Beberapa jenis audience di dalam public speaking

Sebagai seorang Public Speaker di dalam public speaking anda harus bisa memahami tipe – tipe audiens dan cara memahami nya, jika anda mengenali jenis atau tipe audiens, anda akan lebih mudah menghandle mereka. Berikut adalah beberapa jenis audience yang perlu di ketahui :

The Sheep
– Tipe audiens ini akan fokus dalam mendengar apa yang anda katakan dan sangat menanti jawaban dari anda
– Tipe audiens ini akan mendengar dan berharap untuk mengerti pembahasan dari materi yang disampaikan dan juga berdiskusi dengan anda.
– Mereka harus di berikan arahan yang jelas, karena mereka tidak suka menunjukkan kemandirian dan kreatifitas.

The Hotshot
– Tipe audiens ini adalah audiens yang percaya diri dan nyaman dalam mengikuti seminar.
– Mereka suka mendatangi seminar untuk belajar dan berdiskusi.
– Mereka belajar dengan cepat dan akan menanyakan pertanyaan yang menantang agar mereka bisa mengerti lebih dalam.
– Jika anda tidak memenuhi harapan mereka sebagai peserta, mereka akan memberikan masukan dan complaint kepada anda.

The Clown
– Tipe audiens ini suka berinteraksi social.
– Mereka akan banyak bertanya dan memberikan komentar.
– Mereka menyukai diskusi dan tugas-tugas
– Tipe audiens ini mudah di motivasi hanya dengan memberikan mereka sedikit perhatian.

The Sniper
– Tipe audiens ini sering disebut “egois”
– Mereka akan mencari kesempatan yang tepat untuk mengkritik atau hanya sekedar untuk menunjukkan keahlian mereka di acara tersebut.

The Unwanted Panelist
– Tipe audiens ini seringkali mencoba untuk memperpanjang pembahasan dengan menceritakan audiens tentang pengalaman mereka, hal ini terkadang di sengaja untuk memperoleh respect.
– Mereka seringkali menjadi yang pertama menjawab pertanyaan dengan penjelasan yang terlalu panjang.
– Audiens lain menganggap peserta ini sangat mengganggu.

Jika anda telah memahami tipe-tipe audiens tersebut, anda akan bisa lebih engage dengan audiens dan lebih fasih dalam menghandle jenis-jenis audiens tersebut.

Personal Branding hal yang penting dalam membangun jaringan

Memasuki Era Digital ini, Personal Branding merupakan hal yang penting, terutama dalam membangun jaringan. Pengguna social media sangat melejit di bandingkan tahun – tahun sebelumnya, jika di manfaatkan dengan baik, Era Digital ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk mengembangkan Personal Branding.

Kita juga harus menjaga sikap dalam berinteraksi dalam Social Media, agar tidak merusak Personal Branding yang telah kita bangun. Kasus yang tidak lama ini terjadi adalah kasus yang menimpa Dian Sastro, ia terlihat sedang berada di bioskop, setelah melaksanakan acara nonton bersama film terbaru nya, ada penggemar yang memegang lengan nya, kemudian Dian Sastro menunjukkan muka yang seakan “jijik” atas perlakuan fans nya tersebut.

Dikarenakan oleh satu kejadian itu, image seorang Dian Sastro, seorang perempuan Jawa, yang selalu memerankan peran wanita lugu dan cantik, image nya langsung berubah menjadi wanita yang sombong dan tidak ramah terhadap fans nya. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap film yang baru saja di rilis, banyak orang yang jadi tidak mau menonton film tersebut.

Beberapa hal yang harus dikuasai seorang MC TV Presenter

Sebagai seorang MC TV Presenter, tentunya ada banyak hal yang harus di kuasai. Demam panggung adalah hal yang biasa, akan tetapi sebagai MC TV Presenter, harus mempunyai cara untuk mengatasi rasa takut tersebut. Ada beberapa tugas pokok dari MC selama acara berlangsung, salah satunya adalah memberikan salam, memberikan ucapan “Selamat Pagi!”, ucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta dan jangan lupa untuk memperkenalkan diri.

Tidak lupa juga untuk mengenguasai tema acara, ungkapkan maksud dan tujuan dari acara tersebut, ingatkan juga peserta akan manfaat mereka datang ke acara ini. Penting juga untuk menjadi humoris, agar suasana menjadi “cair” dan tidak tegang. Kenalkan juga pembicara, agar peserta bisa mengetahui pembicara secara brief. Susunan acara juga harus disampaikan, agar peserta bisa mengetahui agenda acara hari itu.

