Communication problems occur when people listen to reply instead of to understand. Masalah komunikasi ini terus menerus berlangsung dari generasi ke generasi. Kita pun terbiasa mendengar hanya untuk menjawab namun tidak melalui proses memahami konten yang sedang dibicarakan terlebih dahulu. Padahal fondasi utama komunikasi adalah mencoba memahami (understand). Masalah komunikasi inilah yang menjadi penghambat terbesar dalam kemampuan critical thinking.
Critical thinking merupakan proses intelektual secara aktif dan terampil berpikir dengan menganalisis, mengevaluasi informasi berdasarkan fakta, pengamatan dan refleksi diri. Dalam prosesnya, critical thinking memerlukan pemahaman tujuan dari menggali lebih dalam lagi masalah, mengumpulkan asumsi, mengevaluasi bukti selanjutnya menilai masalah dengan kesimpulan. Menurut Pearson, seorang Psikolog yang juga terkenal menjadi salah satu tokoh Sosiolog, memberikan analogi mengenai critical thinking menjadi RED. Recognize Assumption, Evaluate arguments and Draw conclusion. Analogi ini memberikan kita pemahaman sederhana mengenai critical thinking menjadi lebih sederhana dan sesuai step by step.
Dalam proses Berpikir secara kritis, individu tentu memerlukan dan melibatkan kemampuan mendengar yang aktif dalam menggali asumsi dan bukti-bukti. Tak hanya aktif namun juga kritis dan mencoba memahami konten yang diberikan oleh pembicara. Critical listening relevan dan berkoneksi dengan kemampuan critical thinking seseorang. Hal ini berkoneksi ketika dalam mengasah kemampuan critical thinking, seseorang pun harus memiliki kemampuan untuk mengatur informasi, konteks, relevansi dan ide yang didapatkan dari berbagai sumber. Sehingga pada akhirnya, individu tersebut dapat mengevaluasi asumsi dan menganalisa bukti dengan kemampuan critical thinking-nya.
Namun, masalah lain muncul ketika kita sering melihat para politikus ditelevisi yang memiliki kebiasaan buruk memotong pembicaraan lawan bicaranya. Padahal syarat utama atau kunci utama dalam critical listening adalah kemampuan seseorang untuk masih ingin memahami apa yang orang lain katakan dan bertanggung jawab dalam mengevaluasi dan menganalisa konten yang lawan bicara katakan. Sehingga, penting sekali untuk meningkatkan kemampuan listening kita dan mencoba mengerti serta memahami bukan hanya sekedar menjawab.