Peranan public speaking dalam menampilkan citra diri

Kemampuan komunikasi dan public speaking yang andal merupakan salah satu modal penting yang wajib dimiliki seorang pemimpin agar setiap pesan yang disampaikan dapat dipercaya oleh banyak orang. Terdapat banyak peranan seorang pemimpin yang membutuhkan teknik komunikasi yang mumpuni baik dalam memimpin pertemuan, presentasi, sampai dengan memberikan motivasi serta inspirasi agar orang lain dapat menjalankan pekerjaannya menjadi lebih baik. Keterlampilan komunikasi dan public speaking yang dimiliki juga secara langsung mencerminkan citra diri atau personal branding seorang pemimpin.

Citra diri seorang pemimpin dapat dengan mudah dikenali hanya dengan melihatnya saat berbicara di depan publik. Sebagai contoh, mantan presiden USA Barack Obama yang sangat inspiratif setiap berpidato memberikan kesan sebagai pemimpin yang merakyat atau down to earth. Contoh lain mantan Presiden Republik Indonesia B.J. Habibie yang memberikan kesan cerdas dan inovatif dalam setiap kesempatannya berbicara di depan publik. Selain wawasan yang dimiliki, hal tersebut tentunya tidak lepas dari keterlampilan public speaking baik secara verbal maupun non-verbal sehingga mampu meyakinkan dan dikagumi oleh banyak orang.

Kemampuan public speaking seorang pemimpin juga bisa jadi pemicu hancurnya citra diri yang sudah dibangun selama bertahun-tahun. Tidak hanya dari bahasa tubuh yang memperlihatkan tingkat percaya diri, namun juga setiap kata yang disampaikan secara benar dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, persiapan yang matang dan latihan berkali-kali sangat diperlukan sebelum berbicara di depan publik agar setiap ucapan dan gerakan dapat dilakukan secara benar.

Mengambil contoh dari tokoh yang sangat ternama dibidang teknologi Steve Jobs melakukan latihan ratusan kali sebelum berbicara kurang dari 1 jam didepan publik. Hal tersebut yang kemudian membuat Steve Jobs tidak hanya terkenal sebagai inovator namun juga salah satu public speaker terbaik. Bila seorang Steve Jobs masih berlatih dengan sangat intens untuk mengasah kemampuan public speakingnya, bagaimana dengan anda? Sebuah pesan yang dapat diambil adalah jangan pernah meremehkan setiap kesempatan public speaking walaupun jam terbang anda sudah sangat banyak karena citra diri anda sedang dipertaruhkan. (AM)

The Requirement of Becoming MC-TV Presenter

Berawal dari kebiasaan generasi millennial belakangan ini, mencari informasi, berita terkini, cek social media, atau bahkan hanya sekedar memantau gossip artis. Saya Dhilla, Mempunyai kebiasaan yang sama dengan generasi millennial lainnya. Apabila kita berbicara mengenai pencarian informasi rasanya kini bukan lagi hal yang sulit, terlebih setelah hadirnya internet di dalam genggaman. Hal itu pula yang saya lakukan ketika hati mulai tergerak untuk mencari sekolah presenter yang memiliki reputasi yang baik. Pencarian informasi melalui search engine mulai dilakukan.

“Kenapa sih kok tiba-tiba cari sekolah presenter?” begini ceritanya… Semua berawal dari kebiasaan nekat. Nekat dalam artian saya tidak pikir panjang ketika tiba tiba sering diminta untuk menjadi MC di berbagai kegiatan NGO yang saya ikuti. Ternyata saya menikmati keberadaan saya untuk berbicara di depan umum, berinteraksi dengan orang lain, serta membagikan keceriaan untuk orang-orang di sekitar. Muncul rasa “I kinda like it” saya suka menjadi pemandu acara, baik dari jumlah audience sedikit atau banyak, muda atau dewasa, anak kecil sampai pejabat. Berdasarkan hasil pencarian saya saat itu, muncul “TALKINC” di halaman paling pertama. Setelah pikir-pikir dan konsultasi dengan orangtua, mereka setuju dan mengizinkan untuk bergabung di TALKINC.

