Materi Public Speaking When Thing Gone bad & How to handle Audience sangat menarik

Dari semua topik yang disampaikan dalam Pelatihan Public Speaking ini saya menyoroti Encounter 7 , yakni tentang When Thing Gone bad & How to handle Audience , dimana pembahasannya sangat menarik (tidak mengecilkan encounter lainya) yakni tentang permasalahan yang muncul pada saat presentasi atau melakukan public speaking didepan umum , adapun Fasilitator training yang menyampaikan pada saat itu adalah Aurellio Kaunang. (thanks buat bro rio untuk penyampaian dan saran teknisnya semoga bermanfaat bagi saya dan peserta lainnya).
Adapun masalah-masalah yang muncul dari presentasi / public speaking yang dikumpulkan oleh para peserta (dilihat dari faktor internal dan eksternal) adalah sebagai Berikut :

Selama mengikuti training tersebut peserta dibagi menjadi dua kelompok besar dan dituntut menyampaikan public speaking berdasarkan topik terkait Macet atau Hoax (Peserta ada yang menjadi Public Speaking dan peserta lainya menjadi Audience yang ngeyel, nyebelin, pura-pura tidur , mati lampu dan lain-lain yang sifatnya menggangu konsentrasi. Dari hasil presentasi public speaking tersebut dapat diambil kesimpulan yakni perlunya persiapan dari sisi data, informasi, waktu , survei lokasi, pengecekan tools dan pendekatan yang diperlukan dari sisi pembicara untuk bisa menghindari atau menghidupkan suasana yang tidak bersahabat.

Selalu ingat untuk melakukan beberapa hal yang pernah disampaikan pada encounter-encounter sebelumnya yakni : Story Telling, Creating, Similiarity, 3H(Head,Heart dan Hand) , questioning dll. Serta perlunya mengenali kemampuan diri sendiri untuk mengadopsi hal-hal tersebut diatas, setelah diperhatikan didalam kelas ternyata tiap orang mempunyai kemampuan individu yang berbeda untuk mengeksekusi presentasi / public speaking sehingga menjadi lebih menarik. serta bersyukur diberikan pencerahan dari para trainer untuk bisa melihat kekurangan serta kelebihan dalam individu masing-masing peserta.

Seperti yang pernah disampaikan bro Rio tidak ada benar atau salah dalam berpublic speaking tapi persiapan-persiapan yang matang yang membuat anda tampil percaya diri dan menguasai panggung.

MY Dream Come True To Become an MC and when I realized about the Brand Image

MY Dream Come True To Become an MC and when I realized about the Brand Image

Hai…saya Emma,
Saya merasa beruntung bisa bergabung mengikuti kelas MC-TV Presenter di TALKINC, rasanya seperti “My dream came true” banget! Sebetulnya sudah lama, saya kepingin belajar ilmu komunikasi, tapi ga mau ambil kuliah lagi, karena pasti perlu waktu yang cukup lama. Nah, saya merasa berjodoh bisa nemu TALKINC dan langsung saya daftar untuk ikut kelas ini. Selain para fasilitatornya sangat berkualitas, TALKINC juga mempunyai silabus yang menurut saya sangat efektif dan efisien. Kita bisa sangat tepat memilih kelas mana yang kita butuhkan.

Sejujurnya, punya impian menjadi MC – Presenter itu adalah salah satu kenekatan saya, karena pada dasarnya saya bukan orang yang pandai berbicara, jangankan jadi MC, kadang ngobrol sama temen aja sering krik krik (baca : garing hehe) sering juga saya bicara gak nyambung dan membosankan. Lalu kenapa saya nekat pingin jadi MC, dan keluarin uang buat belajar ilmu ini?? Hei….inilah yang namanya MIMPI, dan saya sangat tertantang untuk bisa menjadi apa yang saya mau, yaitu MC dan presenter.

Memang sih, impian jadi MC ini sangat out of the box buat saya, sebagai lulusan S1 Akuntansi, ga ada hubungan sama sekali dengan pelajaran atau impian menjadi MC, than I called…this is my PASSION!
Yes, sudah setahun belakangan ini saya resign dari kantor, saya benar-benar focus menjalani passion saya di bidang acting, dan Alhamdulillah dalam waktu setahun ini saya bisa membuktikan bahwa saya mampu mejalani dan mencapai passion saya sebagai entertainer.

