Oleh : Erwin Parengkuan (TALKINC Founder & Facilitator)
Anda mungkin bingung dengan judul yang saya buat ini? Coba cerna lagi, kaitan antara rasa percaya diri, menjadi pribadi yang asertif dan berani buat salah. Tadi pagi ketika saya jogging, saya sudah berencana untuk menulis artikel ini termasuk untuk podcast saya. Tadinya saya ingin membahas hanya soal Asertif, arti Asertif adalah berani bicara tanpa menyinggung orang lain. Lantas selama jogging saya kembali merekonstruksi dan mencerna makna dari kata itu, lalu hasil dari buah pikiran saya pagi tadi, adalah seseorang tidak dapat menjadi Asertif kalau mereka tidak PD. Tidak Percaya Diri karena mereka takut akan apa yang akan diutarakan, takut bisa juga salah dalam menafsir atau bisa jadi karena anda termasuk pribadi yang tertutup atau introvert. Orang yang Percaya Diri, adalah orang yang tahu kekuatan dirinya dan kelemahannya. Asal Confidence dari Self Esteem ( seseorang menghargai dirinya dan terus melakukan evaluasi diri ).
Dalam Zoom meeting belum lama ini dengan klien kami, ketika ada sesi tanya jawab, hanya ada 1 orang yang bertanya, sisanya dari 7 orang tersebut hanya diam dan jadi penonton. Setelah meeting selesai, beberapa orang bertanya japri ke team saya beberapa pertanyaan yang harusnya dilontarkan pada saat meeting tadi, tapi mulut mereka tertutup rapat. Contoh tadi hanya sebagian kecil dari banyak interaksi yang terjadi dalam pekerjaan dan kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan kalau kebiasaan ini terus dibawa sampai mereka tua, pasif dan seseorang akan kesulitan untuk dealing with their own conditions and circumstanses. So sad! Boro-boro mau Asertif, PD aja enggak, bagaimana mau bertahan hidup di dunia yang makin kejam ini?
Perlu disadari, tidak ada satupun manusia di dunia ini yang lahir langsung mahir. Kita dituntut untuk berani, berani coba, berani gagal, berani malu, berani mengakui diri, dan berani bangkit lagi. Bila hal ini dilakukan terus menerus, tentu akan ada hasil progresif dari kebiasaan yang kita bentuk. Coba sekali, dua kali, beberapa kali hingga kita menemukan formula yang jitu dalam semua hal yang ada dalam kehidupan kita, easier said than done? Yes, but you need to get out immediately from your Comfort Zone, never wait, keep on going until you become it! Dari situ anda baru dapat berbicara dengan Asertif, evaluasi hasilnya seperti apa. Di kelas saya sering mengatakan kepada peserta, luangkanlah waktu 2 menit setelah kita bicara untuk mengevaluasi apa yang bagus dan apa yang belum bagus. Ini akan menjadi a great learning process buat anda.
Oh ya, satu lagi, bila anda berasal dari Jawa, atau terdidik dari budaya Jawa, tentu akan memberikan pengaruh besar kepada cara anda berkomunikasi. Menurut saya, salah satu nilai luhur falsafah Jawa yaitu Nrimo ( menerima ), jujur tidak relevan dalam konteks komunikasi saat ini. Dunia Modern, Dunia Digital menuntut anda untuk berani mengutarakan pendapat, tidak Pasif tapi Asertif. Ribuan Pribadi yang saya jumpai dalam pekerjaan saya, ketika mereka Nrimo, mereka akhirnya gagal dalam membangun hubungan dengan lingkungan dimana mereka berada, sangat disayangkan! Mari mulai jangan tunggu sampai anda tua nanti! It’s useless.