Pencitraan Adalah Bumbu Penyedap Berbahaya

Dalam buku yang pernah kami tulis 5 tahun lalu terbitan Gramedia Pustaka Utama dengan judul Personal Brand-inc terdapat 2 komponen: Utama dan Tambahan, komponen ini berhubungan satu dan lainnya. Ada yang harus dimiliki mutlak seperti sikap, keahlian dan nilai teguh yang membuat seseorang untuk terus maju dan bertumbuh dan ada yang dapat dibuat dan ini sangatlah manusiawi, kerena hakikatnya tidak ada satupun manusia di dunia ini yang mau terlihat jelek dimata publik.

Personal brand atau people brand menjadi garda utama untuk seseorang menampilkan citra dirinya diantara hutan belantara media yang makin tidak menentu, media dan awak media menghadapi dunia yang disruptif, kompetitif, harus cepat, persaingan lapak yang makin tinggi membuat makin menurun kualitas penulisan dan investigasi yang komperhensif, akhirnya suguhan berita menjadi bias antara yang benar terjadi dan yang sengaja dibuat oleh para individu yang berlomba-lomba untuk terlihat menonjol dipermukaan.

Melihat fenomena ini, lantas kata pencitraan menjadi bumbu penyedap utama di jaman now, pencitraan? Boleh ngak? Ya bolehlah itukan kebebasan setiap individu. Pencitraan dapat dilakukan dengan tidak boleh terlalu banyak bumbu, harus tetap menjaga keasliannya. Seperti melihat sebuah kue megah dengan hiasan sangat indah tapi ternyata itu hanya dummy yang tidak dapat disantap, dan menjadi tidak bisa dinikmati secara utuh, itu hanya pajangan, isinya tidak ada. Begitulah kita-kira analogi yang tepat menurut saya. Mari kita buat branding yang dapat dipertangungjawabkan. Kualitas menjadi mutlak, tidak bisa ditawar agar kita tidak salah branding dan akan memberikan dampak viral yang lebih rusak. Sekian, mari kita makan kue asli, bukan kue dummy.

Erwin Parengkuan

Agustus 2019

Pentingnya Teknik Negosiasi dalam Dunia Profesional Bagian 2

Dalam pembahasan sebelumnya saya telah membahas definisi negosiasi, pentingnya skill negosiasi dalam dunia profesional, hingga kaitan negosiasi dengan ilmu komunikasi. Dalam pembahasan kali ini, saya akan membahas mengenai 5 strategi dalam negosiasi.

Di TALKINC sendiri, kami memiliki program in-house training yang membahas mengenai negotiation skills. Dalam modul program negotiation skills tersebut, kami menyertakan Conflict Model yang dikemukakan oleh Thomas Kilmann yang tertera dibawah ini:

Menurut Thomas Kilman, terdapat 5 strategi dalam berkomunikasi berdasarkan tinggi-rendahnya asertifitas dan kerjasama dari pihak komunikator, yaitu competition (kompetisi), collaboration (kolaborasi), avoidance (penghindaran), accommodation (mengakomodir), dan compromise (jalan tengah). Secara garis besar, kelima strategi negosiasi ini dapat dijelaskan dengan cara berikut:

1. Competition (Win-Lose)

Dimulai dari tingkat asertifitas negosiator yang tinggi dengan kerjasama yang rendah, kompetisi cenderung menunjukkan posisi dan pandangan negosiator dengan jelas dan menggunakan logika untuk memastikan bahwa pihak lain akan setuju dengannya. Pendekatan ini dapat dilihat sebagai pendekatan yang agresif karena menggunakan ‘power’ untuk mencapai tujuan, namun keberhasilan yang didapatkan akan berjangka pendek.

2.Collaboration (Win-Win)

Dilanjutkan dengan tingkat asertifitas dan kerjasama yang juga tinggi, kolaborasi menitikberatkan negosiator yang mendengarkan dan memosisikan diri untuk mendengarkan saran dari kedua belah pihak, sehingga negosiator berorientasi kepada pencarian alternatif bagi semua pihak dan mementingkan rasa percaya antara kedua belah pihak.