Dalam satu tahun, banyak pengalaman berharga yang saya sendiri belum pernah memimpikan hal tersebut, contohnya…saya sudah pernah beradu akting dengan Chelsea Islan dan Pevita Pearce dalam film SEBELUM IBLIS MENJEMPUT, lalu menjadi bintang video klip D’Masiv dalam lagunya yang berjudul INGIN LEKAS MEMELUKMU LAGI, menjadi guru pembina pramuka dalam video opening Asean Games 2018, dimana Presiden RI bapak Jokowi menjadi bintang utamanya, dan beberapa iklan tv dan digital lainnya. Dan saya yakin saya juga mampu menjadi MC dan Presnter yang baik, aamiin.

Saya dari dulu sangat tertantang untuk melakukan hal yang menurut saya justru itulah kekurangan saya, saya dulu selalu kurang percaya diri, suka grogi kalo didepan kamera, dan saya sering gak jelas kalau berbicara, sampai kadang orang saja gak ngerti apa sih yang saya sedang jelaskan, oleh karena itu saya sangat mantap untuk belajar di TALKINC. Dan hasilnya, sangat memuaskan! Melebihi ekspetasi saya.

Dari delapan kali pertemuan, jujur saya selalu mendapat materi yang sangat berguna untuk mencapai impian saya, dan kesan dari para fasilitator juga sangat menyenangkan dan friendly banget, setiap di kelas pasti saya dan teman-teman selalu tertawa riang, bahagia banget karna para fasilitator yang ngajar selalu serius tapi nyantai dan teman-teman di kelas juga pada gokil dan seru banget deh pokoknya, huhuhu saya pun sedih sebenernya mesti berpisah dengan kalian batch 102.

Btw, kalau bicara paling gokil ya pastinya kelasnya Dave Hendrik mengenai Total Look. OMG, beliau sangat expert banget dibidang ini dan parah sih gokil banget orangnya, sangat seru!
Tapi tetap sih, ada salah satu materi yang buat saya pribadi sangat sangat LUAR BIASA.

Saya dapet “deep impression” dari materi Brand Image dengan fasilitator kak Fernando Edo. Dari beliau lah saya mulai menyadari betapa penting mengetahui dan mengakui apa saja kelebihan kita, mau jadi MC seperti apakah kita, dan yang akan selalu saya ingat adalah jargon “JUST BE EMMA” Kak Edo sangat membantu kami untuk selalu percaya dengan kemampuan kami, dan belajar membentuk BRAND Image seperti apa yang kita inginkan sebagai MC Professional. That’s why I really love brand image. Dan dari materi tersebut juga banyak yang saya pelajari, seperti teknik vocal, artikulasi, intonasi, senyum dan semangat, itu semua sangat penting untuk menambah skill komunikasi saya. Kak Edo juga dengan sangat humble memperlihatkan contoh Cue Card yang beliau buat sendiri, oh yaa…beliau juga satu-satunya fasilitator yang menanyakan dan meminta akun instagram kami dan memfollow kami, he is a very humble facilitator, thanks kak EDO! Dia layak lho dapat gelar Favorite coach hehe.

The last but not least, I’d like to say thank you for all my facilitators (Roland L, Irina Dewi, Syahnaz, Lia Halim, Wahyu Wiwoho, Fernando Edo, Kamidia R, Dave Hendrik) dan buat mba Nicky yang selalu sigap dan sabar ketika ada beberapa teman saya yang jarang bawa modul hehe, thanks buat Visca juga yang selalu pasrah kalau saya becandain hehe sabar yaaah ;p dan pastinya mas Taufik yang bantuin saya pertama kalinya bisa foto bersama News Anchor idola saya, mas Wahyu Wiwoho (oh anyway, saya ambil kelas di TALKINC juga salah satunya karna fasilitator nya beliau ini hehehe). Dan terima kasih juga buat para valey Talkinc yang sigap membantu saya parkirin kendaraan.

Banyak kesan bahagia dari TALKINC, dan saya pasti akan ambil kelas lainnya, karena belajar di Talkinc bikin nagih loh ternyata, percaya deh! Selain dapat ilmu yang mumpuni, kita juga bisa bertemu dengan para fasilitator hebat yang sudah sangat professional dibidang ini, thanks a bunch TALKINC, doakan saya supaya jadi MC – Presenter yang membanggakan untuk Talkinc, aamiin.

I really LOVE you, TALKINC! See you in another class!

