by admin | May 16, 2025 | Leadership

Sumber: Cities (2018)
Memiliki jabatan sebagai “leader” belum tentu otomatis membuat seseorang jadi pemimpin yang baik. Tahun 2025, dunia kerja tidak lagi mencari sosok yang hanya bisa memberikan perintah atau mengambil keputusan dari atas. Yang dibutuhkan adalah pemimpin yang bisa menavigasi perubahan, memahami timnya, dan menjadi inspirasi dalam menghadapi tantangan baru.
Dengan teknologi yang terus berubah, pola kerja yang makin fleksibel, dan generasi tim yang memiliki cara pikir baru, kepemimpinan hari ini bukan lagi soal “siapa yang paling berkuasa” tapi siapa Yang mau melangkah bareng, saling mendukung, dan berkembang bersama.
Jadi, pertanyaannya bukan lagi: “Apakah kamu seorang leader?”, tapi “Apakah skill leadership Anda masih relevan dengan kebutuhan zaman?” Kalau kamu ingin tetap menjadi pemimpin yang dipercaya, berkembang, dan bisa membawa tim menuju hasil terbaik. Ini dia 7 skill leadership yang paling dibutuhkan di dunia kerja 2025:
1. Emotional Intelligence
Pemimpin hebat tahu gimana caranya tetap tenang saat kondisi lagi tidak stabil. Bukan berarti enggak punya perasaan, tapi tahu kapan mesti tarik napas dan berempati. Kalau kamu bisa paham perasaan sendiri dan orang lain, kamu bisa menyambungkan semua energi di tim jadi satu arah.
2. Effective Communication
Komunikasi itu bukan soal seberapa banyak kita bicara tapi seberapa dalam pesan kita bisa dimengerti orang lain. Pemimpin yang hebat bisa menjelaskan hal yang ribet jadi simpel dan tahu cara ngobrol ke tiap orang.
3. Critical Thinking
Seorang pemimpin harus bisa melihat masalah dari segala sisi, tidak mudah terpancing, dan bisa mencari solusi yang benar-benar strategis. Kemampuan ini yang membedakan seorang leader dan orang yang gampang panik. Pemimpin tidak selalu punya jawaban cepat tapi dia tahu cara bertanya yang tepat.
4. Empathy
Kemampuan seorang pemimpin untuk memahami perasaan orang lain bukanlah kelemahan melainkan sumber kekuatan. Empati membantu kita tahu kapan saatnya mendorong tim untuk maju dan kapan mereka butuh dukungan agar tetap kuat.
5. Adaptability
Perubahan sudah menjadi makanan sehari-hari. Pemimpin adaptif tak sekadar siap menghadapi perubahan, tapi juga bisa menggerakkan tim untuk tumbuh bersama dalam proses transformasi. Yang menjadi kunci adalah bukan siapa yang paling kuat tapi siapa yang paling fleksibel dan bisa beradaptasi dengan perubahan. Visionary Thinking
Pemimpin itu harus memiliki pandangan jauh ke depan. Bukan hanya mikirin target bulan ini, tapi mengajak tim untuk membayangkan masa depan yang membuat mereka semangat.Tanpa arah yang jelas, tim akan kesulitan menentukan langkah yang tepat.
6. Accountability
Semua orang bisa menerima pujian, tapi tidak semua berani menerima tanggung jawab saat gagal. Pemimpin sejati adalah mereka yang maju paling depan di tengah badai, bukan yang bersembunyi di balik tim saat masalah datang.
Kesimpulan
Di dunia kerja 2025, pemimpin tidak hanya soal punya jabatan atau kuasa. Yang lebih penting adalah kemampuan untuk beradaptasi, berkomunikasi dengan jelas, berpikir kritis, dan memahami tim. Pemimpin yang baik adalah mereka yang bisa menavigasi perubahan, menginspirasi, dan tumbuh bersama tim.
Dengan tekad dan semangat yang tinggi, setiap individu memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang efektif, yang tidak hanya mendorong pencapaian tujuan bisnis, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya.
Jika anda merasa bahwa skill leadership Anda perlu ditingkatkan agar tetap relevan dan efektif, TALKINC hadir untuk membantu Anda melalui kelas One Day Training TALKINC Bersama dua fasilitator berpengalaman, Kamidia Radisti dan Lala Tangkudung.
Jangan lewatkan kesempatan ini. Daftar sekarang juga!
by admin | Apr 25, 2025 | Public Speaking & Communication

Sumber: Nilov (2021)
Pernah dengar orang bilang, “Angka enggak bisa bohong?” Pernyataan tersebut sebenarnya tidak salah, tapi masalahnya adalah angka juga enggak bisa bikin baper.
Coba pikirkan iklan apa yang paling membekas dalam ingatan Anda hingga saat ini?. Kemungkinan besar bukan karena data yang disajikan, tapi karena cerita di dalamnya. Bisa jadi tentang perjuangan seorang ayah, persahabatan masa kecil, atau momen haru yang sederhana tapi membekas.