Jangan tergesa – gesa, santai dan rileks, agar tidak ngos2an dan terlihat luwes. Simak dan catat juga poin – poin penting pada saat acara berlangsung, agar bisa dikaitkan kepada pembicara selanjutny, Penutupan acara juga sangat penting, sampaikan terima kasih kepada tamu-tamu yang datang dan sebutkan highlight selama acara berlangsung.

Effective Communication Skills Training for CIMB Niaga

TALKINC sekolah komunikasi Public Speaking dan MC-TV Presenter kembali mengadakan pelatihan in house training pada tanggal 27 April 2017 dengan tema Effective Communication Skills Training untuk Board of Directors di Graha CIMB Niaga. Training di mulai pada jam 10 pagi, jumlah peserta adalah 6 orang. Training di awali dengan salam hangat dari Becky Tumewu, selaku facilitator. Sesi pertama, Personal Branding, berjalan lancar dan peserta sangat antusias dalam bertanya dan berdiskusi dengan facilitator, di sesi ini, peserta menulis tiga kata kunci yang bisa mendeskripsikan diri mereka masing – masing.

Sesi kedua adalah Understanding People, dimana peserta mengisi Form Tes Kepribadian dan kemudian mengetahui jenis kepribadian mereka, apakah mereka Introvert atau Extrovert? Apakah mereka termasuk dari kepribadian Kuat, Gesit, Rinci atau Damai?, lalu di lanjutkan dengan diskusi antar peserta dan pendapat mereka tentang rekan kerja mereka. Pada saat memasuki sesi “Professional Positioning”, peserta juga diminta untuk mengisi form, yang kemudian di analisa oleh Becky Tumewu.

Sesi ketiga adalah Effective Communication, peserta diminta untuk membaca artikel tanpa tanda baca, pada bagian tersebut, peserta akan belajar tentang artikulasi dan intonasi pada saat berbicara, menyesuaikan kalimat dengan nada berbicara dan juga betapa penting nya untuk memberi jeda pada saat berbicara agar tidak tergesa – gesa.

Struktur dari sebuah speech didalam public speaking

Struktur dari sebuah speech didalam public speaking merupakan salah satu hal crucial yang harus disiapkan sebelum speech -dimulai, pasti ada pernah mendengar istilah “ngalor-ngidul” yang dalam bahasa Jawa artinya tidak jelas inti nya atau tujuan nya, lompat – lompat topik bahasan nya, maka dari itu, struktur di dalam speech sangat penting. Pada setiap speech, ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu Opening, Content dan Closing.

Yang di maksud dengan Opening adalah Salam, seperti “Selamat Pagi”, “Selamat Sore”, pada saat opening, kita diharuskan untuk bisa menarik perhatian audience, Basa – basi dalam konteks bertanya “Gimana tadi macet ya perjalanan kesini?” “Sudah makan belum?”, Hal tersebut akan membuat audience engage dengan kita dan menjadi lebih relax. Konten juga penting, apakah konten nya berbobot? Sesuai dengan topic yang akan dibicarakan? Dan lain – lain.

Closing bisa di sebut juga summary dari apa saja yang sudah di bicarakan sebelum nya, inti dari semua yang telah dibicarakan, contohnya “Dengan demikian teman – teman, penyakit A tentu saja bisa sembuh jika ditangani dari fase awal, jika sudah mengalami gejala – gejala yang tadi di sebutkan, harap segera mengunjungi dokter, karena harus cepat di tangani” .

Good Presentation Skill di dalam public speaking

Banyak hal yang harus di perhatikan sebelum melakukan presentasi, dari mulai kesiapan dari slide Power Point yang akan di sampaikan dan penguasaan materi. Penguasaan materi sangatlah penting, agar pesan bisa tersampaikan dengan jelas dan agar bisa meyakinkan audience akan materi yang di sampaikan. Penggunaan Que Card di bolehkan, akan tetapi Que Card bisa membuat anda menjadi “kaku” dan menghilangkan konsentrasi.

Slide presentasi yang menarik juga dapat membuat audience menjadi tertarik akan presentasi anda dan akan memperhatikan presentasi secara menyeluruh. Terlalu banyak text dalam setiap slide akan membuat audience bosan dan terkesan monoton, buat slide menjadi se-simple mungkin dan hindari pemakaian template.

