu bukunya:

    “Jangan pernah berpikir pendengar anda akan antusias, jika pembicara nya sendiri tidak menunjukan antusiasme, karena antusiasme MENULAR”

    2. Jangan Terlalu Serius

      Terlalu banyak beban pikiran pendengar sebelum datang mendengar kita, terlalu banyak berita-berita yang menakutkan yang didengar dan dilihat pendengar sebelum mendengar kita, banyak hal-hal yang sebenarnya lebih suka dilakukan daripada mendengar kita, dan oleh karenanya janganlah kita tambahkan lagi beban pikiran, perasaan pendengar dengan model bicara kita yang TERLALU SERIUS. Rating di televisi menunjukan bahwa untuk penyampaian hal yang paling serius pun lebih efekif disampaikan tanpa harus TERLALU SERIUS. Mulai saat ini mulailah menggunakan teknik story telling, analogi, bahasa yang sama dengan pendengar, dan mulailah menggunakan humor dalam setiap pemaparan materi anda

      3. Jangan Manja

        Dalam satu kesempatan baru-baru ini, ketika saya sebagai MC, alangkah terkejutnya saya seorang Narasumber yang dalam CV nya yang harus saya bacakan menunjukan beliau orang hebat dan berpengalaman namun dalam kata pembukaannya mengatakan hal ini: “sebenernya saya sudah menyiapkan mau bicara tentang materi A, namun pagi tadi saya baru mendapat informasi dari panitia bahwa tamunya berbeda sehingga saya baru saja merubah materi saya ke B”. Sekilas mungkin anda tidak berpikir ada yang salah, namun dari sudut pandang kami sebagai pemerhati public speaking ini adalah suatu keadaan yang saya sebut pembicara MANJA.

        Sering sekali kita mendengat alasan-demi alasan diutarakan pembicara dalam pemukaannya, seperti:

        • Mohon maaf jika saya belum mempersiapkan materi karena saya baru kemarin tiba di jakarta
        • Sebenarnya hari ini bukan saya yang berbicara namun karena saya diminta maka ….
        • Saya sebenarnya sudah mempersiapkan slides, namun karena ………………..
        • Dan alasan-alasan lainnya

        Jika kita sudah meng- IYA- kan untuk berbicara di depan publik, pastikan tidak ada alasan apapun yang anda utarakan dalam materi ini untuk mendapat maklum dari pendengar. Semua yang kita alami sebelum berbicara adalah “DERITA SAYA dan bukan DERITA MEREKA”.

        Dalam  sesi di kelas, mas Erwin Parengkuan sering berkata bahwa pembicara harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

        Karena biasanya ketika kita sudah manja untuk membuat alasan-alasan, kita seakan-akan memiliki tameng untuk berbicara hanya ala kadarnya, dan biasanaya kalo sudah begitu pembicaraan kita akan membuat bosan.

        Nah itulah 3 hal yang dapat mulai kita lakukan sekarang juga untuk berbicara tanpa berbuat dosa dimanapun kapanpun dengan siapapun.

        Pilihan ada di tangan anda: mau yang sekedar berkomunikasi dengan pendengar? Atau mau yang nyambung dengan pendengar?

        Have a Passionate Day

        Valentino Simanjuntak

        Valentino Simanjuntak adalah alumni TALKinc dan sekarang menjadi salah satu fasilitator TALKinc