Pertama kali bekerja di sebuah perusahaan reasuransi di tahun 2010 dan langsung mendapat tugas untuk MC sebuah acara RUPS dan Cocktail Party. Saat itu audience Coktail Party sebagian orang asing. Waduh, saat itu saya masih fresh graduate dan belum memiliki pengalaman, saya harus bagaimana nih? Langsung bingung dan gugup seketika. Saya masih belum ada bayangan sama sekali. Akhirnya saya tanya dengan orang kantor yang dulunya sudah pernah menjadi MC acara kantor bagaimana tips & trick nya. Saya ingat sekali saya bikin draft, menggunting karton untuk que card, memilih baju yang cocok untuk acara dan membuat event schedule. Alhamdulillahnya, acaranya berjalan lancar. Selain itu, saya juga pernah dipercayakan kembali sebagai MC di kantor sekarang. Namun, saya masih merasa kurang kemampuan saya sebagai MC yang professional.

Seiring jalannya waktu, saya ingin tahu bagaimana cara menjadi seorang MC/Presenter yang profesional. Karena terpikir bisa gak ya saya suatu hari nanti nyari duit dengan menjadi MC? Saya senang menjadi pusat perhatian tapi jika disuruh maju ke depan terkadang masih malu untuk berbicara.

Akhirnya di awal tahun 2019 ini saya memberanikan diri berdiskusi dengan suami untuk mengajukan pinjaman dari uang tabungan bersama untuk mengikuti program MC-TV Presenter. Saya melihat ini menjadi peluang untuk mengasah kemampuan untuk menghasilkan uang selain dari pekerjaan sehari-hari sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan yang menurut saya pekerjaan yang membosankan (maaf jadi curcol hehe). Yang saya tanamkan pada diri saya bahwa saya harus berhasil dan kejadian pada diri saya untuk menjadi seorang MC suatu hari nanti. Uang dari hasil MC harus bisa membeli rumah untuk keluarga dan mencukupi kebutuhan nya. Tanpa pikir panjang lebar, saya datang langsung dan mendaftarkan program MC-TV Presenter yang dibantu oleh Mas Taufik dan Mbak Nicky.

Setiap harinya saya tidak sabar menunggu hari Sabtu untuk hadir di kelas MC karena saya ingin tahu kira-kira pelajarannya akan seperti apa dan penasaran bagaimana dengan pengajarnya. Ternyata sejak saya mengikuti kelas dari awal hingga akhir, saya dapat berbagai macam pengetahuan yang seru seperti apa yang harus dimiliki seorang MC, teknik wawancara hingga Total Look seorang MC yang baik. Semua Encounter menarik dan sangat bermanfaat tapi yang paling favorit sih Encounter mengenai Building the Atmosphere dan When Things Gone Bad. Para murid diajarkan bagaimana sih membangun atmosfer sesuai tema acara. Misalnya nih, kita diberi kepercayaan untuk menjadi MC acara musik festival. Pertama kali kita harus tahu audiencenya anak muda/ gak, band pendukungnya siapa saja, sponsorship nya siapa saja, band yang paling ditunggu-tunggu siapa, dan yang terpenting adalah kita harus bisa membangun semangat audience agar tetap semangat dan enjoy nonton performance band favoritnya.

Di kelas ini juga diajarkan bagaimana kita dihadapkan situasi yang diluar kontrol kita saat sedang menjadi MC di sebuah acara. Karena menjadi MC itu, everything could be happened. Yang tidak disangka-sangka justru kejadian padahal sudah semaksimal mungkin dipersiapkan dengan baik. Entah itu tiba-tiba, mati lampu saat di panggung, audiencenya terlihat seperti tidak semangat dengan acaranya, atau perubahan jadwal MC secara mendadak. Serunya lagi nih, setiap muridnya disuruh maju ke depan kelas untuk simulasi menjadi MC sebuah acara dengan kondisi di luar control seperti yang disebutkan sebelumnya. Jadi secara langsung kita sebagai murid benar-benar disituasikan dengan keadaan nyata yang biasa terjadi di dunia MC.

Di akhir kelas, pengajar mereview setiap murid dan sharing bagaimana solusinya yang bisa dilakukan seorang MC untuk menghadapi hal – hal tersebut. Karena sebenarnya masih banyak lagi kejadian-kejadian di luar dugaan yang bisa mungkin saja terjadi, kita sebagai MC harus inisiatif dan kreatif. Ini yang paling saya ingat di Encounter tersebut. Menurut saya hal seperti ini belum tentu bisa didapat di tempat lain karena setiap praktisi selalu sharing pengalaman-pengalamannya sehingga kami yang terbilang masih awam pun terbayang dan berempati jika kita di posisi mereka akan seperti apa.

Sebenarnya saya sedih karena sudah berada di Encounter terakhir dan masih pengen mengikuti kelas TALKINC lagi. Hal yang membuat saya sedih dan bakalan kangen adalah sama pengajarnya yang luar biasa antusias mengajarkan murid-murid. Mereka asik diajak diskusi maupun sharing untuk menjadi MC yang professional. Mereka punya spirit dan energi yang positif sehingga kami sebagai murid terpacu untuk menjadi seorang MC kece. Selain itu setiap menginjakkan kaki di TALKINC, satpam dan penjaga Talk-Incnya ramah-ramah bangget. Apalagi Mas Taufik dan Mbak Nicky sangat helpful jika ditanyakan melalui Whatsapp yang berhubungan dengan kelas.

Sebentar lagi ujian, berarti ini tandanya saya harus bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah diajarkan oleh praktisi TALKINC di dunia nyata. Alhamdulillah, sudah ada job MC memanggil di bulan depan. Berkat TALKINC.Saya berharap one day bisa dikenang sebagai MC/Presenter lulusan TALKINC yang profesional, memiliki ciri khas dan berkualitas. Saya sama sekali puas dengan cara pengajaran praktisi TALKINC dan mungkin akan mengambil kelas lain untuk mempertajam kemampuan saya untuk tampil di depan publik. Terima kasih saya ucapkan untuk keluarga TALKINC terutama Pak Erwin dan Ibu Becky yang sudah mendirikan Talk Inc sehingga kami-kami ini yang masih junior dapat menggali ilmu How to be a Great MC/TV –Presenter yang tidak bisa kami dapat di luar sana.

Nia Deviana
MC-TV Presenter
Batch 101