Public Speaking – The Overview dan Profile Mapping materi favorit

Berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari TALKINC adalah kebanggan tersendiri untuk saya. Jujur dua tahun kebelakang, kerinduan untuk kembali belajar dan menambah value dibidang Public Speaking sangat besar dan TALKINC menurut saya adalah tempat yang tepat.

Kata orang, kesan pertama selalu jadi yang tak terlupakan dan itu pula yang terjadi pada saya saat hari pertama. Berjumpa dengan Mbak Lala Tangkudung sebagai facilitator untuk materi Public Speaking – The Overview dan Profile-mapping (Individual video recording), saya diingatkan kembali pada teori-teori dasar yang terlupakan.

Dibawakan dengan santai dan menarik pertemuan pertama terasa sangat menyenangkan dan membuat saya ingin kembali hadir dipertemuan berikutnya yang ternyata juga tidak kalah menarik dan bermanfaat. Setiap minggu kami semua ditantang untuk meng-upgrade kemampuan berbicara didepan umum dengan langsung melakukan role play di depan kelas dan ini sangat berguna.

Bergabung bersama TALKINC juga menyadarkan saya bahwa menjadi public speaker tidak hanya tentang bagaimana berbicara di depan umum, namun juga bagaimana untuk mendengarkan masukan dan mau terus belajar agar unsur 3H (Head, Heart, Hand) bisa tercapai.

Terimakasih TALKINC!

Outbound Training sangat efektif meningkatkan kerekatan team kerja organisasi

Sudah dari tahun lalu kami menggiatkan divisi outbound training untuk organisasi perusahaan yang ingin membuat suasana kerja antara team member menjadi lebih solid, paham masing-masing kepribadian sehingga suasana kerja menjadi lebih kondusif dan meningkatkan kinerja perusahaan secara internal maupun eksternal.

Untuk kami selaku perusahaan jasa training yang sudah berkiprah selama 16 tahun dalam membantu banyak organisasi dari berbagai bidang untuk mahir berbicara dan meningkatkan rasa percaya diri dll selalu melakukan banyak modul-modul baru termasuk divisi outbound. Bulan lalu kami mendapat kepercayaan melakukan outbound training 1 hari kepada UNDP di Indonesia. Seperti kita tahu, organisasi dari PBB ini berisikan banyak kultur dari dalam dan luar negeri sehingga keragaman budaya dan kepribadian menjadi sangat dinamis.

Berlangsung di Cirebon, sisi pertama dimulai dengan saya memberikan sesi tentang pentingnya pemahaman tentang 4 tipe kepribadian manusia yang dijabarkan oleh Hipocrates di jaman Romawi Kuno, penjabaran yang terdiri dari sanguine, choleric, melancholy, phlegmatic dimana ini tertuang dalam buku yang pernah saya tulis dengan judul “understanding people-strategi taktis dalam berkomunikasi dengan berbagai kepribadian” Buku yang saya tulis 3 tahun lalu menjadi National Best Seller hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan. Dibuku ini yang merupakan hasil obeservasi saya dilapangan selama 18 tahun menyimpulkan bahwa kepribadian manusia sangat erat kaitannya dengan cara mereka berkomunikasi. Saya kemudian mengganti istilah tersebut menjadi si Kuat, Gesit, Rinci dan Damai, untuk memudahkan masyarakat Indonesia lebih paham akan makna sesungguhnya. Kesimpulan saya kegagalan kita dalam berkomunikasi karena punya kecenderungan untuk berbicara berdasarkan apa yang ingin kita sampaikan tanpa mempertimbangkan kepribadian lawan bicara.

Sesi dimulai yang terdiri dari hampir 100 orang, ini merupakan 1 kantor UNDP Representative Indonesia yang terbagi atas 2 divisi, Project dan Support. Mereka kami minta untuk mengisi form post test identifikasi kepribadian. Ada 26 soal multiple choice yang harus diisi terlebih dahulu. Kemudian setelah terbagi atas 4 kategori besar, masing-masing kelompok ini saya minta untuk maju dan kelompok lain diminat untuk memberikan komentar tentang mereka, begitu seterusnya.. Kelas menjadi meriah karena masing-masing peserta mulai paham bahwa ada tendesi komunikasi dengan cara kepribadian seseorang. Misalnya pribadi yang “damai/phlegmatic “ akan berbicara dari hati, tenang, cenderung monoton dan penampilan yang bersahaja. Dst. Sesi berjalan semakin meriah dengan banyak insight yang mencerminkan 4 tipe tersebut. Termasuk group discussion dari masing-masing kelompok, presentasi dari tugas yang diberikan dikelas hingga cara “menaklukkan” mereka. Sesi berlangsung selama hampir 3 jam.