Faktanya, 79% orang cenderung mengalihkan perhatiannya ketika disajikan dengan terlalu banyak teks dan data (Prezi & Poll, 2018). Mengapa cerita begitu mudah menempel di kepala, sementara grafik dan statistik cepat sekali menguap?
Yuk, kita bahas lebih dalam soal kekuatan storytelling, mengapa otak lebih suka cerita daripada data dan bagaimana Anda bisa memanfaatkannya dalam komunikasi sehari-hari.
1. Otak Lebih Aktif Saat Mendengar Cerita
Ketika kita mendengarkan sebuah cerita, otak kita merespons seolah-olah sedang menyaksikan sebuah film. Bukan hanya bagian bahasa yang aktif, tapi juga area emosi, sensorik, dan visualisasi ikut terlibat.
Artinya, cerita bukan hanya didengar tapi juga dirasakan. Hal tersebut yang membuat cerita lebih mudah diingat dan lebih kuat dampaknya daripada sekadar data.
2. Cerita Lebih Menyentuh Hati Bukan Hanya Logika
Data memberi kita informasi tentang “apa yang terjadi,” sementara cerita menjelaskan “mengapa itu penting.” Ketika orang mulai merasa peduli, mereka lebih mudah tergerak untuk bertindak.
Cerita menciptakan empati. Kamu bisa tahu bahwa 1000 orang kehilangan rumah karena bencana, tapi cerita tentang seorang ibu yang kehilangan dapur tempat ia memasak untuk anak-anaknya? Itu lebih membuat hati kita tersentuh.
3. Struktur Cerita Membantu Otak Menyusun Makna
Cerita punya pola: awal, konflik, dan solusi. Otak kita suka pola ini karena memudahkan kita untuk mengerti dan mengingat informasi.
Jika kamu ingin orang benar-benar mengerti pesanmu, ceritakan dengan cara yang menarik. Bukan hanya supaya mereka paham, tapi juga supaya mereka peduli dan gampang mengingatnya.
4. Storytelling Bisa Digunakan di Semua Bidang
Storytelling tidak hanya relevan di dunia kreatif, tetapi juga sangat efektif dalam berbagai konteks profesional. Baik Anda seorang HR yang sedang mempresentasikan ide kepada manajemen, seorang guru yang menjelaskan materi kepada murid, atau seorang karyawan yang menyampaikan proyek, bercerita dapat menjadi alat yang sangat powerful.
Melalui dari cerita, Anda bisa menyampaikan pesan dengan cara yang lebih hidup, autentik, dan dapat dipercaya, sekaligus mengurangi jarak antara pembicara dan audiens.
5. Cerita Adalah Bahasa Asli Manusia
Dari zaman purba, manusia sudah berkumpul di sekitar api unggun dan berbagi kisah. Storytelling bukan sebuah teknik baru tetapi cara alami untuk menyampaikan pengetahuan, nilai, bahkan membentuk budaya.
Jadi, saat Anda ingin menyampaikan sesuatu mulailah dengan cerita. Meskipun data menjelaskan, tetapi cerita membuat orang merasa. Dalam komunikasi, rasa itulah yang membuat pesan tinggal lebih lama.
Kesimpulan
Di tengah lautan data, cerita punya kekuatan untuk menyentuh hati dan bertahan lebih lama dalam ingatan. Meskipun angka memberikan informasi, cerita membangkitkan emosi dan menciptakan koneksi yang lebih dalam.
Storytelling tidak hanya relevan di dunia kreatif, tetapi juga sangat efektif dalam dunia profesional. Cerita adalah cara alami kita berkomunikasi, menyampaikan pesan dengan cara yang lebih hidup, autentik, dan mudah diingat. Jadi, mulai berbicara dengan cerita, karena itu yang membuat pesan Anda tetap terasa.
Siapkah Anda mengubah pesan biasa menjadi sesuatu yang menyentuh lewat storytelling? ingkatkan cara Anda berkomunikasi dan membangun koneksi lewat storytelling. Ikuti kelas-kelas di TALKINC untuk menguasai teknik public speaking yang relevan dan berdampak untuk kemajuan karier Anda. Yuk, mulai perjalanan ceritamu bersama TALKINC!
by admin | Apr 16, 2025 | TALKINC Academy

Mendaftar dan ikut kursus public speaking profesional di TALKINC jadi salah satu keputusan terbaik yang pernah saya ambil. Kenapa? karena banyak sekali ilmu dan insight yang saya dapatkan, meski awalnya sempat maju mundur dan dipertanyakan oleh banyak orang untuk apa di jenjang karir dan usia saya saat ini saya baru tergerak untuk mengikuti kursus komunikasi ini. Untunglah saya insisted dan maju terus pantang mundur.