Emma Mikhael (Professional MC – TV Presenter batch 102)

Pencitraan Adalah Bumbu Penyedap Berbahaya

Dalam buku yang pernah kami tulis 5 tahun lalu terbitan Gramedia Pustaka Utama dengan judul Personal Brand-inc terdapat 2 komponen: Utama dan Tambahan, komponen ini berhubungan satu dan lainnya. Ada yang harus dimiliki mutlak seperti sikap, keahlian dan nilai teguh yang membuat seseorang untuk terus maju dan bertumbuh dan ada yang dapat dibuat dan ini sangatlah manusiawi, kerena hakikatnya tidak ada satupun manusia di dunia ini yang mau terlihat jelek dimata publik.

Personal brand atau people brand menjadi garda utama untuk seseorang menampilkan citra dirinya diantara hutan belantara media yang makin tidak menentu, media dan awak media menghadapi dunia yang disruptif, kompetitif, harus cepat, persaingan lapak yang makin tinggi membuat makin menurun kualitas penulisan dan investigasi yang komperhensif, akhirnya suguhan berita menjadi bias antara yang benar terjadi dan yang sengaja dibuat oleh para individu yang berlomba-lomba untuk terlihat menonjol dipermukaan.

Melihat fenomena ini, lantas kata pencitraan menjadi bumbu penyedap utama di jaman now, pencitraan? Boleh ngak? Ya bolehlah itukan kebebasan setiap individu. Pencitraan dapat dilakukan dengan tidak boleh terlalu banyak bumbu, harus tetap menjaga keasliannya. Seperti melihat sebuah kue megah dengan hiasan sangat indah tapi ternyata itu hanya dummy yang tidak dapat disantap, dan menjadi tidak bisa dinikmati secara utuh, itu hanya pajangan, isinya tidak ada. Begitulah kita-kira analogi yang tepat menurut saya. Mari kita buat branding yang dapat dipertangungjawabkan. Kualitas menjadi mutlak, tidak bisa ditawar agar kita tidak salah branding dan akan memberikan dampak viral yang lebih rusak. Sekian, mari kita makan kue asli, bukan kue dummy.

Erwin Parengkuan

Agustus 2019

Pentingnya Teknik Negosiasi dalam Dunia Profesional Bagian 2

Dalam pembahasan sebelumnya saya telah membahas definisi negosiasi, pentingnya skill negosiasi dalam dunia profesional, hingga kaitan negosiasi dengan ilmu komunikasi. Dalam pembahasan kali ini, saya akan membahas mengenai 5 strategi dalam negosiasi.

Di TALKINC sendiri, kami memiliki program in-house training yang membahas mengenai negotiation skills. Dalam modul program negotiation skills tersebut, kami menyertakan Conflict Model yang dikemukakan oleh Thomas Kilmann yang tertera dibawah ini:

Menurut Thomas Kilman, terdapat 5 strategi dalam berkomunikasi berdasarkan tinggi-rendahnya asertifitas dan kerjasama dari pihak komunikator, yaitu competition (kompetisi), collaboration (kolaborasi), avoidance (penghindaran), accommodation (mengakomodir), dan compromise (jalan tengah). Secara garis besar, kelima strategi negosiasi ini dapat dijelaskan dengan cara berikut:

1. Competition (Win-Lose)

Dimulai dari tingkat asertifitas negosiator yang tinggi dengan kerjasama yang rendah, kompetisi cenderung menunjukkan posisi dan pandangan negosiator dengan jelas dan menggunakan logika untuk memastikan bahwa pihak lain akan setuju dengannya. Pendekatan ini dapat dilihat sebagai pendekatan yang agresif karena menggunakan ‘power’ untuk mencapai tujuan, namun keberhasilan yang didapatkan akan berjangka pendek.

2.Collaboration (Win-Win)

Dilanjutkan dengan tingkat asertifitas dan kerjasama yang juga tinggi, kolaborasi menitikberatkan negosiator yang mendengarkan dan memosisikan diri untuk mendengarkan saran dari kedua belah pihak, sehingga negosiator berorientasi kepada pencarian alternatif bagi semua pihak dan mementingkan rasa percaya antara kedua belah pihak.

3. Avoidance (Lose-Lose)

Kemudian memasuki kuadran bawah dalam Conflict Model dengan asertifitas dan kerjasama yang rendah, penghindaran akan cenderung memosisikan negosiator dalam posisi membiarkan orang lain mengambil keputusan dan menghindari situasi yang penuh dengan ketegangan. Cenderung menghindari konflik dan konfrontasi dengan taktik yang pasif-agresif.