Selanjutnya peserta di bagi lagi menjadi 10 kelompok untuk melakukan sesi outdoor dan outbound dengan 5 tahapan permainan yang meminta untuk kerjasama team dan kekompakkan dalam 1 organisasi. Sesi ini menjadi lebih meriah karena terlihat kompetisi dari masing-masing kelompok untuk menjadikan team mereka sebagai pemenang dari 5 games yang kami berikan berikut atribut yang harus dikenakan.

Menyaksikan banyak leader dari berbagai negara dan suku di indonesia memberikan warna tersendiri dalam dinamika outbound kali ini, sangat jelas terlihat keinginan yang besar dari masing-masing peserta untuk berbicara atas nama organisasi, dengan kekompakan yang ada, karena dalam sesi outbound di games yang terakhir 10 kelompok ini melebur menjadi satu untuk menyalakan obor dan membentangkan logo UNDP di tiang yang sudah kami siapkan , melalui rintangan yang tentunya sudah kami siapkan.

Belajar lagi, re-fresh lagi, keluar dari aktivitas rutin, berada di tempat yang jauh dan berbeda adalah salah satu tujuan outbound yang sering kami lakukan. Kesuksesan dalam penyelenggaraan acara ini yang sangat ditentukan oleh keterbukaan masing-masing perusahaan untuk menyampaikan terlebih dahulu tentang tujuan diadakan, pemetaan dari gaya leadership masing-masing divisi untuk diselaraskan dengan sesi training indoor maupun outdoor.

Erwin Parengkuan ” Public Speaker, MC TV Presenter & Founder TALKINC”

Kenapa harus memilih Sekolah MC-TV Presenter di TALKINC ?

Ini pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh fasilitator saat di kelas. Menjadi seorang Master of Ceremony (MC) itu ‘kecemplung’, kerjan yang mau tidak mau harus saya jalani. Kenapa?

Sedikit bercerita tentang latar belakang pekerjaan. Saya adalah seorang pegawai negeri sipil. Tahun 2015, saya dipindah ke unit Hubungan Masyarakat dimana salah satu aktivitasnya yaitu menerima kunjungan pelajar atau mahasiswa. Tentu saja saat acara kunjungan itu dibutuhkan MC yang mengatur jalannya acaranya. Nah, sebagai kaum hawa satu-satunya (saat itu) di unit tersebut, saya ditugaskan untuk menjadi MC. Oh ya, di kantor saya, kebiasaannya adalah MC berpasangan (laki-laki dan perempuan).

Saya tidak memiliki dasar pengetahuan sedikitpun soal MC, pengalaman apalagi. Untungnya, rekan MC saya adalah seorang MC dengan pengalaman segudang. Lumayan terselamatkan lah ya, hehehe…
Pertengahan tahun 2018 lalu, bagian yang mengurusi SDM di kantor saya mengadakan training MC bekerja sama dengan TALKINC. Ketika tahu nama saya ada di dalam daftar peserta, rasanya senang sekali. Saya berpikir ini saatnya saya bisa tahu dasar-dasar pengetahuan menjadi seorang MC. Makin senang lagi karena ternyata saya dipilih oleh Bu Becky untuk bisa menambah wawasan di kelas Professional MC-TV Presenter.

Masuk kelas Professional MC-TV Presenter membuka mata saya bahwa menjadi seorang MC tidaklah mudah. MC itu bukan hanya modal ‘ngomong’, banyak hal yang harus dipersiapkan.

Kalau ditanya materi apa yang menjadi favorit saya, susah jawabnya karena semua favorit saya. Hehehe… Tapi ada 2 (dua) materi yang sangat saya sukai, yaitu:

1. Teaming with your partner

2. Brand image

Materi Teaming with your partner ini tentu saja sangat berguna bagi saya. Seperti yang sudah saya ceritakan diatas. Di kantor saya, MC itu berpasangan. Dan saya menyadari bahwa saya punya kelemahan saat MC berpasangan yaitu takut berbicara. Selama ini saya cenderung menjadi pihak yang pasif. Pesan fasilitator, mba Irina Dewi, saat menyampaikan materi ini bahwa MC itu satu tim dan harus balance, tidak boleh ada yang terlihat dominan ataupun pasif. Dalam satu tim itu harus saling mengenal karakter masing-masing dan harus ada pembagian tugas yang jelas.

