by admin | Jan 18, 2012 | Uncategorized
Suara adalah bentuk pengenalan lain dari diri kita. Coba dengarkan orang dengan tipe suara yang beragam, apa yang Anda dapat rasakan dari suara-suara yang Anda kenal? Seperti halnya sidik jari, suara juga merupakan representasi dari seseorang. Bahkan seringkali suara bisa diidentifikasikan sebagai bentuk personifikasi seseorang. Saat kita berkomunikasi dengan seseorang yang baru kita kenal, suara atau vokal akan mempengaruhi penilaian kita terhadap orang tersebut. Anda bertemu dengan seseorang yang tinggi besar, tapi suaranya ternyata tidak seimbang dengan bentuk tubuhnya. Apa komentar Anda tentang orang tersebut? Di lain saat anda bertemu orang dengan tubuh kecil tapi ternyata suaranya berat dan tegas. Dan apa yang Anda dapatkan? Bagaimana ternyata suara berpengaruh terhadap penilaian kita terhadap seseorang?
Bila kita mundur jauh sekali ke belakang diawal tahun sebelum ada bahasa-bahasa di dunia ini, dahulu kita mengenal komunikasi melalui suara yang dikeluarkan. Intonasi, volume, irama dan penekanan suara sudah cukup menjadi jembatan komunikasi tanpa perlu mengerti bahasanya. Bukankah kita juga bisa memahami maksud dan tujuan binatang hanya dengan mendengarkan suaranya? Kita tahu seekor anak kucing sedang kesulitan (misalnya lapar atau sedang mencari induknya) hanya dengan mendengar suaranya yang memelas. Kita juga bisa tahu seekor gorila sedang marah hanya dengan mendengar geramannya. Bahkan kita bisa menebak seekor binatang sedang kesakitan dengan mendengar suara rintihannya.
Sekarang, kita jadi tahu bahwa suara atau vokal ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berkomunikasi. Suara bisa membedakan dan bisa jadi berpengaruh terhadap kredibilitas seseorang dimata lawan bicaranya. Bahkan kemampuan vokal bisa berpengaruh terhadap kharisma termasuk karir seseorang. Banyak tokoh besar yang kemampuan bicaranya mampu menggerakan banyak orang. Napoleon walaupun bertubuh kecil tapi dengan kharisma suaranya mampu menggerakan pasukannya untuk menguasai daratan Eropa. Churchill dan Roosevelt yang berpenampilan biasa-biasa saja (Roosevelt bahkan dalam keadaan lumpuh), tapi dengan kemampuan bicaranya mampu menggerakkan jutaan orang untuk maju berperang melawan Jerman. Tokoh politik negeri kita seperti Bung Karno pun terkenal sebagai presiden yang kemampuan vokalnya mampu membuat bangsa-bangsa di dunia ini kagum padanya.
Jadi jangan lupa untuk memaksimalkan suara anda sebagai senjata untuk berkomunikasi
by admin | Jan 16, 2012 | Information, Uncategorized

Creating Total Look Workshop PT Equity Life Indonesia
Hari Jumat, 13 Januari 2012 kemarin. Rekan-rekan Marketing Insurance dari PT Equity Life Indonesia mengikuti Creating Total Look Workshop. In-house Training kali ini sedikit berbeda dengan yang sebelumnya karena diadakan di kantor TALKinc di Jl. Wijaya 1 No. 73 Lt.2 Kebayoran Baru.
Pada sesi pertama, rekan-rekan Equity Life Indonesia mendapatkan materi Creating Total Look. Peserta wanita mendapatkan materi dari Becky Tumewu dan secara terpisah, peserta pria mendapatkan materi dari Erwin Parengkuan. Materi ini diberikan untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya membangun image dari penampilan sebagai seorang profesional. Karena kesadaran akan penampilan dapat menambah confidence level orang tersebut.