4. Accomodation (Lose-Win)

Dengan tingkat asertifitas yang rendah namun kerjasama yang tinggi, strategi negosiasi mengakomodir akan cenderung menempatkan negosiator dalam posisi yang cenderung focus pada hal-hal yang disetujui bersama, menunjukkan sudut pandangnya dengan tujuan untuk menjaga hubungan dengan pihak lain. Langkah utama yang diambil dalam strategi ini adalah mengalah untuk menang’.

5. Compromise (Neutral)

Dalam strategi ini, negosiator cenderung mencari solusi tengah dengan cara menyeimbangkan proporsi di kedua belah pihak.
Kelima strategi ini memiliki tempatnya masing-masing dalam suatu proses negosiasi. Ada waktunya dunia profesional menuntut akomodasi, kompromi, atau kolaborasi. Namun terlepas dari strategi yang anda gunakan, terdapat langkah-langkah yang menjadi teknik negosiasi. Dalam pembahasan berikutnya, saya akan menjelaskan 4 langkah dalam bernegosiasi.

Irnasya Shafira

Research & Development TALKINC

Pentingnya Teknik Negosiasi ( negotiation skill ) dalam Dunia Profesional

Apa itu negosiasi? Para penulis buku Getting to Yes mendefinisikan negosiasi sebagai komunikasi bertimbal balik yang didesain untuk mencapai kesepakatan ketika anda dan pihak lain memiliki kepentingan yang dimiliki bersama dan kepentingan yang berseberangan. Kami di TALKINC menggunakan definisi yang lebih luas dan tepat-guna untuk ilmu komunikasi dalam dunia profesional; negosiasi adalah interaksi tukar-menukar informasi yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan antara 2 pihak yang memiliki kepentingan yang saling menguntungkan.

Berangkat dari definisi ini, saya berargumen bahwa kemampuan negosiasi atau negotation skills adalah skill yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang yang berkecimpung di dunia profesional. Dalam website pemerintahan Queensland, disebutkan bahwa dalam bisnis, skill negosiasi sangatlah penting baik dalam interaksi informal keseharian dan transaksi formal seperti kondisi jualan, kontrak, pengiriman jasa, dan kontrak legal lainnya.

Negosiasi merupakan suatu keterampilan yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan komunikasi, karena jika dikaitkan kembali dengan definisi yang ada, interaksi merupakan hal yang vital dalam mencapai kesepakatan tersebut. Pentingnya keterampilan bernegosiasi juga dapat diartikan sebagai pentingnya mengetahui teknik-teknik komunikasi yang tepat untuk mencapai kesepakatan yang diinginkan.

Dalam beberapa seri artikel kedepan, saya akan menjabarkan fakta-fakta seputar negosiasi dalam ranah ilmu komunikasi. Pertama-tama saya ingin menyampaikan mengenai tipe-tipe komunikasi dalam proses bernegosiasi, yaitu:

a. Pasif

Tipe komunikasi pasif akan cenderung berbahasa yang ambigu dan tidak jelas. Tipe komunikasi ini memancarkan komunikator yang terkesan tidak percaya diri dan pasrah.

b. Agresif

Tipe komunikasi agresif ini lebih ke arah konfrontrasi dibandingkan dengan komunikasi dua arah, sehingga komunikator cenderung terlihat ‘mengabaikan pihak lain’.

c. Asertif

Tipe komunikasi asertif akan cenderung realistis dan tenggang rasa terhadap kedua belah pihak. Tipe komunikasi ini memancarkan komunikator yang terkesan percaya diri dan paham dengan materi.
Tiga tipe komunikasi ini adalah yang paling lazim terjadi baik akibat faktor internal dan eksternal. Dalam pembahasan selanjutnya, saya akan membahas 5 strategi komunikasi dalam negosiasi.

Irnasya Shafira
Research & Development TALKINC

Hobi MC dan Presenter yang akhirnya terwujud menjadi pekerjaan

Pertama kali bekerja di sebuah perusahaan reasuransi di tahun 2010 dan langsung mendapat tugas untuk MC sebuah acara RUPS dan Cocktail Party. Saat itu audience Coktail Party sebagian orang asing. Waduh, saat itu saya masih fresh graduate dan belum memiliki pengalaman, saya harus bagaimana nih? Langsung bingung dan gugup seketika. Saya masih belum ada bayangan sama sekali. Akhirnya saya tanya dengan orang kantor yang dulunya sudah pernah menjadi MC acara kantor bagaimana tips & trick nya. Saya ingat sekali saya bikin draft, menggunting karton untuk que card, memilih baju yang cocok untuk acara dan membuat event schedule. Alhamdulillahnya, acaranya berjalan lancar. Selain itu, saya juga pernah dipercayakan kembali sebagai MC di kantor sekarang. Namun, saya masih merasa kurang kemampuan saya sebagai MC yang professional.