Mengikuti kursus ini adalah pengalaman yang sangat berkesan dan membawa banyak manfaat bagi saya. Salah satu kesan mendalam yang saya rasakan adalah bagaimana kursus ini tidak hanya berfokus pada teknik berbicara, tetapi juga menggali aspek psikologis yang mendasari komunikasi yang efektif. Pengajar dengan pengalaman luas memberikan wawasan berharga tentang cara mengendalikan rasa gugup, menjaga kontak mata, hingga membangun kepercayaan dengan audiens. Team pengajar yang sangat professional namun sangat humble dan akrab, membuat teori yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam situasi nyata.
Selain itu, kursus ini juga memberikan banyak insight berharga tentang bagaimana menyusun pesan yang kuat dan berpengaruh. Salah satu teknik yang sangat bermanfaat adalah penggunaan storytelling untuk menarik perhatian audiens sekaligus menyampaikan pesan secara emosional. Saya juga belajar pentingnya mengatur intonasi, jeda, dan bahasa tubuh untuk memberikan kesan yang lebih meyakinkan. Saya merasa banyak sekali hal-hal yang belum saya tahu, walaupun mungkin saya sudah melakukan public speaking secara intensif. Di kursus ini yang menarik juga saya bertemu teman teman dari berbagai profesi, usia dan beragam karakter yang tentu saja menambah fun nya setiap kelas yang berjalan.
Terima kasih TALKINC dan semua guru yang telah berbagi ilmu dengan cara yang sangat menyenangkan namun bisa bikin kita semua ingat dan menancap! Saya sungguh bersedia kalau diminta ikutan kursus di sini lagi atau diajak kumpul kumpul alumni demi mendalami seni berkomunikasi!
Ditulis oleh Mirna Damayanti (TALKINC Professional Public Speaking Batch 103)
by admin | Mar 27, 2025 | TALKINC Academy

Berawal dari keingintahuan bagaimana sebenarnya Public Speaking yang seharusnya? Seperti apa yang para profesional dapatkan untuk Public Speaking yang baik. Dengan beberapa referensi yang mengarah pada TALKINC sebagai pilihan yang “Terbaik” dalam hal Public Speaking, dimana pengajarnya sangat profesional dan ahli di bidangnya.
Sangat exciting saat akan memulai program karena penasaran dan semangat akhirnya bisa mengetahui ilmunya seperti apa. Saat menerima buku training-nya, dilihat ada beberapa Encounter atau bab dalam tahapan pelajaran yang mengupas secara menyeluruh dari mulai Profile Mapping, Opening, Flow of Mind, Closing Speech, Body language, When Things Gone Bad, dan lainnya. Saya merasa modulnya sangat komprehensif dan setiap masuk ke encounter berikutnya penasaran seperti apa yg akan diajarkan.
Merasa lebih tertantang lagi saat setiap Encounter itu harus berpraktik dan mendapatkan feedback langsung dari ahlinya, sehingga bisa langsung mengoreksi diri apa yang belum tepat. Modul yang paling menarik adalah sesi dalam profile mapping dan when things gone bad. Kita belajar untuk memahami audience dan bisa engage dengan audience, sehingga bisa memahami apa yang akan kita sampaikan dapat diterima sesuai dengan tujuan kita.
Selain itu, mempelajari juga bagaimana mengantisipasi keadaan saat sudah tidak berjalan lancar, sehingga kita dilatih untuk bisa menghadapi beberapa skenario yang mungkin terjadi saat presentasi terjadi. Overall, belajar di TALKINC menyenangkan, semua staf ramah, sepertinya sudah dilatih juga untuk mempunyai attitude yang baik, sesuai dengan slogan di depan kaca “SMILE”. Hal tersebut otomatis membuat kita yang mau masuk ke pintu tempat training untuk SENYUM.
Terima kasih TALKINC, The Right Place to Learn.
Oleh Puri Agustinar (Public Speaking Professional Batch 103)
by admin | Mar 21, 2025 | Public Speaking & Communication

Dunia modern yang sangat bising, apalagi di media sosial, mengakibatkan semua orang dengan mudah menumpahkan uneg-unegnya tentang kerasnya kehidupan atau jenjang karir yang semakin sempit. PHK, kegelisahan, dan kemarahan semua tumpah dimana-mana.
Kebebasan bersuara adalah hak setiap orang yang tak dapat dibatasi, siapapun dapat menumpahkan apa saja yang mereka pikirkan dan rasakan. Sayangnya, kebebasan bersuara menjadi tidak terdengar, karena kita tidak menggunakan cara dan strategi yang tepat dalam menyampaikan sebuah pesan. Alih-alih mau didengar, malah tertimbun kebisingan dari suara-suara lainnya yang sama dan kita menjadi frustasi akan hal ini.