Body Language atau Bahasa Tubuh juga salah satu komponen penting pada saat melakukan presentasi, gerakan tubuh yang monoton akan menyebabkan penonton menjadi terganggu dan hilang konsentrasi nya, contoh : terlalu banyak gerakan tangan, geser badan kiri – kanan atau gerakan lain yang bisa menganggu audience.

Story Telling kekuatan dalam Seni Berbicara “Erwin Parengkuan”

Di awal tahun 2017, saya dan semua team kantor, melakukan outing ke Bali, lagi lagi tentang Bali yang tidak pernah membuat kita bosan. Singkat cerita kami pergi ke Nusa Lembongan, pagi hari, team kami yang berjumlah 14 orang sudah siap sebelum jam 8 pagi di Sanur untuk menantikan kapal yang akan mengantarkan kami ke Nusa Lembongan. Perjalanan yang tidak lama hanya 40 menit dan kami tiba disana tepat pada waktunya. Hari itu kami akan menghabiskan waktu seharian penuh, bermain di pantai , snorkeling dan tentunya makan enak. Ketika mendarat di dermaga kami saya melihat beberapa toko souvenir kerajianan Bali, dengan berjalan cepat saya mulai untuk mengamati barang apa saja yang cocok untuk di beli, termasuk oleh-oleh dan hiasan yang cocok untuk kantor baru kami yang akan pindah sebentar lagi.

Memasuki sebuah art shop adalah salah satu kenikmatan tersendiri buat saya. Mengamati cara pembuatan, finishing maupun materialnya. Beberapa barang sudah ada yang saya taksir, dan saya mengatakan kepada ibu penjual untuk menyimpannya. Hari itu, udara sangat bersahabat, tidak hujan seperti yang diramalkan, membuat trip hari itu terasa lengkap.

Setelah seharian menjelajah Nusa Lembongan, kami kembali ke dermaga untuk menunggu kapal datang, ada waktu satu jam, tentunya ini adalah waktu yang cukup untuk mengambil barang-barang yang sudah saya reserved, si Ibu penjual dengan senyumnya menyambut saya di depan tokonya. Sayapun mengamati lagi mungkin ada barang lain yang bagus untuk saya beli, hingga mata saya tertuju kepada 3 buah kerang seukuran telapak tangan saya. Warnanya silver dan bentuknya jarang saya lihat. “itu kakek saya yang ambil kerang ini, menyelam tanpa alat bantu, dan mengumpulkan kerang-kerang ini, jaman dulu tahun 1970an memang begitu…sekarang kerang-kerang ini sudah tidak ada lagi”. sambar si Ibu begitu melihat saya mengamati barang tersebut. “oh ya, bu?” ujar saya. “Ya, kerang-kerang ini tadinya koleksi kami, hanya karena saya perlu uang, akhirnya terpaksa kami jual, tadinya kakek saya punya ini 60 buah, sekarang tinggal 6 buah, dan tidak ada lagi yang jual di pulau ini, saya sebenarnya sayang juga mau jual!”.

Nah, disinilah saya semakin tertarik dengan cerita si ibu, membuat saya “melihat” kerang tersebut dengan nilai yang sudah berbeda dibanding pertama kali saya melihatnya. “ini cuma tiga, mana yang 3 lagi bu?” kemudian si ibu masuk kedalam dan membawa 3 kerang lainnya yang bermotif, kali ini saya justru belum pernah melihat motif kerang seperti ini. Saya semakin tertarik, Setelah negosiasi, singkat cerita sayapun memborong ke enam kerang tersebut , sambil membungkus kerang-kerang tersebut si ibu melanjutkan ceritanya kepada saya: “kalau masih mau lagi saya masih punya 6 lagi kok”. “loh, ibu masih ada lagi, katanya itu kolesi terakhir???” jawab saya dengan nada kaget :). “Iya, memang masih ada 6 pesanan orang, kalau mas mau, saya jual saja sekarang…” Dan sayapun terdiam.

Nah, bisa anda bayangkan, bagaimana kekuatan story telling dapat mempengaruhi kita dalam mendengarkan sebuah cerita. Coba bayangkan cerita saya diatas, bila tanpa sebuah “story telling” tentu tidak akan membuat saya memborong ke 6 kerang tersebut. Saya membeli karena terpengaruh dengan cerita si ibu.

