by admin | Feb 21, 2020 | Information, News
Tak perlu dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu suka berbicara di depan umum dan menjadi pusat perhatian. Hal ini dipengaruhi oleh kultur masyarakat yang sejak kecil tidak banyak memberikan kesempatan berbicara dan mengemukakan pendapatnya, terutama anak-anak kepada orang dewasa. Padahal di sisi lain, sudah jelas bahwa kemampuan berkomunikasi baik one-on-one maupun public speaking sangat dibutuhkan untuk tujuan memberi informasi, meyakinkan orang-orang, ataupun mempengaruhi orang lain.

Sayangnya kondisi di atas terjadi kepada saya, sedangkan di sisi lain era dewasa ini saya sangat membutuhkan keterampilan ini untuk berkolaborasi dengan orang lain. Beruntungnya, ada sekumpulan orang-orang berpengalaman yang tergabung di TALKINC yang telah menstruktur metode belajar yang cepat tepat dari dasar. Hal mendasar yang menurut saya revolusioner bagi diri saya adalah pengertian bahwa Communication is an attitude, a behavior, tidak ada benar dan salah di sebuah skill komunikasi, komunikasi adalah seni. Untuk mempelajari secara maksimal, para trainer di TALKINC mengajarkan pertama-tama adalah perubahan mind-set. “Buatlah dirimu nyaman ketika berbicara seperti halnya makan, minum, bernapas atau hal-hal lainnya. Hal-hal teknis lainnya bisa dipelajari”, kata mentor-mentor tersebut.

Banyak hal yang saya dapat dari belajar selama 9x pertemuan ini mulai dari teknik pembukaan yang memukau dengan metode: G-I-S(tory Telling)-I. Meracik content juga tak kalah menariknya, yaitu dengan metode Flow-of-Mind (bisa disusun secara kronologis, didukung bukti/data, dan menyelesaikan masalah). Dari hal-hal penting ini, saya berlatih untuk merancang struktur dan content berbicara di depan umum dalam waktu yang singkat berbatas waktu, namun tetap mengenai sasaran., dan menyampaikannya dengan cara yang elegan.
Terima kasih Talk-inc, sungguh sangat bermanfaat semua materi pembelajaran yang didapat selama belajar di sana. Terutama diajarkan oleh mentor-mentor yang memang berkecimpung di ranah komunikasi selama bertahun-tahun. Di media, radio, tv, mc, dan lain-lain.
Oleh: Muryuwono Dewanto
Batch 74
by admin | Feb 17, 2020 | Information, News
Suka lihat bila seseorang berkelahi di jalan dan saling mengeluarkan kata-kata tidak enak di dengar? Nah itulah yang saya maksud dengan bad communication. Bila seseorang dalam kondisi mental yang tidak baik biasanya kata-kata negatif yang akan terlontarkan. Jadi bila banyak peserta yang bertanya kepada saya, bagaimana caranya kita dapat berkomunikasi dengan baik, ya jawaban saya adalah mental kita harus baik dulu baru kita dapat menyampaikan kata-kata yang baik yang dapat kemudian menjadi “pintu pembuka” dalam membangun hubungan dengan setiap pribadi yang kita jumpai.
Komunikasi memang memerlukan kemampuan kosa kata yang banyak agar dapat memilih kata yang paling tepat untuk disampaikan selaras dengan kalimat yang terucap, itupun hingga saat ini tidak semua orang mempunyai kemampuan mengolah kata yang baik. Seperti yang kita dengar penyebutan : kita yang harusnya kami, atau sebaliknya, atau penyebutan kata kalian kepada audiens yang lebih tua. Buat saya itu masalah tehnis yang dapat dipelajari oleh seseorang dengan cepat dengan membaca banyak buku dan peka terhadap definisi setiap kata. Sedangkan bila kita dalam keadaan mood yang sedang tidak baik, cenderung kata yang di pilih menjadi tidak enak di dengar, atau disampaikan dengan nada yang tinggi sehingga terkesan marah.
Bagaimana caranya agar kita dapat mengendalikan diri ketika berkomunikasi? Berikut ini adalah 3 tips yang dapat anda praktikkan:
-
Sadar akan peran kita
Setiap orang mempunyai peran, seperti saya adalah seorang ayah, saya adalah seorang profesional ketika kita sedang bekerja, atau ketika kita keluar negeri, atribut siapa kita akan terlepas karena kita menjadi pribadi yang mewakili negara, ya kita warga Indonesia. Itu contoh sederhana ketika kita dasar akan peran kita, siapa kita, tentu kita akan membuat kita lebih sadar tentang peran yang harus dijalankan dimanapun kita berada.