Di LPK TALKINC, kami mengajarkan setiap orang untuk mengenali dulu dirinya dari semua potensi yang ada, baik yang sudah dimiliki maupun yang masih tersembunyi. Kemampuan seseorang dalam mengenal siapa dirinya menjadi hal utama dalam pembelajaran di sekolah kami. Dimulai dari menuliskan semua kekuatan diri, kekurangan diri dalam catatan, dan menggali kebutuhan, serta tujuan utama untuk menjadi seorang komunikator yang piawai. Sayangnya, dalam setiap kelas yang kami bawakan, banyak peserta/murid yang tidak tahu tujuan hidupnya. Mungkin terlalu banyak melihat keluar, kemudian mereka menjadi insecure dan bingung dengan tujuan hidup yang ingin dicapai. Karena kalau jawabannya hanya untuk sebuah kata sukses, itu tidak cukup buat saya.
Kita harus tahu betul apa yang kita inginkan, seberapa penting hal itu harus kita capai dan miliki, sehingga ada dorongan yang kuat untuk bertumbuh dan menjadi manusia yang unggul. Beberapa peserta di kelas tahu tujuannya sehingga kami para pengajar dapat dengan mudah menuntun dan memberikan arahan/pandangan yang tepat.
Memiliki waktu sendiri tanpa ada gangguan gawai adalah kunci utama seseorang untuk kembali menemukan siapa dirinya dan tujuan hidupnya. Menyendiri dan hening di pagi hari adalah cara terbaik yang dapat dilakukan. Ketika kita hening dan tenang, tentu akan muncul kejelasan yang kita cari dan inginkan. Sukses dalam kehidupan dan karir selalu membutuhkan keahlian dalam berkomunikasi.
Selama 21 tahun di kelas dengan rupa-rupa jenis manusia dan jabatan, dapat saya simpulkan bahwa komunikasi memiliki 2 bobot yang sama pentingnya. Yang pertama adalah Understanding. Understanding, seperti yang sudah dibahas di awal tulisan ini, adalah memahami diri terlebih dahulu, baru kita dapat memahami orang lain, atau lawan bicara kita. Ketika pemahaman ini sudah dimiliki, kita tidak akan sembarangan berkata-kata, baik secara verbal/non verbal. Kita akan memiliki “rem” untuk tidak asal bunyi, apalagi mengumpat di media sosial.
Media sosial adalah wajah dari karakter kita sesungguhnya. Dengan rekam jejak yang telah kita torehkan, akan dengan mudah orang lain mengidentifikasi/melabel kita. Perlu jiwa yang besar untuk setiap orang dapat menerima dirinya, tidak denial, tidak menyalahkan faktor eksternal. Para komunikator yang ulung adalah mereka yang sudah selesai dengan dirinya. Maka, kata Understanding menjadi modal terpenting seseorang untuk dapat diterima dimanapun ia berada.
Yang kedua, adalah Positivity. Kata-kata negatif yang sering kita ucapkan akan membuat tidak ada satu orangpun yang akan suka dengan kita. Ini adalah tantangan besar berikutnya. Kita tahu pikiran negatif merusak hubungan dan mental seseorang. Layaknya air yang terus diberikan kata-kata negatif, dengan air yang diberikan kata-kata positif, kita akan melihat perbedaannya. Air dengan kata negatif, akan kusam dan hitam, sebaliknya, air dengan kata positif, akan tetap bening. Air adalah senyawa yang hidup, sama halnya dengan kita manusia. Bayangkan contoh ini akan memberikan dampak yang besar kepada seseorang tentang cara mereka berkomunikasi.
Dua bobot ini akan menjadi landasan utama kita dalam menjadi seorang komunikator yang baik, sehingga kalau kita ingin menjadi berbobot, tinggal Anda pikirkan, manfaat apa yang akan diberikan kepada audiens? Bahwa keseharian kita adalah latihan terbaik untuk dapat mengasah kemampuan melatih alur bicara. Mulai dari mengetahui konteks dan menyusun sebuah konten.
Tulislah dan praktikkanlah sebelum berbicara. Rekamlah dan evaluasi hasilnya. Jujurlah dengan dirimu ketika melihat hasilnya. Kemudian, ulangi lagi sehingga ada penguasaan materi yang lebih baik dengan cara menyampaikan yang tepat. Kemudian setelah itu, Anda akan menemukan pola baru yang akan menjadi landasan dalam berkomunikasi. Seorang public speaker yang berbobot tidak akan pernah lelah untuk mengeksplorasi diri dan menemukan berbagai macam pola komunikasi dari setiap audiens yang berbeda-beda.
Jadi, siapkah Anda untuk mengasah keterampilan berbicara dan menjadi public speaker yang berpengaruh? Mulailah sekarang!
Oleh: Erwin Parengkuan
by admin | Mar 15, 2025 | Professional Life

Pernah bertemu orang yang bisa langsung klik saat pertama kali berbincang? Atau sebaliknya, baru sebentar saja berinteraksi sudah merasa, “Duh, kayaknya engga nyambung deh?” Itu yang disebut dengan first impression. Hanya dalam hitungan detik, lawan bicara bisa langsung menilai kita, faktanya, kesan itu akan bertahan lama.