Sesi kedua diisi oleh Didit Mudita yang berbagi tentang Confidence Level & Communication Skill. Sebagai Marketing Insurance yang harus berhadapan atau presentasi di hadapan corporate dan petingginya, mereka harus memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan juga mampu mengatasi kendala dalam berkomunikasi.
by admin | Jan 11, 2012 | Uncategorized
Merasa punya kemampuan menghidupkan suasana? Jangan cuma iri dengan
Indy Barends *yang kayaknya fun banget, coba dulu profesi
MC!
Ibarat garam, MC (Master/Mistress of Ceremony) juga berfungsi sebagai bumbu penyedap. Tanpa kehadirannya, acara bakal terasa garing dan nggak jelas alurnya. Makanya MC punya peran penting untuk menjaga kelangsungan acara secara berurutan. Untuk itu MC kudu memperhatikan hal-hal ini.
– Baca script dengan teliti.
– Berkenalan dengan partner kerja bila kita harus nge-MC berdua. Jangan lupa membahas bagian masing-masing!
– Visualisasikan acara yang akan berlangsung sehingga kita tahu apa yang paling tepat untuk diucapkan atau dilakukan. Kalau perlu buat penelitian untuk kalimat ice breaking-nya.
– Peka, tenang, dan cepat tanggap terhadap segala situasi yang tak terduga.
Ups!
Kita harus ingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Makanya kita nggak boleh menyerah hanya gara-gara ‘kecelakaan’ kecil. Soalnya MC profesional pun masih bisa, tuh, melakukan kesalahan-kesalahan di atas panggung. Biar nggak malu sendiri, ini cara ngeles-nya…
– Saltum
Hal ini sebenarnya bisa kita antisipasi dengan membawa back-up sendiri. Makanya kita harus mencari informasi selengkap-lengkapnya sebelum hari-H. Kalau pun sudah telanjur salah, lebih ‘aman’ kalau kita mengakuinya. Bilang saja, “Namanya juga MC boleh, dong, tampil beda dari undangan.” Semoga lain kali nggak terulang, ya!
– Lidah ‘keseleo’
Jika menyangkut hal yang penting, seperti nama, gelar, tempat, atau urutan acara berarti harus segera diperbaiki. Tapi lihat juga situasinya, kalau audiens nggak sadar kita nggak perlu meralatnya. Karena kalau diperbaiki justru mereka sadar bahwa itu adalah suatu kesalahan.
– Jatuh atau tersandung di panggung
Sebenarnya kita nggak perlu minta maaf karena sudah kejadian dan orang juga nggak peduli. Tapi mungkin kita bisa menjadikannya sebagai bahan jokes atau ice breaking dari acara tersebut. Nggak ada salahnya, tuh, tertawa bersama audiens sambil bilang, “Waduh, lantainya kayaknya nggak rela kalau saya dandan keren!”, misalnya.
*Indy Barends adalah seorang MC, TV Presenter, Penyiar Radio dan fasilitator TALKinc.
Artikel dikutip dari http://www.citacinta.com/dunia.kerja/detail/si.pencair.suasana/003/002/291
17 Oktober 2011 (10:59 WIB)
by admin | Jan 10, 2012 | Uncategorized

Saat pikiran kata dan tindakan seharusnya lebih sejalan, justru semakin banyak persimpangan yang dibuat oleh banyak orang yang tidak hanya membingungkan orang lain tapi juga dirinya sendiri.Demikian pula saat kita mengambil posisi sebagai seorang Komunikator. Apakah kalimat yang keluar dari mulut kita sekedar susunan kalimat yang berisikan SPOK (subyek-predikat-obyek-keterangan) yang secara tata bahasa dibenarkan namun maknanya tidak tertangkap dan terasa dengan baik?
Seberapa jauh kita menyadari bahwa tanggung jawab kita sebagai seorang pembicara lebih jauh dari sekedar penutur kata? Seberapa sering kita mengoreksi kalimat kita sendiri dengan kata-kata “bukan itu maksud saya” dan menyalahkan orang lain karena tidak menangkap maksud kita?