3. Avoidance (Lose-Lose)

Kemudian memasuki kuadran bawah dalam Conflict Model dengan asertifitas dan kerjasama yang rendah, penghindaran akan cenderung memosisikan negosiator dalam posisi membiarkan orang lain mengambil keputusan dan menghindari situasi yang penuh dengan ketegangan. Cenderung menghindari konflik dan konfrontasi dengan taktik yang pasif-agresif.

4. Accomodation (Lose-Win)

Dengan tingkat asertifitas yang rendah namun kerjasama yang tinggi, strategi negosiasi mengakomodir akan cenderung menempatkan negosiator dalam posisi yang cenderung focus pada hal-hal yang disetujui bersama, menunjukkan sudut pandangnya dengan tujuan untuk menjaga hubungan dengan pihak lain. Langkah utama yang diambil dalam strategi ini adalah mengalah untuk menang’.

5. Compromise (Neutral)

Dalam strategi ini, negosiator cenderung mencari solusi tengah dengan cara menyeimbangkan proporsi di kedua belah pihak.
Kelima strategi ini memiliki tempatnya masing-masing dalam suatu proses negosiasi. Ada waktunya dunia profesional menuntut akomodasi, kompromi, atau kolaborasi. Namun terlepas dari strategi yang anda gunakan, terdapat langkah-langkah yang menjadi teknik negosiasi. Dalam pembahasan berikutnya, saya akan menjelaskan 4 langkah dalam bernegosiasi.

Irnasya Shafira

Research & Development TALKINC

Pentingnya Teknik Negosiasi ( negotiation skill ) dalam Dunia Profesional

Apa itu negosiasi? Para penulis buku Getting to Yes mendefinisikan negosiasi sebagai komunikasi bertimbal balik yang didesain untuk mencapai kesepakatan ketika anda dan pihak lain memiliki kepentingan yang dimiliki bersama dan kepentingan yang berseberangan. Kami di TALKINC menggunakan definisi yang lebih luas dan tepat-guna untuk ilmu komunikasi dalam dunia profesional; negosiasi adalah interaksi tukar-menukar informasi yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan antara 2 pihak yang memiliki kepentingan yang saling menguntungkan.

Berangkat dari definisi ini, saya berargumen bahwa kemampuan negosiasi atau negotation skills adalah skill yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang yang berkecimpung di dunia profesional. Dalam website pemerintahan Queensland, disebutkan bahwa dalam bisnis, skill negosiasi sangatlah penting baik dalam interaksi informal keseharian dan transaksi formal seperti kondisi jualan, kontrak, pengiriman jasa, dan kontrak legal lainnya.

Negosiasi merupakan suatu keterampilan yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan komunikasi, karena jika dikaitkan kembali dengan definisi yang ada, interaksi merupakan hal yang vital dalam mencapai kesepakatan tersebut. Pentingnya keterampilan bernegosiasi juga dapat diartikan sebagai pentingnya mengetahui teknik-teknik komunikasi yang tepat untuk mencapai kesepakatan yang diinginkan.

Dalam beberapa seri artikel kedepan, saya akan menjabarkan fakta-fakta seputar negosiasi dalam ranah ilmu komunikasi. Pertama-tama saya ingin menyampaikan mengenai tipe-tipe komunikasi dalam proses bernegosiasi, yaitu:

a. Pasif

Tipe komunikasi pasif akan cenderung berbahasa yang ambigu dan tidak jelas. Tipe komunikasi ini memancarkan komunikator yang terkesan tidak percaya diri dan pasrah.

b. Agresif

Tipe komunikasi agresif ini lebih ke arah konfrontrasi dibandingkan dengan komunikasi dua arah, sehingga komunikator cenderung terlihat ‘mengabaikan pihak lain’.

c. Asertif

Tipe komunikasi asertif akan cenderung realistis dan tenggang rasa terhadap kedua belah pihak. Tipe komunikasi ini memancarkan komunikator yang terkesan percaya diri dan paham dengan materi.
Tiga tipe komunikasi ini adalah yang paling lazim terjadi baik akibat faktor internal dan eksternal. Dalam pembahasan selanjutnya, saya akan membahas 5 strategi komunikasi dalam negosiasi.