Lalu untuk materi Brand image. Awalnya agak tidak yakin saat tahu mba Kamidia Radisti yang menjadi fasilitator materi ini. Saya pikir mba Kamidia akan masuk di kelas total look. Tapi ternyata mba Kamidia Radisti juara deh, bisa banget menjadikan kelas ini sesi curhat. Hahahah….

Dalam kelas brand image ini, mba Kamidia sampaikan bahwa seorang MC itu harus tahu image-nya itu seperti apa. Tidak semua MC bisa membawakan acara formal maupun informal. Maka dari itu, tentukan image seperti apa yang ingin dibangun, yang dikenal oleh masyarakat.

Well, 8 pertemuan sudah saya lewati. Dan sedikit demi sedikit ilmu yang saya dapatkan sudah saya terapkan saat menjadi MC di kantor.

MC pertama kali di tahun 2019, partner MC saya bilang: “Lo sekarang lebih nyantai ya, tek-toknya lebih luwes. Lebih enak ngobrolnya.”

Jujur, senang banget rasanya.

Terima kasih fasilitator-fasilitator yang luar biasa keren.

Terima kasih TALKINC untuk kesempatan ini.

  • Inez, Professional MC-TV Presenter Batch 99

Manfaat Outbound Training bagi Kemampuan Komunikasi Peserta Training Part 1

Manfaat Outbound Training ?

Dewasa ini, dunia tengah memasuki suatu era yang disebut sebagai era digital. Dengan meningkatnya pembahasan dan diskusi mengenai Industri 4.0 yang mengedepankan unsur Artificial Intelligence dan Internet of Things, peran manusia sebagai aplikator dan operator dari sistim terdigitalisasi ini menjadi sangatlah penting. Berdasarkan artikel-artikel yang saya baca di LinkedIn dan Brigdr Insights, era digitalisasi ini dapat menyebabkan kecenderungan bagi manusia untuk merasa terancam dengan kehadiran teknologi, sehingga manusia menjadi lebih pesimis dalam dunia pekerjaan. Pesimisme ini kemudian dapat mempengaruhi atmosfir tempat kerja dan pada akhirnya, kerjasama antar manusia sendiri. Oleh karena itu, saya beranggapan menjadi penting untuk meningkatkan solidaritas antar manusia untuk menghadapi transformasi yang dibawa dengan wacana Industri 4.0.

Outbound Training merupakan salah satu bentuk pembelajaran pendidikan yang menarik untuk meningkatkan solidaritas antar manusia yang saya canangkan sebelumnya. Menurut Ancok (2002: 41), Outbound Training adalah suatu program pelatihan di alam terbuka yang mendasakan pada prinsip belajar melalui pengalaman langsung yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk games, simulasi, diskusi, dan petualangan. Lantas, apa korelasi antara program outbound dengan solidaritas antar manusia?
Afiatin (2003) dalam disertasinya mengutip Johnson dan Johnson bahwa kegiatan dalam outbound training dapat meningkatkan hidup bermasyarakat (sense of community) diantara para peserta pelatihan tersebut, sehingga program outbound ini dapat menjadi salah satu solusi yang tepat-guna dalam situasi ini.

Telah ada beberapa riset yang dilakukan, baik di Indonesia maupun di kancah global, mengenai pengaruh outbound training terhadap pesertanya. Di Indonesia, saya mengutip hasil penelitian dari Totong Umar (2011) bahwa outbound training membawa pengaruh pada empat poin, yaitu:

1. Ada pengaruh hasil outbound training terhadap karakter rasa percaya diri
2. Ada pengaruh hasil outbound training pada peningkatan karakter kepemimpinan
3. Ada pengaruh hasil outbound training terhadap peningkatan kerjasama tim
4. Outbound training tidak memberikan sumbangan yang merata antara rasa percaya diri, kepemimpinan, dan kerjasama tim.