Seiring jalannya waktu, saya ingin tahu bagaimana cara menjadi seorang MC/Presenter yang profesional. Karena terpikir bisa gak ya saya suatu hari nanti nyari duit dengan menjadi MC? Saya senang menjadi pusat perhatian tapi jika disuruh maju ke depan terkadang masih malu untuk berbicara.

Akhirnya di awal tahun 2019 ini saya memberanikan diri berdiskusi dengan suami untuk mengajukan pinjaman dari uang tabungan bersama untuk mengikuti program MC-TV Presenter. Saya melihat ini menjadi peluang untuk mengasah kemampuan untuk menghasilkan uang selain dari pekerjaan sehari-hari sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan yang menurut saya pekerjaan yang membosankan (maaf jadi curcol hehe). Yang saya tanamkan pada diri saya bahwa saya harus berhasil dan kejadian pada diri saya untuk menjadi seorang MC suatu hari nanti. Uang dari hasil MC harus bisa membeli rumah untuk keluarga dan mencukupi kebutuhan nya. Tanpa pikir panjang lebar, saya datang langsung dan mendaftarkan program MC-TV Presenter yang dibantu oleh Mas Taufik dan Mbak Nicky.

Setiap harinya saya tidak sabar menunggu hari Sabtu untuk hadir di kelas MC karena saya ingin tahu kira-kira pelajarannya akan seperti apa dan penasaran bagaimana dengan pengajarnya. Ternyata sejak saya mengikuti kelas dari awal hingga akhir, saya dapat berbagai macam pengetahuan yang seru seperti apa yang harus dimiliki seorang MC, teknik wawancara hingga Total Look seorang MC yang baik. Semua Encounter menarik dan sangat bermanfaat tapi yang paling favorit sih Encounter mengenai Building the Atmosphere dan When Things Gone Bad. Para murid diajarkan bagaimana sih membangun atmosfer sesuai tema acara. Misalnya nih, kita diberi kepercayaan untuk menjadi MC acara musik festival. Pertama kali kita harus tahu audiencenya anak muda/ gak, band pendukungnya siapa saja, sponsorship nya siapa saja, band yang paling ditunggu-tunggu siapa, dan yang terpenting adalah kita harus bisa membangun semangat audience agar tetap semangat dan enjoy nonton performance band favoritnya.

Di kelas ini juga diajarkan bagaimana kita dihadapkan situasi yang diluar kontrol kita saat sedang menjadi MC di sebuah acara. Karena menjadi MC itu, everything could be happened. Yang tidak disangka-sangka justru kejadian padahal sudah semaksimal mungkin dipersiapkan dengan baik. Entah itu tiba-tiba, mati lampu saat di panggung, audiencenya terlihat seperti tidak semangat dengan acaranya, atau perubahan jadwal MC secara mendadak. Serunya lagi nih, setiap muridnya disuruh maju ke depan kelas untuk simulasi menjadi MC sebuah acara dengan kondisi di luar control seperti yang disebutkan sebelumnya. Jadi secara langsung kita sebagai murid benar-benar disituasikan dengan keadaan nyata yang biasa terjadi di dunia MC.

Di akhir kelas, pengajar mereview setiap murid dan sharing bagaimana solusinya yang bisa dilakukan seorang MC untuk menghadapi hal – hal tersebut. Karena sebenarnya masih banyak lagi kejadian-kejadian di luar dugaan yang bisa mungkin saja terjadi, kita sebagai MC harus inisiatif dan kreatif. Ini yang paling saya ingat di Encounter tersebut. Menurut saya hal seperti ini belum tentu bisa didapat di tempat lain karena setiap praktisi selalu sharing pengalaman-pengalamannya sehingga kami yang terbilang masih awam pun terbayang dan berempati jika kita di posisi mereka akan seperti apa.