Irnasya Shafira
Research & Development TALKINC

Hobi MC dan Presenter yang akhirnya terwujud menjadi pekerjaan

Pertama kali bekerja di sebuah perusahaan reasuransi di tahun 2010 dan langsung mendapat tugas untuk MC sebuah acara RUPS dan Cocktail Party. Saat itu audience Coktail Party sebagian orang asing. Waduh, saat itu saya masih fresh graduate dan belum memiliki pengalaman, saya harus bagaimana nih? Langsung bingung dan gugup seketika. Saya masih belum ada bayangan sama sekali. Akhirnya saya tanya dengan orang kantor yang dulunya sudah pernah menjadi MC acara kantor bagaimana tips & trick nya. Saya ingat sekali saya bikin draft, menggunting karton untuk que card, memilih baju yang cocok untuk acara dan membuat event schedule. Alhamdulillahnya, acaranya berjalan lancar. Selain itu, saya juga pernah dipercayakan kembali sebagai MC di kantor sekarang. Namun, saya masih merasa kurang kemampuan saya sebagai MC yang professional.

Seiring jalannya waktu, saya ingin tahu bagaimana cara menjadi seorang MC/Presenter yang profesional. Karena terpikir bisa gak ya saya suatu hari nanti nyari duit dengan menjadi MC? Saya senang menjadi pusat perhatian tapi jika disuruh maju ke depan terkadang masih malu untuk berbicara.

Akhirnya di awal tahun 2019 ini saya memberanikan diri berdiskusi dengan suami untuk mengajukan pinjaman dari uang tabungan bersama untuk mengikuti program MC-TV Presenter. Saya melihat ini menjadi peluang untuk mengasah kemampuan untuk menghasilkan uang selain dari pekerjaan sehari-hari sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan yang menurut saya pekerjaan yang membosankan (maaf jadi curcol hehe). Yang saya tanamkan pada diri saya bahwa saya harus berhasil dan kejadian pada diri saya untuk menjadi seorang MC suatu hari nanti. Uang dari hasil MC harus bisa membeli rumah untuk keluarga dan mencukupi kebutuhan nya. Tanpa pikir panjang lebar, saya datang langsung dan mendaftarkan program MC-TV Presenter yang dibantu oleh Mas Taufik dan Mbak Nicky.

Setiap harinya saya tidak sabar menunggu hari Sabtu untuk hadir di kelas MC karena saya ingin tahu kira-kira pelajarannya akan seperti apa dan penasaran bagaimana dengan pengajarnya. Ternyata sejak saya mengikuti kelas dari awal hingga akhir, saya dapat berbagai macam pengetahuan yang seru seperti apa yang harus dimiliki seorang MC, teknik wawancara hingga Total Look seorang MC yang baik. Semua Encounter menarik dan sangat bermanfaat tapi yang paling favorit sih Encounter mengenai Building the Atmosphere dan When Things Gone Bad. Para murid diajarkan bagaimana sih membangun atmosfer sesuai tema acara. Misalnya nih, kita diberi kepercayaan untuk menjadi MC acara musik festival. Pertama kali kita harus tahu audiencenya anak muda/ gak, band pendukungnya siapa saja, sponsorship nya siapa saja, band yang paling ditunggu-tunggu siapa, dan yang terpenting adalah kita harus bisa membangun semangat audience agar tetap semangat dan enjoy nonton performance band favoritnya.

Di kelas ini juga diajarkan bagaimana kita dihadapkan situasi yang diluar kontrol kita saat sedang menjadi MC di sebuah acara. Karena menjadi MC itu, everything could be happened. Yang tidak disangka-sangka justru kejadian padahal sudah semaksimal mungkin dipersiapkan dengan baik. Entah itu tiba-tiba, mati lampu saat di panggung, audiencenya terlihat seperti tidak semangat dengan acaranya, atau perubahan jadwal MC secara mendadak. Serunya lagi nih, setiap muridnya disuruh maju ke depan kelas untuk simulasi menjadi MC sebuah acara dengan kondisi di luar control seperti yang disebutkan sebelumnya. Jadi secara langsung kita sebagai murid benar-benar disituasikan dengan keadaan nyata yang biasa terjadi di dunia MC.