Seberapa sering kita menjadikan asumsi sebagai fakta tanpa dibuktikan kebenarannya? Seberapa sering kita merampas waktu orang untuk mendengarkan kita bicara namun tidak ada manfaatnya sama sekali buat mereka?
Mampukah kita memasukkan jiwa dalam kata-kata kita, untuk membuat orang mampu mendengarnya dengan hati dan melihatnya dengan telinga?
Kita tentu sering menemukan situasi-situasi dimana seorang pembicara mengakhiri pidatonya diiringi sambutan dan tepuk tangan meriah, dan hadirin dibuat terpesona bahkan setelah presentasi lama berakhir. Ini karena pembicara tersebut mampu menyampaikan gairah (passion) ke dalam pikiran hadirin. Dia berhasil membuat hadirin setuju pada apa yang dia katakan, dan membuat hadirin terus memikirkan kata-katanya tersebut. Dengan kata lain, isi pembicaraannya begitu mengena, terasa, dan terus terngiang-ngiang di telinga hadirin, dan bahkan memotivasi hadirin untuk melakukan suatu tindakan yang Anda harapkan.
Sayangnya, tidak semua orang dianugerahi kemampuan public speaking yang memikat seperti itu. Beberapa pembicara sangat piawai dalam hal menyampaikan pesan-pesan mereka, sedangkan sebagian lain tidak begitu meyakinkan dalam berkomunikasi secara lisan. Akan tetapi bukan berarti kondisi ini perlu dikhawatirkan. Kita semua dapat memiliki kualitas-kualitas seorang pembicara publik yang baik, melalui belajar dan latihan.
Salam TALKinc 🙂
by admin | Jan 6, 2012 | Uncategorized

Pada tanggal 3 Januari 2012 yang lalu, TALKinc mendapat kesempatan untuk berbagi dengan rekan-rekan dari PT Fasen Creative Quality atau yang dikenal sebagai Quad Event Management.
Acara workshop yang diadakan di Grand Kemang Hotel tersebut merupakan rangkaian dari acara Annual Meeting and Workshop Quad Event Management. Topik yang dibawakan adalah The Way of Thinking and Understanding People yang dibawakan oleh Baby Jim Aditya dan Erwin Parengkuan.
Sesi pertama dibuka oleh Baby Jim Aditya yang membahas tentang cara berkomunikasi secara asertif. Sesi kedua dibawakan oleh Erwin Parengkuan yang membantu rekan-rekan Quad Event Management untuk lebih mengenal dirinya sendiri dan orang yang berkomunikasi dengannya. Kemudian dilanjutkan dengan sharing dan ditutup dengan role play.
Setelah pelatihan ini rekan-rekan dari Quad Event Management diharapkan menjadi pribadi yang lebih positif baik dalam segala hal terutama komunikasi.
“Setiap orang cenderung negatif, namun bila kita membiasakan diri berpikir positif maka yang terpancar akan positif pula.”
by admin | Jan 5, 2012 | Uncategorized
Dear All,
Berikut adalah info pembukaan kelas reguler TALKinc selama bulan Januari 2012.
7 Januari 2012
1. Professional MC-TV Presenter batch 38 with Dave Hendrik
2. Professional Public Speaking batch 20 with Ferry Fibriandani
3. Professional Public Speaking batch 19 with Erwin Parengkuan
4. Professional MC-TV Presenter batch 39 with Ivy Batuta
5. Elementary Speaking Impressively batch 15 with Didit Mudita
6. Elementary Boosting Your Confidence batch 13 with Adinda Djoko S.
14 Januari 2012
1. Professional MC-TV Presenter
2. Professional Public Speaking
3. Elementary Speaking Impressively
4. Elementary Boosting Confidence
5. Elementary Creating Total Looking (Grooming)
21 Januari 2012
1. Kelas Elementary Creating Total Look batch 5 with Ivy Batuta
Untuk info lebih lanjut, silakan menghubungi Ella 021-7202719 / 021-80777779
Sampai bertemu di TALKinc 🙂