-
Pikirkan tujuan komunikasi
Ketika keluar dari rumah, menuju tempat aktifitas, pikirkan kalimat-kalimat yang akan diucapkan adalah hanya yang positif. Bila anda akan menegur seseorang gunakan tehnik “sandwich” yaitu puji hal yang positif dari mereka, baru berikan input, dan di tutup dengan harapan agar orang tersebut melakukan yang anda harapkan dan jangan lupa, berikan kata-kata pendukung. Jadi bila terpikir akan menyebutkan kata negatif, lebih baik tidak diucapkan.
-
Teruslah membuka wawasan
Banyak sekali sumber bacaan, referensi yang dapat membuka wawasan anda, selain buku, ada www.tedx.com, pinterest, bahkan berlangganan master class untuk melihat orang-orang hebat berbagi banyak pengalaman dan pengetahuan kepada kita.
Mari kita terus bertumbuh, menjadi pribadi yang terbuka, menyenangkan, karena kita akan lebih senang dekat dengan orang-orang yang positif, and if you have nothing to say, say nothing!
Erwin Parengkuan
TALKINC Founder
by admin | Feb 1, 2020 | Information, News
Terdengar “sangar” macam ingin perang. Mungkin analogi ini tepat juga sebagai judul karena mengambil kesan sebuah situasi pertempuran, ya memang kita saat ini tengah bertempur melawan diri dan keadaan yang terjadi dan terus datang di dalam kehidupan kita. Sebuah istilah lain yaitu : “Everyone has their own battles” sangat tepat mengambarkan kondisi kita dalam kehidupan di dunia yangserba cepat dan penuh tantangan. Sebuah dunia baru atau yang di sebut The New Norms yang membuat derasnya arus perubahan yang masif membuat kita/orang lain semakin tidak sabaran, self-centered, prejudis, dan individualistis.
Jadi apa yang kita hadapi saat ini, kalau dikaitkan dengan kemampuan berkomunikasi, tidak lepas dari kemampuan seseorang mengenal dirinya, mengendalikannya, dapat membaca mood dan kepribadian lawan bicara, belum lagi tantangan dalam diri yang makin berkecamuk, tekanan sosial media, membuat kemampuan membangun relasi saat ini (dari yang saya amati ketika mengajar atau bertemu banyak orang) semakin menjadi-jadi.
Ada dua kata yang perlu diperhatikan dalam mensiasati keadaan ini, yaitu: Self Accaptance. Nah ketika kita sadar akan adanya pengaruh internal maupun eksternal yang mempengaruhi seseorang dalam berkomunikasi, tentu kita dapat membuat banyak strategi untuk mengantisipasinya. Sehingga kalau kita atau lawan bicara tidak dalam situasi yang baik, kita dapat mengetahuinya.
Asahlah pengetahuanmu, asahlah sikapmu, asahlah kemahiranmu dalam membaca situasi dan lawan bicara. 3 hal di atas menjadi acuan kita untuk sukses dalam karir dan kehidupan ini. Menjadi pribadi yang terbuka, selalu menjadi “murid” dalam setiap kesempatan akan memberikan keuntungan positif yang berlimpah kepada kita. Dalam kelas saya suka menyampaikan istilah pisau kampung vs pisau buatan Swiss. Pisau dengan kualitas terbaik buatan Swiss akan merasa tidak perlu mengasahnya setiap hari karena sudah terbuat dari bahan berkualitas terbaik, sedang pisau kampung yang di beli dengan harga di bawah Rp 10.000,- akan berpikir kalau setiap hari tidak diasah akan karatan dan tidak bisa digunakan.
Erwin Parengkuan
TALKINC Founder
by admin | Jan 16, 2020 | Information, News
Mari kita bicara soal kolaborasi. Sebuah kata yang mengandung banyak pekerjaan di sana. Bila kata ini dikaitkan dengan apa yang kami lakukan dalam setiap training, terutama outbound program activity di mana makin banyaknya permintaan organisasi untuk “merapihkan” setiap individu yang bernaung dibawahnya.
Kita tentu tahu beberapa organisasi besar, baik di dalam maupun di luar negeri yang dulu nama mereka sangat besar kemudian sekarang hilang tanpa bekas, sebut saja, perusahaan jamu raksasa Nyonya Meneer, Asuransi Jiwasraya, Nokia, Kodak, dan masih banyak lagi, dan nama-nama lain yang tidak saya sebutkan, satu persatu bila tidak dapat menyatukan semua individu didalamnya akan bernasib sama.