Di akhir kelas, pengajar mereview setiap murid dan sharing bagaimana solusinya yang bisa dilakukan seorang MC untuk menghadapi hal – hal tersebut. Karena sebenarnya masih banyak lagi kejadian-kejadian di luar dugaan yang bisa mungkin saja terjadi, kita sebagai MC harus inisiatif dan kreatif. Ini yang paling saya ingat di Encounter tersebut. Menurut saya hal seperti ini belum tentu bisa didapat di tempat lain karena setiap praktisi selalu sharing pengalaman-pengalamannya sehingga kami yang terbilang masih awam pun terbayang dan berempati jika kita di posisi mereka akan seperti apa.

Sebenarnya saya sedih karena sudah berada di Encounter terakhir dan masih pengen mengikuti kelas TALKINC lagi. Hal yang membuat saya sedih dan bakalan kangen adalah sama pengajarnya yang luar biasa antusias mengajarkan murid-murid. Mereka asik diajak diskusi maupun sharing untuk menjadi MC yang professional. Mereka punya spirit dan energi yang positif sehingga kami sebagai murid terpacu untuk menjadi seorang MC kece. Selain itu setiap menginjakkan kaki di TALKINC, satpam dan penjaga Talk-Incnya ramah-ramah bangget. Apalagi Mas Taufik dan Mbak Nicky sangat helpful jika ditanyakan melalui Whatsapp yang berhubungan dengan kelas.

Sebentar lagi ujian, berarti ini tandanya saya harus bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah diajarkan oleh praktisi TALKINC di dunia nyata. Alhamdulillah, sudah ada job MC memanggil di bulan depan. Berkat TALKINC.Saya berharap one day bisa dikenang sebagai MC/Presenter lulusan TALKINC yang profesional, memiliki ciri khas dan berkualitas. Saya sama sekali puas dengan cara pengajaran praktisi TALKINC dan mungkin akan mengambil kelas lain untuk mempertajam kemampuan saya untuk tampil di depan publik. Terima kasih saya ucapkan untuk keluarga TALKINC terutama Pak Erwin dan Ibu Becky yang sudah mendirikan Talk Inc sehingga kami-kami ini yang masih junior dapat menggali ilmu How to be a Great MC/TV –Presenter yang tidak bisa kami dapat di luar sana.

Nia Deviana
MC-TV Presenter
Batch 101

Total Look For MC-TV Presenter

Pada artikel kali ini saya mau membahas di Encounter 8 pada modul 13 mengenai Total Look for MC-TV Presenter. Untuk menjadi MC-TV Presenter penting sekali penampilan karna dari penampilan bisa terlihat pembawaan masing-masing orang terlihat bagus, menarik, nyaman, enak dipandang ataupun sebaliknya. Penggunaan pakaian memang bisa menunjang penampilan seseorang, dari penampilan terutama dari berpakaian bisa terlihat juga karakteristik ataupun memiliki pengaruh terhadap suasana hati atau mood dari masing-masing orang tersebut, sebagai MC-TV Presenter sangat penting sekali untuk me-mix and match pakaian untuk terlihat menarik dan enak dilihat apalagi dalam membawakan suatu acara off-air maupun on-air.

Kalau kita sebagai MC-TV Presenter harus bisa me-mix and match pakaian sesuai dengan tema acara contohnya acara formal maupun non-formal. Harus pula bereksperimen dengan memadukan warna warna sesuai dengan tema acara dan suasana atau kondisi/keadaan cuaca. Pilihan warna pun juga menjadi hal yang utama untuk menentukan pilihan disetiap acara dan menyesuaikan dengan bentuk tubuh masing-masing orang-orang, dan yang menjadi warna andalan atau favorite saya adalah hitam karna saya sadar bahwa bentuk tubuh saya yang gak langsing ini loh jadi saya memilih warna yang aman dan terlihat kurus heheheh.