Tiba lah hari pertama memasuki kelas. Begitu datang, dikasih buku seperti modul untuk kita belajar selama 9 kali pertemuan kedepan. Langsung cek encounter 1, Fasilitator-nya siapa ya? Pertemuan pertama harus yang greget nih. Tak lama datanglah perempuan berhijab, cantik, dan dari first impressionnya sih ramah banget. Ternyata semua perkiraan saya benar, namanya Ninda Mashita. Saya dan teman-teman manggilnya Mba Ninda. She builds a very relaxing environment that day. Materi yang disampaikan tanggal 3 September 2016 itu adalah Requirement for becoming a professional MC-TV Presenter dan Profile Mapping. Mempelajari mengenai apa saja yang menjadi persyaratan untuk menjadi MC-TV Presenter & mengetahui apa saja kelebihan serta kekurangan kita berdasarkan pengalaman sebagai MC selama ini. Hal yang paling seru dari pertemuan ini adalah ternyata di pertemuan pertama kita langsung on cam!! Baru mulai terasa, karena ternyata modal nekat yang selama ini saya miliki itu ga ada apa apa nya dibandingkan dengan para Professional(s). Masih banyak kekurangannya. Saya yang biasanya oke oke aja, kali ini bisa gugup di depan kamera. I realized, that there are so much more to learn for becoming an MC-TV Presenter.

Pertemuan pertama ini memberikan kesan untuk saya. Kesan dimana saya tidak salah memilih TALKINC dan kesan bahwa fasilitator yang ada disini juga bukan fasilitator sembarangan. Materi yang diberikan juga urutannya baik, cukup jelas, dan tentunya berkualitas. Well Mba Ninda, I personally got those “greget” moment that I’ve been expecting for the first time. Thanks a lot.

To conclude all, saya sangat terkesan dengan pertemuan pertama saya di TALKINC. Hal ini menyadarkan saya bahwa menjadi MC-TV Presenter tentunya harus terus belajar. Ada satu pesan yang juga terus saya ingat yaitu seorang MC-TV Presenter harus banyak membaca, dengan tujuan memperkaya kosakata kita. Jadi nanti tidak kehabisan kata-kata ketika harus membawakan sebuah acara. Dengan memperkaya kosakata juga ternyata bisa membuat kita menjadi MC-TV Presenter yang terlihat smart dan tidak asal dalam berbicara. Oh iya, satu hal lagi. Dengan belajar di TALKINC kita jadi tau kekurangan dari diri kita yang harus di perbaiki dan belajar untuk menerima pendapat orang lain tentang apa yang kita tampilkan. Karena pada akhirnya, ketika nanti menjadi MC-TV Presenter, orang lain lah yang menyaksikan dan memberikan penilaian kepada kita. Besar harapan saya, dengan belajar di TALKINC kita dapat membangun relasi yang lebih luas. Relasi yang luas inilah yang nantinya akan kita jadikan senjata utama kelak dalam memperoleh job dari berbagai acara. It is such a pleasure to learn how to becoming a professional MC-TV Presenter at TALKINC.

Excellent public speaking and professional look & grooming

Talkinc baru saja selesai menyelenggarakan pelatihan Excellent Public Speaking and Professional Look Grooming pada pertengahan bulan Oktober 2016. Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan skill dalam public speaking dan juga untuk memahami penampilan yang baik sesuai dengan padu padan yang professional. Kegiatan pelatihan ini difasilitasi oleh Erwin Parengkuan dan Poetri Soehendro, yang terbagi menjadi 2 module yaitu Boosting confidence dan Professional look and Grooming.

Pada hari pertama yang diselenggarakan tanggal 17 Oktober 2016 membahas materi Boosting Confidence yang dibawakan oleh Poetri Soehendro berjalan dengan sangat interaktif. 22 peserta menjalani sesi pelatihan dikemas dalam bentuk yang menyenangkan serta didukung dengan roleplay. Pada sesi pertama Poetri Soehendro memulai sesi dengan bertanya kepada peserta secara satu persatu apa saja yang membuat mereka menjadi tidak percaya diri. Hal ini dilakukan fasilitator untuk mengetahui kekurangan yang mereka miliki sehingga dapat dijadikan dasar perbaikan. Materi didukung dengan penjelasan mengenai 4 pilar kekuatan yang dapat digunakan untuk membuat peserta menjadi percaya diri.

Pada sesi kedua yang difasilitasi oleh Erwin Parengkuan membahas tentang Professional Look and Grooming fokus pada perbaikan penampilan para peserta sesuai dengan situasi secara tepat, agar para peserta dapat berpenampilan mewakili perusahaan dalam bertemu dengan klien atau para stekeholders lainnya.
Pelatihan di hari pertama berjalan dengan sangat sukses dan lancar. Pembekalan materi yang dibawakan oleh Poetri Soehendro dan Erwin Parengkuan sangat membantu para peserta bagaimana cara mengenali orang lain dan juga diri sendiri. Dengan materi Boosting Confidence para peserta menjadi tahu bagaimana cara membentuk diri dan juga kepribadian yang baik. Dengan adanya self image peserta menjadi tahu apa kekuatan dan juga tantangan didalam diri.