Di dunia kerja, first impression bisa jadi game-changer. Atasan dan kolega bisa langsung memiliki gambaran apakah kita profesional, percaya diri, dan bisa diandalkan. Oleh karena itu, jangan sampai salah langkah! Kita harus mencari tahu mengapa kesan pertama itu penting dan bagaimana cara membuat kesan pertama yang tidak terlupakan.
Mengapa First Impression Penting?
First impression itu seperti tiket masuk kita ke dunia profesional. Begitu kita melangkah ke dalam ruangan, rekan kerja bisa langsung menilai kita mulai dari cara berdiri, berbicara, bahkan bagaimana cara kita berkontak mata. Faktanya, penelitian The Center for Sales Strategy (2023) menunjukkan bahwa first impression terbentuk dalam 7 detik pertama saat kita melihat seseorang.
Kalau dalam 7 detik itu kita kelihatan ragu-ragu, kurang percaya diri, atau terkesan acuh maka first impression yang dibangun juga tidak maksimal. Sebaliknya, kalau kita bisa menciptakan first impression yang kuat, rekan kerja juga akan lebih terbuka untuk bekerja sama, mempercayai kita, dan melihat potensi diri kita.
Lalu, bagaimana cara menciptakan first impression yang berkesan?
Ciptakan First Impression yang Berkesan dengan 8 Cara Berikut Ini:
1. Tunjukkan Sikap Percaya Diri Bukan Sombong
Percaya diri itu penting tapi jangan berlebihan. Berdiri dengan tegap, jaga kontak mata, dan berikan senyuman yang tulus. Hal tersebut akan membuat rekan kerja merasa lebih nyaman dan percaya pada kita.
2. Berpakaian Profesional Sesuai Budaya Perusahaan
Menurut Copeland, A. (2023), penampilan adalah hal pertama yang harus diperhatikan. Setiap tempat kerja memiliki aturan berpakaian yang berbeda tetapi intinya tetap sama yaitu rapi dan profesional. Gunakan pakaian yang sesuai dengan budaya perusahaan, karena cara berpakaian akan menunjukkan bagaimana kita menghargai dan mewakili tempat dimana kita bekerja.
3. Gunakan Bahasa Tubuh yang Tepat
Bahasa tubuh bisa lebih kuat dari kata-kata. Hindari menyilangkan tangan karena akan terkesan tertutup dan usahakan gerakan kita tetap santai. Dengan bahasa tubuh yang terbuka, kita akan terlihat lebih hangat dan dapat dipercaya.
4. Lakukan Jabat Tangan yang Meyakinkan
Jabat tangan yang tepat menunjukkan percaya diri dan profesionalisme. Lakukan dengan hangat, solid, dan tetap jaga kontak mata agar kesan yang kita berikan semakin kuat.
5. Berbicara dengan Jelas dan Tenang
Nada bicara kita juga sangat menentukan kesan pertama. Hindari berbicara terlalu cepat, pelan, dan kaku. Pastikan suara kita terdengar jelas, santai, dan meyakinkan. Satu hal yang juga penting adalah hindari memotong pembicaraan, komunikator yang andal akan lebih banyak mendengarkan.
6. Tunjukkan Ketertarikan pada Orang Lain
Saat berbicara dengan rekan kerja baru, tunjukkan ketertarikan kita kepada mereka. Tanyakan hal-hal sederhana seperti, “Sudah berapa lama bekerja di sini? Bagaimana rasanya kerja di sini?” atau “Kendala apa yang sering dihadapi?”. Ini akan membuat percakapan kita lebih hidup dan bermakna.
7. Tepat Waktu Itu Wajib
Datang tepat waktu merupakan bukti disiplin dan profesionalisme (Copeland, A., 2023). Sebaliknya, keterlambatan bisa langsung memberikan kesan buruk yang sulit diubah.
8. Jadi Versi Terbaik dari Diri Sendiri
Kita tidak perlu pura-pura menjadi orang lain demi disukai. Keaslian itu jauh lebih otentik dan dihargai daripada kesan yang dibuat-buat. Tetap menjadi diri sendiri tapi dengan versi terbaik yang profesional, percaya diri, dan menyenangkan.
Kesimpulan
Membangun first impression yang baik di tempat kerja bukan sesuatu yang sulit, tetapi membutuhkan kesadaran dan latihan. Dengan menerapkan strategi di atas, kita dapat memastikan bahwa rekan kerja dan atasan memandang kita sebagai individu yang berintegritas dan dapat diandalkan.
Sudahkah Anda siap memberikan kesan pertama yang positif dan profesional? Bergabunglah dalam kelas-kelas di TALKINC untuk mempelajari teknik komunikasi dan public speaking yang efektif guna mendukung perkembangan karier kita. Jangan lewatkan kesempatan ini. Daftar sekarang juga!