Dari apa yang kami amati beberapa tahun ke belakang berhubungan dengan perusahaan besar, swasta, pemerintah maupun asing, bahwa banyaknya generasi yang berbeda dan kontras memberikan tantangan tersendiri bagi para pemimpin untuk dapat menyatukan semua orang dalam satu tujuan yang sama. Sayangnya perbedaan itu makin hari membuat “jurang” yang makin besar. Sikap yang apatis, individualistis dengan pengaruh besar dari gadget, kemudian mereka mudah baper, atasan cenderung memaksakan pendapat, generasi Millenials bahkan Z yang acuh dan mudah menyerah membuat gap yang semakin besar dan tentunya mempengaruhi jalannya “roda” perusahaan.
Dalam sebuah outbound di mana waktu itu saya bertugas sebagai facilitator selama 3 hari untuk membantu sebuah divisi dari perusahaan jasa keuangan agar dapat mendekatkan “jurang” yang terasa semakin lama semakin jauh, yang pada akhirnya semua orang sadar pentingnya kolaborasi. Dari sekian banyak pelatihan yang kami lakukan, contoh pada tahun lalu ratusan pelatihan dari lebih 20 program yang kami miliki, ada sekitar 20 persen permintaan akan program outbound bermunculan, sedangkan tahun sebelumnya (2018) belum ada permintaan tentang program ini. Sebuah pertanda bahwa jurang yang makin besar memerlukan usaha yang besar dari organisasi untuk segera membereskan PR ini.
Berbeda dengan program inhouse training yang selalu kami lakukan, dampak akan perubahan dalam setiap orang bisa di sebut tidak banyak, hanya di bawah 10%, sedangkan bila program ini digabungkan dengan outbound activity, dari pengalaman selama ini, sekitar 30% dampak positif yang di terima dan membuka kesadaran tiap peserta bahwa kita tidak bisa sukses sendirian apalagi dalam karir. Artinya ini sudah dapat mendekatkan pribadi yang tadinya saling tidak peduli, berjauhan, untuk lebih mengenal satu sama lain dan tidak mempunyai mental Silo. Jujur kesuksesan dari sebuah kolaborasi tentunya mengikuti garis vertikal maupun horizontal, antara atasan dan bawahan maupun dengan setiap divisi yang ada.
Bahwa zaman telah berubah, di mana jiwa gotong royong yang semakin memudar dan self centered yang makin besar terlihat dalam setiap roda kehidupan ini. Dan apabila pemimpin tidak peka, maka cepat atau lambat “kapal” yang dikemudikannya akan segera “tenggelam.” Perlu segera dilakukan banyak program yang dapat membuat semua individu berani dan terbuka. Berani bicara, terbuka pikirannya dan membuang jauh rasa EGO yang selama ini ada. Karena ketika semua urusan ini dapat segera dilakukan, maka semua orang akan mempunyai kemampuan membawakan diri yang lebih baik, positif dan tentunya berkomunikasi dengan asertif. Nah, bagaimana dengan perusahaan anda?
“Erwin Parengkuan – TALKINC Founder”
by admin | Nov 11, 2019 | Information, News
Didasari dengan keinginan yang kuat untuk mengembangkan serta mengasah kemampuan berbicara di depan umum, Saya memutuskan untuk mengikuti program professional public speaking yang diadakan oleh TALKINC. Saya juga memiliki ekspektasi dimana saya berharap agar pengajar dari TALKINC dapat membantu saya untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan berkomunikasi yang telah saya miliki.
Diawali dengan encounter pertama dengan materi public speaking – the overview, saya mendapatkan valuable insight mengenai pentingnya peran seorang public speaker. Berangkat dari hal – hal yang telah saya pelajari di encounter pertama, saya semakin semangat untuk mengasah kemampuan saya lebih dalam lagi dan selalu menunggu untuk diberikan feedbacks dari pengajar setelah saya melakukan presentasi atau aktivitas lainnya.
Secara umum materi – materi yang telah disampaikan oleh tim pengajar sangat bermanfaat dan berguna untuk mengembangkan kemampuan berbicara saya. Ibaratnya, seluruh materi merupakan satu kesatuan yang saling terhubung membentuk sebuah integrated system. Singkatnya, dengan mengkombinasikan seluruh materi – materi yang telah disampaikan oleh para pengajar, saya bisa menjadi public speaker yang terstruktur dengan baik dan siap bicara didepan umum.
Materi yang membuat saya makin semangat untuk belajar lagi adalah The Opening Speech. Alasan utamanya adalah, pada saat materi ini saya bisa belajar banyak untuk membuat pembukaan yang simple, dan menarik. Dan hal ini menjawab keingintahuan bagaimana berhasil memerankan peran penting dari seorang public speaker yang diantaranya adalah pemberi informasi, dan terlebih informasi tersebut sampai ke audience kita dengan baik dan benar.
Sukses selalu untuk TALKINC, dan terimakasih untuk semua pengajar yang telah menyampaikan materinya dengan sangat baik dan menarik, salam sukses.