Kemudian dengan Professional Look and Grooming, peserta menjadi paham dan mengerti bagaimana cara berpenampilan yang professional serta didukung dengan contoh yang real apa-apa saja yang harus di tone down ataupun tone up. Peserta diberikan kesempatan untuk tampil satu persatu mempresentasikan kostumnya, serta dengan diberikan feedback maka peserta menjadi tahu apa kekurangan dan kelebihan dari penampilan yang digunakan.
Keseluruhan pelatihan ditutup dengan penyampaian kesimpulan keseluruhan rangkaian pelatihan oleh fasilitator dan dokumentasi bersama.

Personal Branding Seminar Rally for AXA Services Indonesia

TALKINC baru saja selesai menyelenggarakan rangkaian seminar Personal Branding bagi AXA Services Indonesia pada awal bulan Oktober 2016 yang lalu sebagai bagian dari dukungan dalam mensukseskan program employee branding AXA. Kegiatan sharing yang difasilitasi oleh dua founder TALKINC Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu ini terbagi menjadi 3 rangkaian seminar yang membahas Personal Branding, Professional Total Look and Grooming, dan Social Media Communication.

Seminar pertama yang diselenggarakan pada 5 Oktober membahas materi Personal Branding difasilitasi oleh Becky Tumewu berjalan dengan sangat interaktif dengan jumlah peserta mencapai 80 orang. Sesi 2 jam yang dikemas dalam bentuk yang menyenangkan dengan berbagai games membuat peserta menjadi lebih mudah memahami kekuatan dari personal branding dalam mendukung karir para peserta bersama AXA Services Indonesia.

Rangkaian kedua diselenggarakan tepat satu hari setelahnya yakni pada tanggal 6 Oktober membahas materi Professional Total Look and Grooming yang difasilitasi oleh Erwin Parengkuan. Sebagai lanjutan dari materi Personal Branding yang disampaikan sebelumnya, materi Professional Total Look dan grooming fokus pada perbaikan penampilan para peserta from head to toe sesuai dengan direction yang dimiliki AXA dengan tujuan agar para peserta dapat secara tepat berpenampilan mewakili perusahaan dalam bertemu dengan para stakeholders.

Seminar Rally diakhiri dengan rangkaian ketiga pada tanggal 13 Oktober membahas Social Media Communication yang kembali difasilitasi oleh Erwin Parengkuan. Sebagai media yang sangat digemari dan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di zaman modern saat ini, media sosial merupakan alat yang sangat efektif digunakan untuk menampilkan citra diri seseorang. Oleh karena itu, materi pada sesi ini difokuskan pada bagaimana memaksimalkan penggunaan social media secara tepat dalam berinteraksi sosial khususnya menggambarkan personal branding yang dimiliki. Tips dan tricks mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dalam berkomunikasi di media sosial juga menjadi bagian pembahasan pada seminar terakhir ini. Keseluruhan program ditutup dengan penyampaian kesimpulan keseluruhan rangkaian seminar rally oleh fasilitator dan dokumentasi bersama.

Tips komunikasi dalam bernegosiasi

Pernahkah anda melakukan negosiasi dengan orang yang memiliki jabatan lebih tinggi dari pada anda? Atau, anda melakukan negosiasi dengan orang yang lebih senior? Pastinya anda semua pernah melakukan negosiasi dengan orang yang memiliki jabatan lebih tinggi atau lebih senior dari pada anda. Kebiasaan budaya timur yang dianut kebanyakan masyarakat di Asia adalah ketika berkomunikasi dengan lawan bicara yang kedudukan lebih tinggi adalah adanya rasa ‘sungkan’ yang membuat kedudukan saat melakukan komunikasi menjadi tidak sama dan TALKINC sebut dengan ungkapan I am not OK, You are OK.

Disadari atau tidak jika kedudukan saat berkomunikasi anda merasa tidak oke, sedangkan anda berpikir lawan bicara anda lebih oke (lebih pintar, lebih tahu segala sesuatu, dan lainnya) dapat membuat tujuan komunikasi yang anda harapkan tidak berjalan dengan baik. Salah satunya ketika melakukan negosiasi. Keberhasilan dari sebuah negosiasi adalah ketika anda dan lawan bicara anda bersepakat tanpa adanya salah satu pihak yang merasa dirugikan atau sangat diuntungkan.