References
Copeland, A. (2023, May 22). 19 tips to make a great impression at a new job | LiveCareer. LiveCareer. https://www.livecareer.com/resources/jobs/networking/first-days-working
MindTools | Home. (n.d.). https://www.mindtools.com/a391uhu/making-a-great-first-impression
Paparo, K. (2019, May 22). man standing near podium. Unsplash. https://unsplash.com/photos/man-standing-near-podium-XSDTr93bhBo
The Center for Sales Strategy. (n.d.). Seven Seconds to Make a First Impression — Make it Count!https://blog.thecenterforsalesstrategy.com/seven-seconds-to-make-a-first-impression
by admin | Mar 10, 2025 | TALKINC Inspiring Stories
Oleh : Shahnaz Haque
Istilah baru yang muncul di kalangan Gen Z saat ini adalah YONO (You Only Need One),berarti Kamu Hanya Butuh Satu. Cara ini sebagai pengganti YOLO (You Only Live Once), yang berarti Kamu Hanya Hidup Sekali. Alih-alih mengejar kesenangan sesaat, TALKINC Friends sekarang sudah mulai cerdik untuk fokus memilih satu dalam merancang masa depan. Jadi, untuk para mahasiswa, fresh graduate, dan first jobber, ini adalah saat yang tepat untuk mempersiapkan karier bersama ahlinya di program TALKINC. Untuk Gen Z yang lahir tahun 1997-2012, daripada bingung atau malah #KaburAjaDulu, ikuti program persiapan kerja. Di sini, para pembaca akan dibantu mempersiapkan karier terbaik mulai dari dasar hingga siap terjun ke dunia kerja.

TALKINC Friends yang berusia 13-28 tahun pasti paham bahwa belakangan ini marak tagar #KaburAjaDulu menjadi perbincangan nasional. Karena beranggapan jika TALKINC Friends di negeri sendiri sulit mendapat lowongan pekerjaan, TALKINC sampai mempelajari keinginan dan prioritas Gen Z di tempat kerja. Berdasarkan penelitian, TALKINC Friends ingin bekerja dengan gaji yang fair sekaligus bisa menjaga mental health. Apakah memang benar, nasionalisme tidak tebal? Sederhana saja, ini bukan soal tidak cinta tanah air. Tapi tentang membangun pondasi kehidupan menuju kehidupan dewasa kelak.
Di TALKINC, para pembaca akan dibimbing langsung oleh para fasilitator profesional untuk memahami sejauh mana kemampuan dan potensi diri. Peserta akan mendapatkan Assessment, Sertifikat, Career Plan Journal, dan Training, serta wawasan berharga tentang cara mendapatkan insentif & percepatan karier, memahami rekan kerja & membangun kompetisi sehat, meningkatkan profesionalisme & stabilitas pekerjaan, menentukan tujuan karier dengan jelas, menjaga work-life balance & fleksibilitas kerja, dan mengasah keterampilan dalam menyampaikan pendapat. Dengan pendekatan yang terarah, TALKINC akan membantu para pembaca berkembang secara profesional dan meraih kesuksesan dalam dunia kerja.
Cari kerja di perantauan atau di dalam negeri itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Para pembaca harus bisa bersaing dan bisa memilih mau #KaburAjaDulu atau berjuang di Indonesia. Kedua hal tersebut memiliki branding yang berbeda, tapi tekanannya sama. Jadi, ayo belajar hidup, Gen Z Indonesia. Di mana pun berpijak, para pembaca bisa mengharumkan! Hidup itu memang perjuangan. Gunakan akal sehat saat memutuskan sesuatu dan gunakan hati saat bertindak dan berkata. Berkomunikasi dengan baik adalah kunci kesuksesan di dunia kerja.
Kegigihan itu lebih baik dari sekadar bakat dan kecerdasan. Sikap apatis tercermin dalam perilaku yang tidak peduli serta pendekatan yang pasif terhadap kehidupan. Para pembaca yang bersikap apatis akan kehilangan gairah dan motivasi dalam pekerjaan ataupun hal lain yang seharusnya penting. TALKINC percaya bahwa komitmen para pembaca untuk menciptakan lingkungan yang lebih positif dapat menciptakan semangat untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi komunitas yang lebih besar.
Jangan takut gagal karena itu bukan aib. Kegagalan-kegagalan yang dialami tidak pernah menjadi sia-sia karena dapat membangun daya tahan serta memberikan pelajaran-pelajaran baru. Jikalau para pembaca diam saja tidak menabur benih apapun karena khawatir benih dimakan burung, disapu hujan padahal sudah bersusah payah, para pembaca juga tidak akan memanen apapun.