Tidak hanya warna, bahan pakaian pun juga mempengaruhi dengan pembawaan kita untuk tampil didepan umum, karna akan terlihat pakaian tersebut enak dilihat, dipakai ataupun tidak dan orang-orang yang hadir disebuah acara tersebut juga akan menilai baik atau buruknya kita dalam berpenampilan. Saya lebih suka memilih model pakaian yang mengikuti bentuk/lengkuk body saya yang menurut kebanyakan orang atau teman-teman dekat saya, cocok sekali kalau saya memakai baju model tersebut karna terlihat sexy dan sesuai dengan karakter pribadi saya. Model pakaian itu biasanya kebanyakan yang saya pakai adalah dress feminine/sexy dress. Sebenarnya menurut teman-teman bilang kalau bentuk tubuh saya itu tidak kurus dan tidak gemuk juga, jadi cocok sekali saya memakai model pakaian yang disebut dengan Glamour look seperti yang disampaikan facilitator Mba Arie. Mudah-mudahan melalui Talkinc ini saya bisa menjadi MC-TV Presenter yang professional dan handal dengan tidak hanya membawakan acara saja tetapi bisa konsisten dengan penampilan yang menarik dari cara berpakaian saya.

-Rani Rahmat, Professional MC – TV Presenter batch 101

Materi how to create your script sangat membantu

Menjadi seorang wanita (istri) sekaligus sebagai ibu adalah suatu hal yang mulia bagi semua wanita, namun berjalannya waktu didalam hati saya terbesit ingin produktif seperti dulu lagi. Bukan soal banyaknya nilai “rupiah” yang di bawa pulang, akan tetapi lebih kepada kebahagiaan tersendiri ketika seorang wanita bisa menjalankan passion-nya bahkan mendapatkan penghasilan dari passion itu sendiri, sehingga tangan ini tidak selalu berada dibawah menunggu “transfer suami” setiap bulannya. Untuk memotivasi diri sendiri supaya bisa produktif lagi saya tanamkan di fikiran ini “Jadi wanita cantik, bisa memasak, bisa ngurusin keluarga itu biasa, tapi kalau ditambah bisa cari uang sendiri itu baru luar biasa”.

 

Bekerja full-time seperti dulu lagi pasti tidak memungkinkan karena tanggung jawab saya mengurus keluarga merupakan prioritas utama. Saya senang melakukan pekerjaan yang saya sukai namun tidak mengabaikan keluarga. Ya… saya ingat 8 tahun yang lalu, saya selalu tampil MC acara “Baralek” (wedding minang), acara semi formal dan formal di tanah kelahiran saya di “Ranah Minang”, dengan tekad yang bulat saya yakinkan diri untuk belajar terlebih dahulu di Talkinc, banyak ilmu yang sangat bermanfaat yang saya peroleh disini dikarenakan fasilitator hebat dan berkompeten yang disiapkan oleh Talkinc mulai dari Encounter 1 – Encounter 8.

Dari semua fasilitator yang disiapkan oleh TALKINC, ada salah satu yang sangat saya kagumi yaitu Lala Tangkudung Encounter 4 “How to create your script”, selama ini saya selalu kesulitan dalam membuat bridging saat nge-mc dan selalu bingun dalam penggunaan kata-kata yang tepat untuk menghasilkan kalimat yang indah. Nah dengan Mba Lala saya sangat takjub ketika melemparkan 1 kata saja, ternyata bisa tercipta berbagai kalimat cerita dari sudut pandang yang berbeda. Jadi semenjak saat itu saya terus berlatih kosakata dan tidak ada alasan untuk kehabisan kata-kata, karena semua itu berawal dari “Bisa karena terbiasa”.

Akhir kata, terimakasih kepada semua keluarga besar TALKINC yang telah menyiapkan fasilitator yang sangat berkompeten, semoga ilmu yang telah saya peroleh dapat saya terapkan dipanggung nantinya. Semoga keberuntungan berpihak kepada saya sehingga bisa menjadi MC professional kebanggaan TALKINC dan pastinya saya sangat merindukan suasana selama disini.

Iis Maulana, Professional MC-TV Presenter Batch 99