Sumbangan terbesar (adalah) rasa percaya diri, yaitu sebesar 7.25%. Sementara di kancah global, terdapat penelitian dari Karunawardhana (2016) yang mengidentifikasi efektivitas dari outbound training dalam mengubah perilaku karyawan di Parliamen Sri Lanka. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa metode outbound secara positif berkorelasi dengan perilaku pegawai, secara spesifik di dua dimensi perilaku, yaitu keterampilan dan attitude.
Dalam bagian selanjutnya, saya akan menjelaskan benang merah antara temuan-temuan dalam penelitian terhadap outbound training yang telah disebutkan dan kemampuan berkomunikasi para peserta yang secara tidak langsung turut dipengaruhi oleh outbound training itu sendiri.

Irnasya Shafira – Research and Development TALKINC”

Outbound Program BNI Wilayah Jakarta Kota Februari – Maret 2019

TALKINC kembali bekerjasama dengan Bank Negara Indonesia dalam program pengembangan sumber daya manusia dan kali ini bersama kantor wilayah Jakarta Kota (WJK) mengemas pelatihan dengan kombinasi pendekatan belajar dalam ruangan dan outbound. Outbound Program diikuti oleh total 200 pegawai dari beberapa Kantor cabang di WJK terbagi kedalam 2 batch yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 Februari (batch 1) dan 2-3 Maret 2019 (batch 2) di Novotel Resort Bogor.

Outbound Program 2 hari mengusung tema
Strategic Sales, Motivation and Collaboration

difasilitasi oleh beberapa Fasilitator TALKINC diantaranya Erwin Parengkuan, Shahnaz Haque, Lala Tangkudung, Bona Sardo dan Elizabeth Santosa. Sesi diawali dengan Ice Breaking dalam kelas gabungan diikuti dengan pemisahan kelas dengan masing-masing pembahasan mengenai teknik penjualan dan kemampuan profiling untuk menentukan strategi komunikasi yang tepat. Sesi hari pertama berlanjut ke pembahasan etika professional termasuk simulasi table manner dan ditutup dengan sesi motivasi di hari pertama.

Hari kedua diisi dengan program outbound mencakup berbagai aktifitas luar ruangan seperti team building dan berbagai rangkaian games yang melatih kerjasama tim, komunikasi, kepemimpinan, strategi dan penyelesaian masalah (problem solving). Program outbound dinilai efektif dalam proses belajar karena memiliki pendekatan yang sangat beragam dalam lingkup experiential learning sehingga semangat dan keikutsertaan para peserta dalam proses belajar menjadi terjaga mulai dari awal hingga tahap akhir.

Keseluruhan program outbound diakhiri dengan pesan motivasi dan inspirasi para pemimpin BNI WJK yang hadir serta komitmen bersama seluruh peserta sebagai 1 tim untuk terus bergerak melakukan perubahan dan kerjasama yang kolaboratif dalam mencapai target bersama.

Student Testomonial Regular Class Public Speaking Batch 67

Nur Anugerah

Regular Class Public Speaking Professional, Batch 67

Awal mula tertarik untuk mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan terstruktur dan menarik. Saya memutuskan untuk mengikuti Regular Class Profesional Public Speaking setelah mengikuti kelas Social Media Communication oleh Mas Wahyu Wiwoho di Galeri Indonesia Kaya. Materinya menarik dan cara menyampaikan kontennya pun mudah dipahami. Ternyata encounter pertama saat masuk TALKINC langsung ketemu mas Wahyu lagi.

Sebenarnya semua materi yang disampaikan dalam setiap encounter itu sangat bermanfaat. Ada materi praktis dan teoritis, dilengkapi dengan latihan di kelas serta umpan balik fasilitator. Secara pribadi materi yang saya butuhkan dan masih harus ditingkatkan adalah flow of mind dan juga creating impressive presentation slides. Bagaimana menstrukturkan ide-ide serta materi yang akan disampaikan. Adapun cara-cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan perhatian dari audience dalam opening dengan story telling, creating similarity, 3H (head, heart, hand), questioning, dll sangat bisa diterapkan dalam aktivitas sehari-hari. Intinya selalu latihan, self evaluation dan awareness, yang selalu diingatkan para fasilitator dan juga Mas Erwin Parengkuan.

Terima kasih Talkinc.. Sukses selalu untuk Talkinc dan team. Semoga bisa bekerjasama kembali.