Bangunlah komunikasi dua arah yang membuat orang lain merasa didengar dan dihargai hingga menumbuhkan rasa percaya. Mulailah dari diri sendiri, lingkungan kecil di sekitar, hingga sikap positif ini dapat menular dan memberikan energi kepada orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ingin tahu lebih banyak tentang TALKINC? Temukan semua informasinya di sini!
by admin | Jan 6, 2025 | Public Speaking & Communication
Kursus Public Speaking di Talkinc sangat menarik bagi saya, dalam pembelajaran yang saya ikuti di Talkinc, diajarkan bagaimana urutan dari pembukaan sampai penutup dalam public speaking, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam public speaking. Dengan sistem belajar yang banyak praktek, membuat lebih terlatih untuk berani berbicara di depan umum. Selain itu, dengan mendapatkan feedback dari para fasilitator yang sudah professional dibidangnya, menjadi pengalaman penting bagi saya untuk mengetahui kekurangan apa yang saya miliki dan bagaimana cara memperbaikinya.

Materi-materi yang disampaikan sangat bermanfaat dan penyampaian dari para fasilitator juga sangat jelas dan mudah dipahami. Suasana di kelas pun dibuat nyaman, lalu teman-teman sekelas yang saling mendukung, membuat saya yang mudah panik, gugup dan kurang percaya diri ini lama-lama bisa beradaptasi dan lebih berpikir terbuka.

Salah satu materi Public Speaking di Talkinc yang menarik bagi saya adalah body language. Dari materi ini saya mengetahui ternyata body language ini sangat berperan penting dalam komunikasi, baik dalam situasi formal maupun non formal. Body language dapat mendukung materi/topik yang disampaikan kepada audience, serta membantu audience tidak bosan dan bisa tetap fokus. Selain itu juga dapat memengaruhi penerimaan pesan yang disampaikan.
Dian Mara – Public Speaking Batch 97
by admin | Nov 22, 2024 | Public Speaking & Communication
Oleh Erwin Parengkuan-Founder, CEO, Strategic Communication Coach TALKINC
Public Speaking skills sangat dibutuhkan di era hyper-connected ini. Bayangkan jika seseorang memiliki keahlian yang luar biasa namun tidak memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan dan menyampaikan apa yang ada di kepalanya kepada publik dengan menarik. Bagaimana ia dapat mengungkapkan keahlian tersebut? Selama dua puluh tahun saya menekuni profesi sebagai Professional Communication Coach, saya melihat banyak contoh dari para murid maupun peserta training memiliki kendala dalam menjadi Public Speaker yang menarik dan berbobot. Rendahnya rasa percaya diri dan mental block menjadi faktor utama terbesar mereka dengan kata-kata yang sering saya dengar, “Susah yaa bicara secara terstruktur,” “Susah ya menjadi menarik ketika tampil,” “Susah ya untuk jadi pede,” dan “susah-susah” lainnya. Ini merupakan contoh konkret ketika seseorang menolak perubahan karena tidak mau membayar harganya dengan usaha yang gigih dan konsisten. Ketika saya mengikuti pelatihan di London Business School, UK, 2 tahun yang lalu dengan materi Coaching and Leadership, saya sempat berbincang dengan seorang profesor yang membahas tentang Epigenetics (above genetic); bagaimana Nature dan Nurture akan memengaruhi hidup seseorang. Jujur, pada saat itu saya tidak paham apa yang dimaksud dan setelah selesai berbincang dengannya saya mencari tahu arti terminologi neuroscience yang mulai dibahas oleh para pakar neuroscientist dunia di awal tahun 2000-an. Intinya, bagaimana sebuah effort bila digabungkan dengan environment yang tepat akan membuat seseorang menjadi mahir di bidangnya. Hal ini menurut saya adalah jalan yang mutlak dipilih oleh setiap orang untuk menjadi sukses dan berdaya serta menonjol; termasuk kemampuan berbicara di depan publik. Sayangnya, tidak semua dari kita memiliki Mental Energy dan Mental Maps untuk mau mencintai sebuah proses yang merupakan satu-satunya kunci keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan hidup (purpose).
TALKINC mengajarkan kepada peserta untuk menjalankan 3 pilar utama dalam berkomunikasi; yang pertama adalah mengenal dirinya dengan baik yang terdapat dalam modul-modul Personal Development, dilanjutkan Communication Fundamentals yang akan saya jabarkan dalam artikel ini – setiap individu harus menguasai komponen-komponen komunikasi dengan tepat, dan diakhiri pilar Ketiga yaitu, Advancing in Public Speaking Skills. Ini adalah tahapan yang harus dilewati oleh para peserta, tidak mudah, tetapi bisa dijalankan dengan proses berkesinambungan. Ditambah lagi, kebanyakan orang memiliki kecenderungan maunya yang mudah saja. Pertanyaan berikutnya; apakah spirit shortcut juga sudah menjadi budaya masyarakat kita saat ini? Maunya serba cepat, maunya serba gampang. Aneh juga bila seseorang ingin menjadi Public Speaker yang andal tapi malas berlatih dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam kelas, saya juga mengamati kemampuan Public Speaking dari berbagai level peserta, baik itu entry level, professional, bahkan top level management. Dari data yang kami peroleh, hanya di bawah 20% yang menarik, sisanya mereka kesulitan untuk mengartikulasikan dan mengelola apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Padahal, tugas seorang Public Speaker harus percaya diri, menjadi pribadi yang hangat, dapat diandalkan, serta menyenangkan. Kalau kita menelaah secara historis, bahwa bangsa kita dijajah sangat lama oleh V.O.C, ditambah
by admin | Aug 20, 2024 | Public Speaking & Communication
“Otomatis & Reflektif” 2 kata ini menunjukkan tentang respon seseorang — dalam segala hal, baik itu dalam sebuah tindakan, cara berpikir, dan tentu berkomunikasi. Saya jadi ingat buku yang dulu pernah saya baca dengan judul “Thinking Fast and Slow” dari Daniel Kahneman, penulis buku terkenal dunia yang memenangkan Nobel Memorial Prize: Economic Sciences. Dalam buku tersebut menceritakan tentang bagaimana cara kita otak kita dalam merespon ada dua system yakni sistem 1 yang cepat dan sistem 2 yang lambat. Proses berpikir otak saya mengembang dan mencari lebih lanjut maknanya setelah membaca buku tersebut.