Sebenarnya saya sedih karena sudah berada di Encounter terakhir dan masih pengen mengikuti kelas TALKINC lagi. Hal yang membuat saya sedih dan bakalan kangen adalah sama pengajarnya yang luar biasa antusias mengajarkan murid-murid. Mereka asik diajak diskusi maupun sharing untuk menjadi MC yang professional. Mereka punya spirit dan energi yang positif sehingga kami sebagai murid terpacu untuk menjadi seorang MC kece. Selain itu setiap menginjakkan kaki di TALKINC, satpam dan penjaga Talk-Incnya ramah-ramah bangget. Apalagi Mas Taufik dan Mbak Nicky sangat helpful jika ditanyakan melalui Whatsapp yang berhubungan dengan kelas.

Sebentar lagi ujian, berarti ini tandanya saya harus bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah diajarkan oleh praktisi TALKINC di dunia nyata. Alhamdulillah, sudah ada job MC memanggil di bulan depan. Berkat TALKINC.Saya berharap one day bisa dikenang sebagai MC/Presenter lulusan TALKINC yang profesional, memiliki ciri khas dan berkualitas. Saya sama sekali puas dengan cara pengajaran praktisi TALKINC dan mungkin akan mengambil kelas lain untuk mempertajam kemampuan saya untuk tampil di depan publik. Terima kasih saya ucapkan untuk keluarga TALKINC terutama Pak Erwin dan Ibu Becky yang sudah mendirikan Talk Inc sehingga kami-kami ini yang masih junior dapat menggali ilmu How to be a Great MC/TV –Presenter yang tidak bisa kami dapat di luar sana.

Nia Deviana
MC-TV Presenter
Batch 101

Total Look For MC-TV Presenter

Pada artikel kali ini saya mau membahas di Encounter 8 pada modul 13 mengenai Total Look for MC-TV Presenter. Untuk menjadi MC-TV Presenter penting sekali penampilan karna dari penampilan bisa terlihat pembawaan masing-masing orang terlihat bagus, menarik, nyaman, enak dipandang ataupun sebaliknya. Penggunaan pakaian memang bisa menunjang penampilan seseorang, dari penampilan terutama dari berpakaian bisa terlihat juga karakteristik ataupun memiliki pengaruh terhadap suasana hati atau mood dari masing-masing orang tersebut, sebagai MC-TV Presenter sangat penting sekali untuk me-mix and match pakaian untuk terlihat menarik dan enak dilihat apalagi dalam membawakan suatu acara off-air maupun on-air.

Kalau kita sebagai MC-TV Presenter harus bisa me-mix and match pakaian sesuai dengan tema acara contohnya acara formal maupun non-formal. Harus pula bereksperimen dengan memadukan warna warna sesuai dengan tema acara dan suasana atau kondisi/keadaan cuaca. Pilihan warna pun juga menjadi hal yang utama untuk menentukan pilihan disetiap acara dan menyesuaikan dengan bentuk tubuh masing-masing orang-orang, dan yang menjadi warna andalan atau favorite saya adalah hitam karna saya sadar bahwa bentuk tubuh saya yang gak langsing ini loh jadi saya memilih warna yang aman dan terlihat kurus heheheh.

Tidak hanya warna, bahan pakaian pun juga mempengaruhi dengan pembawaan kita untuk tampil didepan umum, karna akan terlihat pakaian tersebut enak dilihat, dipakai ataupun tidak dan orang-orang yang hadir disebuah acara tersebut juga akan menilai baik atau buruknya kita dalam berpenampilan. Saya lebih suka memilih model pakaian yang mengikuti bentuk/lengkuk body saya yang menurut kebanyakan orang atau teman-teman dekat saya, cocok sekali kalau saya memakai baju model tersebut karna terlihat sexy dan sesuai dengan karakter pribadi saya. Model pakaian itu biasanya kebanyakan yang saya pakai adalah dress feminine/sexy dress. Sebenarnya menurut teman-teman bilang kalau bentuk tubuh saya itu tidak kurus dan tidak gemuk juga, jadi cocok sekali saya memakai model pakaian yang disebut dengan Glamour look seperti yang disampaikan facilitator Mba Arie. Mudah-mudahan melalui Talkinc ini saya bisa menjadi MC-TV Presenter yang professional dan handal dengan tidak hanya membawakan acara saja tetapi bisa konsisten dengan penampilan yang menarik dari cara berpakaian saya.