Agar dapat mencapai kedudukan yang setara antara anda dengan lawan bicara saat melakukan negosiasi, hal yang perlu diperhatikan untuk anda adalah tingkat rasa percaya diri anda. Peringatan untuk anda, siapapun lawan bicara anda jangan pernah merasa malu. Karena apabila anda kurang atau tidak percaya diri saat akan melakukan negosiasi, maka anda akan sulit mencapai tujuan negosiasi yang tengah dilakukan. Kondisikan anda berada pada kedudukan yang sama dengan lawan bicara anda. Kemudian yang kedua adalah sertakan data dan fakta yang berkaitan dengan apa yang akan dinegosiasikan dengan lawan bicara. Fungsinya mengumpulkan data dan fakta adalah untuk memperkuat gagasan anda ketika melakukan negosiasi. The last, anda harus bisa mengetahui karakter lawan bicara anda. Seperti di artikel sebelumnya, disebutkan bahwa cara berkomunikasi setiap orang tidak dapat disamakan, namun anda harus bisa memahami tipe kepribadian lawan bicara anda, sehingga anda bisa menggunakan cara komunikasi yang tepat dalam melakukan komunikasi dan negosiasi dengan lawan bicara.

Part 2: Tips berkomunikasi berdasarkan 4 tipe kepribadian

Pada artikel sebelumnya, diketahui bahwa ada empat tipe kepribadian (Koleris, Sanguine, Melankolis, Plegmatis) yang telah dibahas. TALKINC menyederhanakan penggunaan kata dengan merubah terminologi empat tipe kepribadian tersebut menjadi Kuat, Gesit, Rinci, dan Damai. Pada workshop Understanding People yang dilaksanakan TALKINC Surabaya (03/09), Erwin Parengkuan selaku Fasilitator menekankan bahwa cara berkomunikasi dengan keempat tipe kepribadian tersebut tidak dapat disamakan. Jika pandangan Anda cara berkomunikasi dengan lawan bicara Anda sama dengan lawan bicara lainnya, maka kemungkinannya akan sulit mencapai tujuan dalam interaksi komunikasi antara Anda dengan lawan bicara Anda. Berikut adalah penjelasan TALKINC mengenai pola komunikasi dari beberapa kepribadian dan apa yang harus dilakukan oleh setiap tipe dalam berkomunikasi:

• Tipe Kuat memiliki sifat suka tantangan, tanggung jawab, tegas, dan berorientasi pada target. Kecenderungan pola komunikasi si Kuat ini adalah persistent dan mendominasi sehingga sulit untuk mendapat masukan dari orang lain. Oleh karena itu, tipe kuat harus berkomunikasi dengan ‘respect’ dan menyesuaikan cara berkomunikasi ketika di dalam tim untuk lebih bisa menjadi bagian dari sebuah tim tanpa harus selalu mendominasi.

• Tipe Gesit memiliki kecenderungan sifat yang extrovert, periang, kreatif, inovatif, friendly, dan percaya diri. Dibalik sifatnya yang menyenangkan, tipe kepribadian ini sering melakukan tindakan yang ceroboh seperti contohnya berbicara ceplas-ceplos. Agar interaksi komunikasi tipe gesit lebih baik, maka yang perlu diperhatikan adalah mulai membiasakan untuk berpikir sebelum berbicara, menyampaikan kalimat dengan jelas dan terstruktur. Jika perlu, tipe Gesit harus membuat poin-poin permbicaraan agar apa yang disampaikan adalah informasi yang benar-benar penting untuk disampaikan kepada lawan bicaranya.

• Tipe Rinci masuk dalam golongan introvert. Tipe rinci ini memiliki perasaan yang sangat sensitif dan sangat suka menyendiri. Tipe rinci juga cenderung suka menyimpan masalah yang dimiliki dan juga cenderung melihat masalah dari sisi negative karena pola pkirnya yang kritis. Sifat tipe rinci adalah analitis, perfeksionis, pemikir, serius, tekun, dan teratur. Saran TALKINC untuk para tipe rinci dalam berkomunikasi dengan lawan bicara adalah jelaskan inti pembicaraan, berani menyampaikan opini, dan kurangi penjelasan yang terlalu rinci.

• Terakhir tipe kepribadian plegmatis atau TALKINC menyebutnya tipe Damai, termasuk pada kepribadian yang tertutup (introvert). Introvert adalah orang yang berorientasi kedalam diri mereka sendiri (inward thinking). Tipe introvert tertarik pada dunia ide, pemikiran, konsep sehingga orang-orang introvert sangat menyukai suasana tenang untuk menyendiri untuk berpikir ataupun beraktivitas. Tipe Damai memiliki sifat yang mudah bergaul, tenang, menghindari konflik, dan selalu penjadi pendengar yang baik. Tipe damai yang mudah bergaul ini tidak terlalu berani bicara depan umum untuk menunjukkan ekspresi dan cenderung malu-malu. Maka, tipe damai ini harus berani berbicara, aktif atau ikut terlibat dalam diskusi untuk menyampaikan ide, dan jangan pernah malu untuk menyampaikan gagasan dan jangan takut melakukan kesalahan.