Akhirnya saya menemukan maknanya bahwa Otomatis yaitu: tidak terkontrol, tidak perlu usaha, terasosiasi, cepat, tidak sadar dan ahli. Reflektif yaitu: terkendali, perlu usaha, deduktif, pelan, sadar penuh dan mengikuti aturan. Bagaimana kita bisa lebih baik dari waktu ke waktu, tidak otomatis tapi lebih reflektif. Contoh yang sering terjadi dalam 3 aspek kehidupan ini (berpikir, bertindak dan berkomunikasi). Kalau kita berpikir selalu secara otomatis, berdasarkan apa yang saat itu kita rasakan mungkin hasilnya selalu reaktif tanpa pertimbangan dan bisa jadi tanpa perencanaan. Misalnya pada situasi harus menjawab pertanyaan atau melemparkan pertanyaan, label yang muncul dari pihak lawan bicara kepada kita adalah kita dikenal sebagai orang yang ceplas-ceplos. Kebiasaan yang mungkin dianggap tidak memiliki pengaruh apa-apa ini justru nyatanya akan menjadi karakter seseorang yang akan semakin menebal. Sebut saja Rinta sosok yang terkenal sangat spontan, ekspresif dan menakutkan. Setiap input yang datang padanya, ia akan melawan, tanpa mencerna/reflektif terlebih dahulu. Akhirnya semua orang di sekelilingnya malas bertemu dan berbicara dengannya karena selalu merasa paling benar, paling tahu dan ngotot. Padahal usianya sudah matang tetapi sikap, pemikiran, dan cara bicaranya tidak merefleksikan usia kematangannya.
Saya dulu terkenal dengan orang yang ceplas-ceplos, mungkin sekarang masih ada kebiasaan itu yang terkadang lepas tanpa kendali. Beberapa teman dekat mengatakan saya adalah orang tidak mau dikalahkan. Sosok yang kompetitif. Saya lambat laun menyadari kekurangan itu, saya tentu tidak ingin dilabel sebagai orang yang tidak mau ngalah. Duh, sedih amat yaaa… Perlahan-lahan saya mulai mengendalikan diri saya, tidak terlalu dominan dan lebih banyak mendengar. Itu adalah saya yang memiliki kesadaran untuk merubah tabiat buruk saya. Bagaimana dengan orang-orang di luar sana yang masih terbelenggu atau bahkan tidak memiliki kesadaran akan hal tersebut? Sudalah kita kan tidak dapat merubah mereka semua. Lebih baik kita berfokus pada peningkatan diri agar jadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Tentu dengan banyaknya pengetahuan yang kita miliki, akan membuat seseorang memiliki referensi yang beragam, kekayaan informasi yang dimiliki oleh seseorang akan membuat dirinya lebih reflektif dalam membawakan dirinya. Orang-orang yang terlihat cerdas, senang mengumbar pengetahuannya kapanpun dimanapun ia berada, adalah orang-orang yang masuk kategori mereka yang Otomatis. Karena ketika saya refleksikan kembali berdasarkan pengalaman berjumpa dengan orang-orang yang reflektif dengan kekayaan informasi yang mereka miliki, mereka itu tidak sok tahu, tidak menjadi “preacher” dan sangat tahu kapan perlu bertindak, dan berbicara kepada kita.
Mengasah kebiasaan reflektif menurut saya sangatlah penting. Seperti berpikir dulu sebelum bertindak, berpikir dulu ke dalam diri sebelum berkomunikasi adalah latihan terbaik agar seseorang dapat mengaktivasi fungsi otak kiri, otak kanan, dan otak tengahnya. Dengan demikian, dapat menjadi lebih responsif, lebih tenang, kapan tahu harus menekan tombol otomatis untuk hal-hal yang sudah kita ketahui dengan benar, tapi di sisi lain kita tidak reaktif. Sehingga kita menjadi pribadi yang menyenangkan.
Ditulis oleh Erwin Parengkuan