-Rani Rahmat, Professional MC – TV Presenter batch 101

Materi how to create your script sangat membantu

Menjadi seorang wanita (istri) sekaligus sebagai ibu adalah suatu hal yang mulia bagi semua wanita, namun berjalannya waktu didalam hati saya terbesit ingin produktif seperti dulu lagi. Bukan soal banyaknya nilai “rupiah” yang di bawa pulang, akan tetapi lebih kepada kebahagiaan tersendiri ketika seorang wanita bisa menjalankan passion-nya bahkan mendapatkan penghasilan dari passion itu sendiri, sehingga tangan ini tidak selalu berada dibawah menunggu “transfer suami” setiap bulannya. Untuk memotivasi diri sendiri supaya bisa produktif lagi saya tanamkan di fikiran ini “Jadi wanita cantik, bisa memasak, bisa ngurusin keluarga itu biasa, tapi kalau ditambah bisa cari uang sendiri itu baru luar biasa”.

 

Bekerja full-time seperti dulu lagi pasti tidak memungkinkan karena tanggung jawab saya mengurus keluarga merupakan prioritas utama. Saya senang melakukan pekerjaan yang saya sukai namun tidak mengabaikan keluarga. Ya… saya ingat 8 tahun yang lalu, saya selalu tampil MC acara “Baralek” (wedding minang), acara semi formal dan formal di tanah kelahiran saya di “Ranah Minang”, dengan tekad yang bulat saya yakinkan diri untuk belajar terlebih dahulu di Talkinc, banyak ilmu yang sangat bermanfaat yang saya peroleh disini dikarenakan fasilitator hebat dan berkompeten yang disiapkan oleh Talkinc mulai dari Encounter 1 – Encounter 8.

Dari semua fasilitator yang disiapkan oleh TALKINC, ada salah satu yang sangat saya kagumi yaitu Lala Tangkudung Encounter 4 “How to create your script”, selama ini saya selalu kesulitan dalam membuat bridging saat nge-mc dan selalu bingun dalam penggunaan kata-kata yang tepat untuk menghasilkan kalimat yang indah. Nah dengan Mba Lala saya sangat takjub ketika melemparkan 1 kata saja, ternyata bisa tercipta berbagai kalimat cerita dari sudut pandang yang berbeda. Jadi semenjak saat itu saya terus berlatih kosakata dan tidak ada alasan untuk kehabisan kata-kata, karena semua itu berawal dari “Bisa karena terbiasa”.

Akhir kata, terimakasih kepada semua keluarga besar TALKINC yang telah menyiapkan fasilitator yang sangat berkompeten, semoga ilmu yang telah saya peroleh dapat saya terapkan dipanggung nantinya. Semoga keberuntungan berpihak kepada saya sehingga bisa menjadi MC professional kebanggaan TALKINC dan pastinya saya sangat merindukan suasana selama disini.

Iis Maulana, Professional MC-TV Presenter Batch 99

Public Speaking – The Overview dan Profile Mapping materi favorit

Berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari TALKINC adalah kebanggan tersendiri untuk saya. Jujur dua tahun kebelakang, kerinduan untuk kembali belajar dan menambah value dibidang Public Speaking sangat besar dan TALKINC menurut saya adalah tempat yang tepat.

Kata orang, kesan pertama selalu jadi yang tak terlupakan dan itu pula yang terjadi pada saya saat hari pertama. Berjumpa dengan Mbak Lala Tangkudung sebagai facilitator untuk materi Public Speaking – The Overview dan Profile-mapping (Individual video recording), saya diingatkan kembali pada teori-teori dasar yang terlupakan.

Dibawakan dengan santai dan menarik pertemuan pertama terasa sangat menyenangkan dan membuat saya ingin kembali hadir dipertemuan berikutnya yang ternyata juga tidak kalah menarik dan bermanfaat. Setiap minggu kami semua ditantang untuk meng-upgrade kemampuan berbicara didepan umum dengan langsung melakukan role play di depan kelas dan ini sangat berguna.

Bergabung bersama TALKINC juga menyadarkan saya bahwa menjadi public speaker tidak hanya tentang bagaimana berbicara di depan umum, namun juga bagaimana untuk mendengarkan masukan dan mau terus belajar agar unsur 3H (Head, Heart, Hand) bisa tercapai.

Terimakasih TALKINC!

Outbound Training sangat efektif meningkatkan kerekatan team kerja organisasi

Sudah dari tahun lalu kami menggiatkan divisi outbound training untuk organisasi perusahaan yang ingin membuat suasana kerja antara team member menjadi lebih solid, paham masing-masing kepribadian sehingga suasana kerja menjadi lebih kondusif dan meningkatkan kinerja perusahaan secara internal maupun eksternal.