Kalau kita perhatikan, memang story telling adalah salah satu daya pikat utama dalam seni berbicara, khususnya untuk public speaking. Akan mudah dicerna oleh audience bila cerita anda nyambung dengan materi yang akan disampaikan. Tidak hanya itu, cerita yang disampaikan harus mengandung emosi, sehingga membuat kita yang mendengarkannya menjadi antusias ingin mendengarkan kelanjutan dari setiap sequences yang anda sampaikan. Audience akan dengan seksama mengikuti alur anda. Buatlah story telling anda menjadi relevant dan mempunyai ending yang baik . Pastikan ada “value” yang anda tawarkan melalui cerita anda.

Kapan baiknya story telling dilakukan, ada baiknya di awal pada saat anda selesai greetings dan introduction. Anda bisa memulainya dengan kata-kata positif seperti ini; “ saya punya pengalaman yang menarik tentang topik hari ini, waktu itu saya……..” Selamat membuat cerita yang menarik!

Understanding People “Erwin Parengkuan”

Setelah menulis buku keenam saya yang bulan lalu saya release dengan judul: Understand-inc People, Strategi Taktis Berkomunikasi dengan Berbagai Kepribadian, terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, ada catatan penting yang perlu saya sampaikan melalui tulisan saya ini. Tentunya saya berharap anda sudah mengerti atau membaca isi tentang buku tersebut.

Ketika menuliskan buku itu, saya teringat tentang pertama kali 18 tahun yang lalu, saya membaca buku dengan judul Personality Plus karangan Florence Littauer, yang mengadopsi terminology dari Filsuf Romawi Kuno, Socrates. Dikatakan dalam buku itu tentang 4 Kepribadian Manusia dengan penjabaran : Sanguine, Choleric, Pragmatic, dan Melancholy dimana terminologi ini menurut saya sangat sulit dicerna maknanya oleh masyarakat Indonesia. Saya sendiri perlu 2x untuk membaca buku ini dan memahami maknanya. Apa yang terjadi setelah membaca buku ini, saya kemudian mengamati orang-orang di sekeliling saya, bahwa dari hasil observasi saya bahwa masing-masing kepribadian ternyata memiliki pola komunikasi yang sama. Untuk itu ada semacam dorongan dari dalam diri saya untuk menuliskan ulang buku tersebut berdasarkan apa yang saya amati. Kemudian saya mengganti istilah-istilah rumit tersebut dengan yang lebih sederhana dan mudah dipahami, yaitu: Si Kuat, Si Gesit, Si Rinci dan Si Damai.

Dari uraian diatas, kita dapat memaknai artinya, bahwa si Kuat (Choleric) adalah orang-orang yang tegas, berkeinginan kuat dan selalui mencapai apa yang diinginkannya. Si Gesit ( Sanguine) adalah orang-orang yang penggembira, walaupun sangat tergantung pada mood mereka saat itu, mereka spontan berbicara (ini yang sering menjadi masalah dalam berkomunikasi), tanpa berpikir terlebih dahulu dan mencintai trend terbaru saat ini. Kedua Kepribadian diatas adalah orang-orang yang Extrovert. Sedangkan lainnya, yaitu: Si Rinci ( Melancholy ) adalah mereka yang berbicara terstruktur, rapih dalam berpenampilan, mencintai keindahan, dan terlalu sibuk memikirkan apa kata orang lain. Meraka adalah tipe analitis , berpikir terlebih dahulu, walau jarang juga diutarakan. Sedangkan tipe yang terakhir adalah si Damai ( Pragmatic ) adalah yang pendiam, anti kontfrontasi dan cinta damai, selalu menjadi pendengar yang baik dan sangat humanis, dalam berpenampilan cenderung kuno. Lebih senang mendengar daripada brrbicara, senang di “comfort zone” mereka. Kedua Kepribadian diatas adalah Tipe yang Introvert.

Kendati kita manusia memiliki keempat unsur diatas , tentu ada yang lebih dominan, untuk itu dalam buku saya terdapat test yang dapat mendeteksi tipe Kepribadian anda. Saya melakukan riset terhadap puluhan responden secara kualitatif dan melibatkan beberapa team Psikolog untuk membuat formula ini, termasuk cara berkomunikasi dengan masing-masing Kepribadian dan pekerjaan-pekerjaan yang cocok untuk mereka.

