Sering kita mendapati diri kita, apabila disodorkan mic untuk berbicara atau berpendapat pada sebuah seminar atau kelas, menjadi orang yang tiba-tiba menjadi gagap. Dimana pun kita berada, entah dalam sebuah kelompok ataupun presentasi di depan audience, kita sering dituntut memiliki kemampuan dalam public speaking. Kita sering menemukan dalam sebuah presentasi ataupun seminar, masih rendahnya partisipasi untuk bertanya. Entah dia kurang pede ataupun males untuk speak up.. Memberanikan diri untuk bertanya pada sebuah seminar, merupakan cara yang mudah dilakukan dalam meningkatkan kepercayaan diri untuk berbicara di depan umum. Tanpa mencoba, kita tidak pernah tahu kemampuan kita yang sebenarnya.

Selain belajar dan berlatih dari sebuah contoh sederhana di atas untuk meningkatkan percaya diri. Public speaking pun memerlukan konten yang menarik tapi tak hanya menarik, tetapi juga memberikan sebuah value yang dapat mudah diingat oleh audience. Speaker harus memiliki kemampuan membaca keyword dan contoh yang sesuai dengan audience-nya. “Teach them something new!” merupakan sebuah challenge sendiri pada speaker agar memiliki public speaking yang baik.

Anda pasti pernah mendengar istilah“Mata adalah jendela jiwa”. Artinya mata merupakan organ tubuh yang paling jujur dan memiliki kemampuan dalam memberikan koneksi jujur secara alami. Maka itu, mata menjadi hal yang penting dalam menjalin koneksi antar individu. Begitupula pada public speaking, eye contact menjadi hal yang sangat penting untuk komunikasi non verbal seseorang dalam mentransfer pengetahuannya kepada audience. Tak hanya eye contact, body language pun sangat penting dalam public speaking. Seperti posisi berdiri speaker sampai posisi tangan dalam menjelaskan presentasi. Hal ini penting diingat karena dalam berkomunikasi memiliki bermacam bentuk, seperti kata, suara, tone of sound, gesture sampe touch.

Ketika konten sudah baik, eye contact dilakukan, body language pun baik. Lalu masih gugup? Hal ini tentu menjadi hal yang lumrah, karena semua akan bisa ketika terbiasa. Maka diperlukan latihan yang terus menerus dalam public speaking. Apabila masih gugup datang, kita harus dapat memberikan jeda waktu saat presentasi untuk tarik nafas terlebih dahulu. Biasanya, ketika gugup melanda, intonasi dan kecepatan suara speaker berubah, maka sangat diperlukan waktu sejenak. Eye contact pun penting untuk speaker mengetahui antusias dari audience dan apakah memerlukan ice breaking atau tidak. Selain itu, motivasi diri pun sangat penting untuk memotivasi diri sendiri. Katakan Yes untuk “Ya, I can do it and excited” dan menghindari kata-kata “I think I cant”. Karena pada dasarnya motivasi pada diri menjadi kunci yang penting dalam memiliki kemampuan public speaking yang baik.