Untuk kami selaku perusahaan jasa training yang sudah berkiprah selama 16 tahun dalam membantu banyak organisasi dari berbagai bidang untuk mahir berbicara dan meningkatkan rasa percaya diri dll selalu melakukan banyak modul-modul baru termasuk divisi outbound. Bulan lalu kami mendapat kepercayaan melakukan outbound training 1 hari kepada UNDP di Indonesia. Seperti kita tahu, organisasi dari PBB ini berisikan banyak kultur dari dalam dan luar negeri sehingga keragaman budaya dan kepribadian menjadi sangat dinamis.

Berlangsung di Cirebon, sisi pertama dimulai dengan saya memberikan sesi tentang pentingnya pemahaman tentang 4 tipe kepribadian manusia yang dijabarkan oleh Hipocrates di jaman Romawi Kuno, penjabaran yang terdiri dari sanguine, choleric, melancholy, phlegmatic dimana ini tertuang dalam buku yang pernah saya tulis dengan judul “understanding people-strategi taktis dalam berkomunikasi dengan berbagai kepribadian” Buku yang saya tulis 3 tahun lalu menjadi National Best Seller hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan. Dibuku ini yang merupakan hasil obeservasi saya dilapangan selama 18 tahun menyimpulkan bahwa kepribadian manusia sangat erat kaitannya dengan cara mereka berkomunikasi. Saya kemudian mengganti istilah tersebut menjadi si Kuat, Gesit, Rinci dan Damai, untuk memudahkan masyarakat Indonesia lebih paham akan makna sesungguhnya. Kesimpulan saya kegagalan kita dalam berkomunikasi karena punya kecenderungan untuk berbicara berdasarkan apa yang ingin kita sampaikan tanpa mempertimbangkan kepribadian lawan bicara.

Sesi dimulai yang terdiri dari hampir 100 orang, ini merupakan 1 kantor UNDP Representative Indonesia yang terbagi atas 2 divisi, Project dan Support. Mereka kami minta untuk mengisi form post test identifikasi kepribadian. Ada 26 soal multiple choice yang harus diisi terlebih dahulu. Kemudian setelah terbagi atas 4 kategori besar, masing-masing kelompok ini saya minta untuk maju dan kelompok lain diminat untuk memberikan komentar tentang mereka, begitu seterusnya.. Kelas menjadi meriah karena masing-masing peserta mulai paham bahwa ada tendesi komunikasi dengan cara kepribadian seseorang. Misalnya pribadi yang “damai/phlegmatic “ akan berbicara dari hati, tenang, cenderung monoton dan penampilan yang bersahaja. Dst. Sesi berjalan semakin meriah dengan banyak insight yang mencerminkan 4 tipe tersebut. Termasuk group discussion dari masing-masing kelompok, presentasi dari tugas yang diberikan dikelas hingga cara “menaklukkan” mereka. Sesi berlangsung selama hampir 3 jam.

Selanjutnya peserta di bagi lagi menjadi 10 kelompok untuk melakukan sesi outdoor dan outbound dengan 5 tahapan permainan yang meminta untuk kerjasama team dan kekompakkan dalam 1 organisasi. Sesi ini menjadi lebih meriah karena terlihat kompetisi dari masing-masing kelompok untuk menjadikan team mereka sebagai pemenang dari 5 games yang kami berikan berikut atribut yang harus dikenakan.

Menyaksikan banyak leader dari berbagai negara dan suku di indonesia memberikan warna tersendiri dalam dinamika outbound kali ini, sangat jelas terlihat keinginan yang besar dari masing-masing peserta untuk berbicara atas nama organisasi, dengan kekompakan yang ada, karena dalam sesi outbound di games yang terakhir 10 kelompok ini melebur menjadi satu untuk menyalakan obor dan membentangkan logo UNDP di tiang yang sudah kami siapkan , melalui rintangan yang tentunya sudah kami siapkan.

Belajar lagi, re-fresh lagi, keluar dari aktivitas rutin, berada di tempat yang jauh dan berbeda adalah salah satu tujuan outbound yang sering kami lakukan. Kesuksesan dalam penyelenggaraan acara ini yang sangat ditentukan oleh keterbukaan masing-masing perusahaan untuk menyampaikan terlebih dahulu tentang tujuan diadakan, pemetaan dari gaya leadership masing-masing divisi untuk diselaraskan dengan sesi training indoor maupun outdoor.

Erwin Parengkuan ” Public Speaker, MC TV Presenter & Founder TALKINC”