Saya, adalah di Gesit yang Rinci, dulu ketika remaja saya sering bersinggungan dengan teman saya karena tidak dapat me-rem perkataan saya, di sisi lain, saya juga di Rinci yang pemikir, sehingga ketika ada rekan yang bergunjing tentang saya, kemudian saya menjadi baper dan kesal. Lama-lama saya sadar, bahwa yang bergunjing adalah tipe si Gesit yang kemudian lupa apa yang telah dikatakannnya, tetapi dampaknya buat saya perkataannya selalu membekas di saya, kemudian saya berpikir, ini tidak fair, mereka lupa tapi kenapa saya mengingatnya?

Pekerjaaan saya dilapangan sebagai orang yang sering tampil dan dituntut mengambil keputusan cepat juga ternyata berpengaruh terhadap meningkatnya prosentasi Kepribadian saya yang Kuat, ditambah tugas sebagai pemimpin perusahaan. Jadilah saya yang sekarang…
Melalui proses perjalanan panjang, kita kemudian berkembang penjadi pribadi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kita. Bila itu dilakukan secara “sadar”, maka kita akan berproses kerarah yang lebih baik. Komponen penting untuk semua pribadi yang ingin maju, adalah meningkatkan sisi Rinci dan Kuat. Dan semua ini bisa dipelajari. Tentunya juga diperlukan kedua unsur lain yaitu Damai agar kita tetap tenang dan Gesit untuk dapat menikmati hidup. Semua ini telah saya tulis secara lengkap dalam buku saya yang terbaru…selamat meneruskan membaca.

Tips presentation skills di dalam dunia kerja

Presentasi tentu nya sudah tidak asing lagi di dalam dunia kerja, pada saat ingin melakukan weekly report kepada atasan, pada saat ingin menawarkan sebuah produk terhadap klien, dan lain – lain. Tentunya, agar pesan dan tujuan dari presentasi tersebut bisa tersampaikan dengan efektif, slide presentasi dan cara kita membawakan presentasi tersebut harus di kemas dengan baik.

Banyak kendala yang bisa di temukan pada saat membuat slide presentasi dan pada saat membawakan presentasi, masalah yang sering di temukan adalah bagaimana membuat slide presentasi tersebut menarik dan tidak membosankan, hindari penggunaan template dan terlalu banyak tulisan di dalam slide tersebut, hal tersebut akan membuat audience bosan dan terlihat monoton.

Akan lebih baik jika presentasi di buat se-simple mungkin, tetapi padat dan jelas apa tujuan dari presentasi tersebut. Penggunaan slide presentasi yang modern dan banyak visual nya juga akan membantu menarik perhatian audiens. Penting juga agar pada saat presentasi kita bisa menguasai materi dengan baik, sehingga tidak terpaku dengan slide atau Que Card.

Komponen public speaking yang harus dimiliki public speaker

public speaking, seperti namanya, berarti “berbicara di depan publik”, public speaking mencakup semua aktivitas verbal, seperti yang dilakukan pada saat rapat, menjadi pembawa acara, presentasi, mengajar, dan lain lain. Tentu nya seorang public speaker harus mempunyai kemahiran agar pesan dan tujuan dari pesan tersebut bisa tersampaikan secara baik, benar dan efektif.

Salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang public speaker adalah rasa Percaya Diri. Rasa Percaya Diri tentunya harus dimiliki seorang public speaker agar bisa meyakini audience akan pesan yang ingin di sampaikan. Body language juga tidak kalah penting, misalnya terlalu banyak bergerak dan berubah – ubah posisi, hal tersebut bisa menyebabkan fokus audience hilang. Intonasi suara juga merupakan faktor penting dalam public speaking, contohnya, suara harus tegas dan tidak berbicara terlalu cepat agar audience bisa mengerti apa yang akan di sampaikan.

Seorang public speaker juga harus memperhatikan 5 W + 1 H, yaitu who, what, when, why, where dan How?, What adalah apa yang ingin disampaikan, contohnya “Pilkada Jakarta 2017 memacu kontroversi”, Who adalah tokoh utama dalam What, When adalah kapan itu terjadi, Where adalah dimana kejadian tersebut terjadi, Why adalah apa penyebab dari What dan How sendiri adalah bagaimana proses dari kejadian tersebut.